Dengan seragamnya yang tidak ia masukkan dan gaya berdirinya yang sudah seperti model, Althar ditatap begitu banyak mata yang berlalu lalang disekitarnya oleh siswi SMA Negeri 1 Bogor itu.
Althar tidak memperdulikan mereka dan sibuk memainkan ponselnya sambil menunggu Ayla di depan kelas gadis itu.
Gerald dan Nadifa yang baru tiba pun menghampiri Althar yang sedang berdiri di depan kelasnya.
"Ngapain lo?" tanya Gerald.
Althar tidak menjawab dan hanya melirik sekilas ke arah Gerald.
"Lo nyari Ayla ya? Tadi katanya dia dijemput sama kak Kelvin." ujar Nadifa yang membuat perhatian Althar tertuju padanya.
"Kenapa gak sama lo?" tanya Althar datar.
"Gue gak bawa mobil." jawab Nadifa.
"Udah mending lo tunggu di tempat lain deh, jangan kaya security disini." ujar Gerald santai yang membuat Nadifa panik dan langsung menariknya masuk ke dalam kelas.
Althar masih tetap menunggu Ayla di depan kelasnya. Tidak lama kemudian, orang yang ditunggunya datang bersama seorang pria yang membuatnya langsung emosi.
Althar menghampiri Ayla dan Kelvin dengan langkah besar-besar.
"Kenapa pergi sama dia?" tanya Althar dingin pada Ayla.
"I..itu..maaf Al, tapi tadi.."
"Kenapa lo marah ke dia? Gue yang jemput dia." selak Kelvin memotong ucapan Ayla.
Althar menarik kerah seragam Kelvin dengan sangat kuat yang membuat Ayla panik dan berusaha menengahi pertengkaran itu.
"Althar udah!" teriak Ayla yang membuat teman-temannya keluar.
"Al, aku tau kamu kaya gini karena kamu gak mau aku kenapa-kenapa. Aku hargai itu. Tapi aku mohon jangan berlebihan. Aku juga punya hak buat pergi sama siapa aja dan main sama siapa aja. Awalnya aku memang suka karena kamu care sama aku, tapi sekarang aku kecewa sama kamu. Kamu gak bisa sedikitpun nahan emosi kamu. Kamu harus ingat Al, sekarang kita gak lebih dari sekedar teman!" ujar Ayla kemudian berlari memasuki ruang kelasnya.
Kelvin pun ikut meninggalkan kerumunan itu dan pergi menuju kelasnya. Sementara Althar pergi ke atas rooftop sekolahnya untuk menenangkan pikirannya.
××××
Seorang pria duduk disebelah Althar sambil menyodorkan sebuah kaleng minuman padanya.
"Ambil. Jadi orang jangan egois lo." ujar Gerald yang membuat Althar menoleh ke arahnya.
"Pergi!" balas Althar dingin.
Gerald meletakkan kaleng minuman itu disampingnya dan menjawab perkataan Althar dengan santai. "Gue pernah ngalamin penolakan. Memang beda sih sama lo. Lo bahkan gak di tolak sama Ayla. Tapi dari penolakan itu gue belajar banyak hal yang berharga. Gue belajar gimana caranya memahami perasaan orang yang gak akan sama dari kita. Dari situ juga gue belajar bahwa orang yang kita sayang gak selalu jadi milik kita. Dari situ juga gue bisa tau daripada ngejar orang yang hatinya milik orang lain, lebih baik gue noleh kebelakang dan liat orang yang bener-bener hatinya tulus buat gue." ujar Gerald kemudian meminum minuman miliknya.
Althar menoleh ke arah Gerald tanpa mengucapkan kata apa pun dari mulutnya.
"Dari pada lo paksa, lebih baik lo biarin aja dulu Ayla nentuin apa pilihannya. Kalau lo emang bener-bener sayang sama dia, lo gak perlu se-possesife itu ke dia. Lebih baik lo tetap di tempat lo dan biarin dia, dan disaat dia butuh disitulah lo perlu ada untuk dia. Karena gue yakin Ayla masih sayang banget sama lo." sambung Gerald lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAR
Teen FictionAyla Larassati yang sedang berlibur bersama keluarganya, tidak sengaja bertemu dengan seorang pria tampan dengan tatapan tajam, Althar Mahesa Dirgantara. Pertemuan yang sangat tidak disengaja itu berujung pada hubungan jarak jauh yang mereka alami...