•part 20

5.3K 277 13
                                    

Siapa pun itu, tidak ada yang bisa memaksakan atau merencanakan akan datangnya sebuah perasaan. Karena rasa itu muncul dari hati yang sangat tulus.

××××

Ayla membentang sebuah kemeja berwarna army dan sebuah boomber berwarna hitam di atas ranjangnya.

Tidak ada niatan untuk mencuci pakaian itu. Karena pada pakaian itu masih tercium aroma parfum Althar yang sangat ia kenali baunya.

"Miss you." ujar Ayla pada dirinya sendiri dan terus menatap pakaian yang ada didepannya itu.

Tidak lama kemudian, ponselnya berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk dengan nama AltharMhsa di layar ponselnya. Ayla segera mengangkat panggilan itu.

"Ay?" panggil Althar dari balik benda pipih itu.

"Hmm? Kamu udah nyampek?" tanya Ayla.

"Belum."

"Ada apa?" tanya Ayla lagi.

"Kamu belum tidur?" tanya Althar balik.

"Belum ngantuk. Kamu kenapa gak tidur?"

"Gak bisa." jawab Althar ringan

"Kenapa?"

"Keinget kamu." jawab Althar yang terdengar datar namun bisa membuat Ayla salah tingkah.

"Udah jago gombal kamu ya." ujar Ayla menutupi rasa senangnya.

"Aku jujur." balas Althar polos.

"Ih yaudah gak usah dibahas." ujar Ayla karena malu.

"Ay?"

"Iya?"

"Ngomong yang banyak." perintah Althar.

"Apa? Kamu ngeledek aku? Maksud kamu aku banyak ngomong gitu?" tanya Ayla beruntun karena kesal.

Althar hanya diam tanpa mengucapkan apa pun.

"Ihh Althar! Kok gak jawab sih! Aku marah ni." ancam Ayla pada Althar.

"Aku cuma mau denger kamu bicara." balas Althar.

"Buat apa?"

"Biar aku ngantuk." bohong Althar.

"Dia lagi muji atau ngehina gue sih?" heran batin Ayla.

"Tunggu bentar ya." ujar Ayla.

"Kenapa?" tanya Althar yang tidak dihiraukan oleh Ayla.

Ayla kembali menggantungkan pakaian Althar di dalam lemarinya dan berbaring di atas tempat tidurnya, kemudian manarik selimutnya dan mematikan lampu yang mengisi cahaya di dalam ruangan kamarnya.

"Kamu mau aku ngomong apa?" tanya Ayla yang yang mulai berpikir positif.

"Apa aja." jawab Althar.

"I love you my could boy. Jangan pernah berubah tetap jadi Altharnya aku." ujar Ayla dengan wajah dan telinga yang sudah memanas hingga menjadi merah padam.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang