•part 38

4.8K 331 44
                                    

Iklaskanlah dia yang bukan milikmu. Relakan dia bahagia bersama orang yang bisa membuatnya bahagia. Karena, dengan memaksanya tetap bersamamu, kebahagiaan yang kau dapatkan takkan berarti apapun.

××××

Sore itu, Althar baru tiba di halaman rumah Ayla dengan membawa sebuah keranjang berisi buah-buahan segar dan segera bergegas masuk ke dalam rumah Ayla untuk melihat keadaan gadis itu.

Saat ingin mengetuk pintu rumah Ayla, kegiatannya terhenti ketika kedua matanya menangkap sosok Kelvin yang baru saja tiba di rumah Ayla dan ingin masuk ke rumah itu juga.

Tanpa berbicara apa pun Althar langsung menghampiri Kelvin yang baru turun dari mobilnya sambil membawa sebuah buket bunga dan sekotak cake dengan langkah besar dan menghajar wajah pria itu hingga Kelvin tersungkur dihadapannya.

"Pergi!" titah Althar dingin yang membuat Kelvin menyeringai dan bangkit dari tempatnya.

"Lo siapa perintahin gue seenaknya?" tanya Kelvin dengan nada songongnya.

Althar yang tidak bisa menahan emosinya lagi-lagi memukul Kelvin karena ingin membalas perbuatan pria itu pada Ayla.

Kelvin yang tak terima pun membalas menyerang Althar dengan sebuah pukulan keras yang mengenai ujung bibir Althar yang membuat darah segarnya mungucur dari sana. Tak cukup sampai disitu saja, dengan peluang itu Kelvin mengambil kesempatan untuk memukul wajah Althar berkali-kali. Namun, bukannya merasa kesakitan, Althar malah menyunggingkan senyuman langkanya pada Kelvin. "Pengecut!" ujar Althar sakartis.

Althar segera menegakkan kepalanya dan menendang perut Kelvin dengan menggunakan sebelah kaki jenjangnya yang membuat Kelvin kembali terjatuh.

"Anjing! Mau lo apa hah?!" teriak Kelvin yang berusaha bangkit lagi dari posisinya.

Kelvin menarik kerah kemeja Althar dan kembali melanjutkan kata-katanya. "Jangan ikut campur sama urusan gue dan pacar gue!" ancam Kelvin tegas.

Althar kembali tersenyum miris dan berbalik menarik kerah baju Kelvin. "Pacar?" tanya Althar sambil menaikkan alisnya dengan memasang wajah seperti meremehkan Kelvin.

Karena merasa sangat terhina, Kelvin kembali memukul wajah Althar untuk kesekian kalinya. Namun, saat ingin kembali memukul pria itu, Alina dan Maya datang untuk melerai keduanya.

Althar berdiri ditempatnya sambil menatap Kelvin dengan tatapan kebencian bersama Alina yang panik melihat wajahnya yang banyak dialiri darah.

Sedangkan Kelvin ikut menatap Althar kesal namun, masih menjaga sopan santunnya pada Maya yang berada di hapannya.

Karena tidak sanggup menahan emosinya, Maya yang dari tadi memerhatikan Kelvin langsung menampar wajah pria yang menjadi pacar dari putrinya itu dengan wajah yang sudah merah padam karena luapan emosinya yang membeludak. "Saya kecewa sama kamu. Saya pikir kamu akan membawa dampak yang lebih baik lagi sama Ayla, karna kamu lebih dewasa daripada dia. Ternyata saya salah. Kamu bahkan gak punya rasa tanggung jawab sedikitpun!"

"Sekarang, saya mau kamu pulang dan jangan pernah temui putri saya lagi. Karna sekali saya tidak percaya sama kamu, selamanya juga tetap akan sama." sambung Maya dengan penekanan disetiap katanya sambil mengepal kedua tangannya.

"Tapi tante yang mulai-"

"Tolong kamu pergi sebelum saya bertindak lebih jauh." ancam Maya yang membuat Kelvin pamit dengan mencium punggung tangannya dan pergi dari sana.

"Sabar tante. Tante harus tenang jangan sampai Ayla liat tante kaya gini. Nanti dia malah khawatirin tante." ujar Alina lembut sambil menenangkan Maya dan membawa ke dalam rumahnya yang diikuti oleh Althar.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang