•part 10

7.8K 367 3
                                    

-Semester Baru-

Terlihat seorang pria mengenakan peci berwarna hitam tengah melakukan ibadahnya.

Meski termasuk orang yang cuek, tetapi Althar tidak pernah melupakan kewajibannya untuk shalat.

Selesai dengan menjalankan kewajibannya, Althar segera mengganti pakaiannya dengan seragam putih abu-abunya.

Althar yang sudah lengkap dengan seragam dan ransel hitamnya segera menuju ke kamar Widya untuk memeriksa keadaan ibunya itu.

Terdengar suara deritan pintu yang terbuka. Widya melihat ke arah pintu itu dan mendapati Althar yang sudah lengkap dengan seragamnya.

"Kamu mau pergi sekolah?" tanya Widya parau.

"Iya."

"Udah sarapan?"

"Belum."

Althar duduk di sofa hitam yang ada di dalam kamar Widya.

Tak lama kemudian, bi Yemi masuk sambil membawa sebuah nampan yang berukuran lumayan besar yang di dalamnya terdapat satu mangkuk bubur, dua gelas susu dan satu buah piring dengan beberapa roti di atasnya.

"Maaf ganggu, ini makanannya den, nyonya." ucap bi Yemi sambil meletakkan nampan itu di atas meja yang ada di hadapan Althar.

"Iya bi gakpapa." balas Widya lemah.

Bi Yemi keluar dari ruangan yang terisi oleh Widya dan Althar itu.

Althar membawa semangkuk bubur untuk diberikan pada ibunya yang sedang terbaring lemah itu.

Althar memberikan satu suapan pada Widya yang kini sudah duduk bersandar di atas ranjang miliknya itu.

Widya pun menerima suapan itu dengan senang. "Seandainya mama gak punya kamu, mama gak akan sebahagia ini." ujar Widya.

Althar hanya menatap Widya dengan tatapan teduh tanpa mengucapkan apa pun.

                        ×××
Ayla tampak berlari-lari sambil memasukkan beberapa peralatan yang di ambilnya dari meja belajar berwarna merah muda miliknya.

Ayla menggendong sebelah tali ransel merah mudanya dan menenteng kedua sepatu sekolahnya di tangan kanannya.

"Ayla makan dulu nih, rotinya udah bunda siapin." tegur Maya pada Ayla yang hampir lupa untuk sarapan karena sudah telat untuk pergi ke sekolah.

Ayla meletakkan kedua sepatunya dia atas lantai dan mengambil sebuah roti yang telah di siapkan Widya dan memasukkam sebagian roti itu ke dalam mulutnya, dan sebagian lainnya dibiarkan menggantung di luar mulutnya.

Ayla kembali memungut kedua sepatunya yang tergeletak di lantai dan menempelkan punggung tangan Maya pada keningnya dan segera berlari menuju mobil hitam yang sudah menunggunya di halaman rumahnya sambil melambaikan tangan pada Maya yang masih merasa heran melihat kelakuan putrinya itu.

"Ayla rotinya tu dimakan yang bener!" seru Maya sambil melihat ke arah mobil yang di dalamnya sudah ada Ayla yang sedang melanjutkan makan rotinya yang belum selesai di dalam mobil hitam itu.

Ayla yang mendengar ucapan bundanya pun tersenyum sambil mengacungkan ibu jarinya ke luar kaca mobil itu.

Ayla kembali menutup kaca mobil itu dan memukul tempat duduk yang ada di depannya. "Go pak!" ucap Ayla yang sudah selesai memakan rotinya dan memakai sepatu yang dari tadi belum sempat di pakainya.

                        ×××
"Kamu lagi, kamu lagi!" kesal seorang security yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah sambil memegang sebuah tongkat kayu di tangannya.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang