•part 34

4.6K 286 18
                                    

Tidak selamanya menggemgam adalah cara yang dilakukan untuk orang kita sayang. Tetapi kadang, melepaskan dan merelakan adalah cara agar kita bisa melihat orang kita sayang bahagia.

Ayla duduk sambil menatap Althar yang belum sadar di atas ranjang pasien itu dengan harap-harap cemas.

Tak lama kemudian, Althar membuka matanya dan mendapati Ayla sedang menggenggam erat sebelah tangannya sambil menunduk.

Althar diam untuk beberapa lama sambil memperhatikan Ayla yang tampak cemas.

Ayla yang merasa ada pergerakan dari tangan Althar pun mengadahkan kepalanya dan mendapati Althar sedang bergeming sambil menatapnya teduh.

"Al, kamu udah sadar?" tanya Ayla sambil tersenyum lega menatap Althar.

Karena masih kesal dengan keputusan Ayla yang memilih untuk berpacaran dengan Kelvin, Althar segera menarik tangannya dari genggaman Ayla dan langsung memasang wajah dingin yang membuat Ayla terkejut melihat perilaku Althar padanya.

Althar sempat meringis kesakitan karena bahunya yang masih terasa sangat nyeri. "Al, kamu jangan banyak gerak dulu." ujar Ayla pelan memberi tahu Althar.

"Alina mana?" tanya Althar dingin yang membuat Ayla tak percaya dengan apa yang Althar tanyakan.

"A..Alina? Dia..keluar sebentar cari minuman." jawab Ayla dengan ekspresi tak percaya.

"Kamu juga." ujar Althar dingin.

"Aku apa?" tanya Ayla bingung.

"Keluar." jawab Althar masih dengan nada yang sama.

"Kamu mau aku beliin minuman juga?" tanya Ayla tak mengerti.

"Aku mau kamu keluar!" ujar Althar dengan nada dingin dan penekanan disetiap katanya.

"Apa?" tapi-"

"Kamu udah sadar?" tanya Alina yang baru tiba diruangan itu.

Ayla menatap ke arah Alina dan Althar secara bergantian dengan rasa kesal kemudian gadis itu pergi dengan langkah besar-besar dan air mata yang sudah membanjiri wajahnya.

"Itu..Ayla! Kamu mau kemana?" tanya Alina sambil berteriak ingin mengejar Ayla.

Ayla tidak menjawab dan terus berjalan keluar ruangan itu.

"Al, dia itu orang yang jaga kamu dari dua jam yang lalu. Kok kamu biarin pergi?" tanya Alina bingung.

"Kamu gakpapa?" jawab Althar dengan pertanyaan.

"Aku gakpapa Al, tapi-"

"Muka kamu, obatin." selak Althar sambil menununjuk wajah Alina dengan dagunya.

××××

Ayla terus menangis hingga masuk kedalam sebuah taxi.

Kemudian taxi yang Ayla tumpangi berhenti disebuah rumah besar berwarna cokelat muda. Ayla segera turun dan langsung memeluk Nadifa yang sudah menunggunya di teras depan rumahnya.

"Lo kenapa sih Ay?" tanya Nadifa khawatir.

"Peh..gue..sakit!" jawab Ayla terbata karena isakan tangisnya sambil terus memeluk erat tubuh sahabatnya itu.

"Yaudah kita masuk ke dalam ya? Yaampun Ay-Ay kok bisa sih." ujar Nadifa sambil merangkul Ayla masuk ke dalam kamarnya.

"Jadi lo cemburu karena Althar kaya gitu sama lo?" tanya Nadifa pada Ayla yang meminum minumannya.

"Lo pikir, gak sakit apa? Yang nungguin dia gue Peh! Sekarang dia udah berubah. Dia bahkan gak pernah nanya apa pun tentang gue." kesal Ayla mengeluarkan apa yang ia rasakan pada sahabatnya itu.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang