•part 16

5.2K 308 22
                                        

Udara panas yang berada di luar ruangan menusuk masuk ke dalam ruang kelas yang saat ini sedang tidak ada guru.

Sangat gaduh, berantakan. Itulah yang menggambarkan ruangan kelas kelas Ayla.

Gadis itu beserta keempat temannya tidak perduli dengan keadaan gaduh dikelasnya. Karena itu sudah biasa terjadi jika mendapat jam pelajaran kosong apalagi guru yang tidak masuk adalah guru killer. Itu adalah suatu mukjizat langka baginya.

Ada yang sedang menyanyi sambil memukul-mukul meja seperti sedang bergendang, ada juga yang sibuk berteriak agar teman-temannya tidak ribut, dan yang terjadi suara mereka hanya menambah keributan saja. Dan ada juga yang sedang tertidur di tengah ruangan yang sangat berisik seperti itu.

Seperti biasa, kegiatan Ayla dan keempat temannya jika sedang duduk-duduk adalah bergosip. Bergosip tentang apa saja, tetapi akhir-akhir ini, mereka sibuk menggosipkan Ayla. Dan gadis itu hanya pasrah saja.

"Eh, Gerald kenapa sih? Tadi pagi gue manggil dia sambil nepuk pundak dia gitu terus dia malah marah-marah ke gue, padahal pelan deh kayanya gue pukul." laporan Erina pada teman-temannya.

Nadifa hanya diam ditempatnya dan memberikan tatapan malas kepada teman-temannya itu.

"Fa, lo kenapa? Lesu banget sih?" tanya Sannica penasaran.

"Bisa gak sih lo tu gak usah gosip mulu! Gak tau dosa kali!" jawab Nadifa sambil marah-marah dan pergi menuju keluar kelas.

"Sowot banget sih tu bongsor! Ditanya apa di jawab apa." kesal Erina sambik meninggikan suaranya agar di dengar oleh Nadifa.

"Tau tu! Pms kali." balas Sannica ikut-ikutan.

"Udah deh kalian. Mungkin dia lagi bad mood. Biarin aja dulu." ujar Azzalina menenangkan.

Ayla yang mulai aneh dengan kelakuan sahabatnya itu hanya diam tanpa memberikan komentar apa pun tentang Nadifa.

"Sama noh kaya Gerald, sama-sama lagi pms!" celetus Erina lagi.

"Hahaha bisa gitu barengan." balas Sannica sambil terkekeh geli.

"Lo kenapa Ay, kok bengong?" tanya Azzalina yang melihat Ayla melamun.

"Itu..gue...kebelet. Bentar ya!" ujar Ayla yang baru tersadar dari lamunannya dan beranjak dari tempatnya menuju ke luar kelas.

Ketiga temannya hanya menatap aneh gadis itu. Hingga kemudian Erina mulai berbicara lagi. "Hari ini kayanya mereka pada keracunan makanan deh, aneh semua gue liat!" kesal Erina sambil meninggalkan Sannica dan Azzalina.

××××

Althar duduk di barisan paling belakang sambil memakai earphone miliknya.

Matanya menatap ke arah jendela luar yang menampilkan para murid yang sedang berolah raga sedang bermain sepak bola dan ada yang hanya duduk-duduk saja dipinggir lapangan.

Dari arah lain, Nathline sedang mengerjakan tugasnya sambil sesekali matanya mencuri-curi pandang ke arah Althar yang sedang sibuk menatap ke arah jendela dengan wajah yang sangat tenang.

Jujur menurutnya, Althar berlipat kali lebih tampan jika sedang tenang sekali seperti saat ini.

Nathline kembali memfokuskan diri untuk segera menyelesaikan tugasnya dan berhenti menatap Althar yang malah membelakanginya.

Althar bisa sesantai itu karena, ia sudah mengerjakan tugas yang diberikan pak Ujang lebih awal, sehingga ia tidak perlu lagi mengerjakan apa pun.

Saat matanya sedang sibuk melihat ke arah luar kelas yang tampak sangat indah dipandang, suara besar yang berasal dari pengeras suara dan juga berasal dari kantor guru memanggil namanya. "Panggilan kepada Althar Mahesa Dirgantara harap ke ruang kepala sekolah. Terima kasih."

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang