•part 43

4.5K 240 7
                                    

'Kamu itu kaya warna pink, bikin gemes!'

Ayla Larassati.

××××

Pagi hari yang sangat cerah, Althar sudah menunggu didepan halaman rumah Ayla sambil mengenakan seragam sekolahnya.

"Ayah kirain kamu lagi deket sama cowok lain. Ternyata masih sama." ujar Agung yang membuat Ayla risih.

"Ih ayah udah. Gak enak kalau dia denger. Nanti dikirain aku gak laku lagi karena jalannya sama dia doang." balas Ayla berusaha mengecilkan volume suaranya agar Althar tidak mendengar percakapan ayah dan anak itu.

Althar tersenyum geli mendengar pernyataan dari Ayla yang terdengar jelas olehnya.

"Ayok Al." ajak Ayla berusaha cepat agar Agung tidak mengganggunya lagi.

"Eh Althar tunggu." ujar Agung setelah Althar menyalaminya dan hendak memasuki mobilnya.

"Motor kamu kemana? Om kirain kamu siapa. Laki-laki itu lebih gagah kalau naik motor." ujar Agung sambil menyombongkan dirinya, padahal dirinya sendiri pun selalu menaiki mobil.

"Gak dikasih bawa motor lagi om." jawab Althar seadanya.

"Loh kenapa? Dulu ya, om waktu masih muda juga selalu jemput tante Maya pake motor. Keren banget itu."

"Ayah! Nanti telat loh ke kantor. Aku sama Althar juga mau buru-buru nih!" jawab Ayla sambil menghentak-hentakkan kakinya karena kesal.

"Om, permisi. Assalamualaikum." pamit Althar sopan kemudian pergi bersama Ayla menuju sekolahnya menggunakan mobilnya.

××××

Althar dan Ayla tiba disekolahnya dan sudah disambut oleh seseorang yang tak diinginkannya.

"Loh, kok lo pergi sama Althar? Wah telinga lo terbuat dari apaan sih? Lo gak bisa-" ucapan Claudia lagi-lagi terhenti ketika melihat Althar menarik tangan Ayla dan pergi melewatinya begitu saja.

Althar dan Ayla berjalan menuju kelasnya sambil bergandengan tangan yang membuat murid-murid lainnya membicarakan mereka.

"Hei-hei anak muda! Ngapain kalian pegang-pegangan tangan disekolah pagi-pagi gini hah? Kalau mau pacaran, jangan disini!" ujar Bu Endang sambil memegang sebuah rotan ditangannya yang membuat Ayla buru-buru melepaskan pegangan tangan itu.

"Apanya yang pegang-pegang sih buk? Kita gak pegangan. Ya gak Al?" tanya Ayla sambil memukul pundak Althar sebagai isyarat untuk meng-iyakan alasan dustanya itu.

Althar hanya mengangguk ke arah Bu Endang dengan tampang datar namun sudah membuat guru galak itu memepercainya.

"Kalau Althar yang bilang, baru saya percaya." ujar Bu Endang sambil menatap Ayla jengkel. "Kalau kamu! Siapa yang mau percaya sama kamu." ujar Bu Endang sambil menunjuk ke arah Ayla yang membuat Althar menatap heran ke arah gadis disampingnya itu.

"Yaudah deh buk. Permisi." ujar Ayla kemudian kembali berjalan meninggalkan Althar dibelakangnya.

"Udah punya suami juga, masih suka aja sama yang kinclong!" gerutu Ayla kesal dengan langkah lebarnya.

"Kamu ada salah apa?" tanya Althar yang tiba-tiba sudah berada disamping Ayla.

"Ampun Buk!" kaget Ayla sambil mengelus dadanya sendiri. "Ih Althar kaget tau gak!" sambung Ayla kesal yang membuat Althar terkekeh karenanya.

"Tadi kamu tanya apa?" tanya Ayla karena tidak mendengar pertanyaan Althar.

"Kamu-"

"Heh Ayla! Lo gak usah sok cantik deh! Lo pikir lo siapa? Kenapa lo harus nempel terus sih kemana-mana sama Althar?" sambar Claudia yang tiba-tiba memotong ucapan Althar.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang