•part 11

7.4K 348 5
                                    

Sesuatu yang membuat kita nyaman, tidak selamanya akan menjadi pilihan kita.

Tetapi, sesuatu yang membuat kita sayang, akan sulit untuk dilepaskan.

                    ×××

Udara sejuk di pagi hari membuat semua orang malas untuk bangun lebih awal. Tetapi hari ini Ayla bangun pagi-pagi sekali untuk berolahraga sebelum berangkat ke sekolahnya.

Ayla melewati rumah-rumah yang berbaris rapi di pinggir jalan yang masih berada dalam kawasan kompleks rumahnya.

Saat sedang berlari-lari, dari arah belakangnya ia mendengar ada seseorang yang memanggil namanya. Dan yang dipanggil namanya pun mencari asal suara yang memanggil namanya itu.

Gerald menghampirinya sambil tersenyum ramah.

"Lo lari juga Rald?" tanya Ayla ketika Gerald sampai di hadapannya.

"Iya. Lo mau pulang?" tanya Gerald.

"Iya ni gue udah selesai." jawab Ayla apa adanya.

"Oh ya Ay, gimana liburan lo?" tanya Gerald membuka topik baru.

"Seru banget!" jawab Ayla antusias.

"Oh ya? Ke Bandung kan?"

"Iya. Gak jauh sih memang tapi seru lah hehe." balas Ayla sambil tertawa sendiri.

"Seru banget, emang lo kemana aja?" tanya lagi Gerald.

"Kemana ya? Kepo deh lo." jawab Ayla sambil mengarahkan pandangannya ke sekitarnya dan memberikan senyum jailnya kepada Gerald.

"Yeh lo gitu sekarang." balas Gerald sambil memasukkan kedua tangannya ke saku trainingnya.

"Haha ambekan lo Rald, gak berubah dari dulu. Gue main-main di sekitar villa doang bareng sama seseorang." jawab Ayla dengan wajahnya yang sudah berubah warna menjadi merah padam karena teringat oleh sosok Althar yang baru saja melakukan panggilan vidio dengannya kemarin malam.

"Maksudnya lo dapet temen baru?" tanya lagi Gerald.

Saat hendak menjawab pertanyaan dari Gerald, ponselnya berdering menandakan ada panggilan yang masuk.

Ayla mengangkat panggilan yang merupakan dari Maya itu yang menyuruhnya untuk pulang dan Ayla segera meng-iyakannya.

"Aduh Rald sorry ya gue pulang dulu, bunda udah telpon ni. Nanti deh di sekolah kita jumpa lagi." ujar Ayla setelah mengakhiri panggilan telponnya dan beranjak dari tempatnya menuju ke rumahnya.

"Iya, hati-hati Ay!" balas Gerald.

                       ×××
Althar duduk disebuah kursi kayu yang berada di dapur rumahnya.

Dihadapannya Widya tampak sangat senang karena kondisinya yang sudah lebih baik dari sebelumnya dan bahkan ia sudah bisa duduk di meja makan bersama putra kesayangannya itu.

Widya memberikan sebuah piring yang berisi nasi goreng yang merupakan makanan kesukaan Althar.

"Kalau sarapan pakai roti doang gak kenyang, ini memang bi Yemi yang buat tapi resepnya punya mama kok. Nanti kalau mama udah bisa masak, mama buat yang banyak buat kamu." ujar Widya sambil tersenyum lebar dan menuangkan segelas air putih untuk putranya itu.

Meski ingatannya belum pulih, namun Widya terus berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Althar.

Althar hanya memasang tampang datar dan memakan nasi goreng yang telah disiapkan oleh ibunya.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang