•part 27

4.8K 275 13
                                    

Maaf hanyalah sebuah kata yang diucapkan ketika kita sudah tahu apa artinya sebuah penyesalan yang terjadi.

××××

Althar membuka kedua matanya perlahan dan mendapati Widya dan David sedang menatapnya sambil tersenyum lebar.

Sesaat kemudian, Kepala Althar terasa pusing entah karena apa. Namun pria itu bisa kembali mengoptimalkan rasa pusing yang mendera itu dan kembali menatap ke arah Widya dan David datar.

"Althar? Ada yang sakit?" tanya Widya dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

Althar hanya menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan Widya.

Pandangannya masih agak memburam, bahkan ingatannya sedikit kacau untuk mengingat mengapa dirinya bisa berada di ruangan seperti ini. Tapi ia masih ingat dirinya siapa dan orang yang bersamanya siapa.

Althar mencoba memejamkan matanya sekali lagi kemudian membukanya. Namun pusing itu kembali mendera kepalanya. Dan Althar, tetaplah Althar jika ada sesuatu yang mengharuskannya untuk berbicara, baru ia akan berbicara. Walaupun tubuhnya sakit, ia tidak akan berbicara jika tidak ditanya.

Melihat Althar seperti itu, Widya kembali memanggil dokter untuk memeriksa lagi keadaan Althar.

Dan tidak lama kemudian pun dokter yang dipanggil datang dan langsung memeriksa Althar.

Selesai memeriksa keadaan Althar, dokter tersebut menyuntikkan sesuatu ke tubuh Althar kemudian berbicara kepada Widya dan David.

"Althar harus banyak beristirat dan harus banyak mengonsumsi buah-buahan agar tubuhnya kembali kuat karena efek trauma dari kecelakaan dan komanya itu. Untuk obat, kami hanya akan memberinya beberapa kapsul, selebihnya akan diberikan suntikan. Jika ada sesuartu yang terjadi lagi, panggil saja saya." ujar dokter itu lada keduanya.

"Terima kasih dok." ujar David sambil berjabat tangan.

Setelah dokter itu menyuntikkan ke selang infusnya dengan sebuah cairan yang tidak ia ketahui namanya, rasa pusing itu perlahan menghilang bersamaan pandangannya yang kian jelas.

Kemudian Widya datang menghampirinya sambil membawa sepiring buah-buahan segar.

"Kak, makan ya?" ujar Widya yang membuat Althar mengingat akan sesuatu. Widya memanggilnya kakak, berarti ingatan ibunya itu sudah kembali.

"Mama ingat?" tanya Althar yang baru kali pertamanya berbibicara setelah tidur panjangnya.

"Iya, mama udah ingat semuanya." balas Widya sambil tersenyum.

"Udah itu gak penting, yang penting sekarang kamu harus sembuh." ujar Widya.

××××

Ayla mengikat rambutnya dan duduk disebuah taman seorang diri sambil membaca sebuah komik yang dibawanya dari rumah dengan mengenakan earphone yang menyumbat telinganya.

Sesekali ia meminum pop ice strawberry yang ia letakkan di sampingnya.

Kemudian suara seorang laki-laki memanggil namanya dari atas tempatnya duduk.

Perlahan Ayla melihat ke arah atas dan mendapati Danu sedang duduk di atas pohon itu sambil memegang sebuah kaleng minuman di tangannya.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang