•part 19

5K 317 12
                                        

Althar duduk di salah satu kursi yang telah di siapkan panitia lomba untuk para peserta lomba olimpiade yang telah hadir.

Althar duduk di kursi depan paling ujung sebelah kiri dengan menghadap ke para dewan juri dan penonton yang rata-rata adalah orang tua dan guru dari perwakilan sekolah yang sedang bersiap untuk mengikuti lomba itu.

Panitia selesai membagikan beberapa lembar kertas yang berupa soal untuk dijawab oleh para peserta tentu dengan kejujuran. Karena segalanya telah disiapkan agar para peserta lomba tidak bisa menyontek saat sedang mengerjekan soal tersebut.

"Selamat pagi semuanya! Baik, bagi para peserta lomba diharapkan untuk tidak membuka terlebih dahulu kertas soal yang telah dibagikan oleh panitia kami sebelum aba-aba dari saja selaku host di acara olimpiade ipa seluruh Provinsi Jawa Barat ini. Saya akan menjelaskan beberapa poin yang harus diketahui dan ditaati oleh para peserta. Yang pertama. Soal yang kami sediakan adalah sebanyak empat puluh butir dengan waktu untuk menjawab adalah setengah jam atau tiga puluh menit. Yang kedua. Bila ada dari para peserta yang bisa menyelesaikannya dengan waktu yang lebih cepat dari waktu yang kami berikan, maka peserta itu bisa meletakkan soal yang telah mereka selesaikan di atas meja dengan halaman depannya menghadap ke bawah atau terbalik. Ketiga. Tidak diperkenankan bagi para peserta untuk ribut karena akan mengganggu konsentrasi peserta lain yang belum selesai. Keempat. Jika waktu yang diberikan telah habis, dan peserta belum selesai, maka tetap harus mengangkat tangan kalian ke atas dan meletakkan alat tulis dibawah agar para panitia bisa mengambil kembali lembaran soal yang telah kalian isi dan diperiksa oleh para dewan juri. Baik itu saja hal yang harus saya sampaikan. Diharapkan bagi peserta agar mengikuti aturan yang sata ucapkan tadi dan di harapkan bisa menyelesaikan soal-soal yang kami berikan dengan baik." ujar seorang pembawa acara itu yang dipatuhi oleh lara peserta lomba termasuk Althar.

"Satu"
"Dua"
"Ti..ga! Silahkan kerjakan soal yang telah kami berikan dengan teliti dan tentunya jujur. Terima kasih." sambungnya lagi memberi aba-aba kepada para peserta lomba olimpiade.

Althar membalik lembar kertas itu dan mulai mengisi dengan jawaban yang telah ia pelajari selama ini.

××××

Ayla datang kesekolah sambil menggaruk kuku-kukunya dengan kukunya yang lain karena kegelisahannya.

Ayla berkali-kali menghembuskan nafas panjang sambil mengerjapkan matanya berkali-kali.

Hari ini, ia sangat gelisah karena ia tidak bisa menonton lomba yang diikuti oleh Althar. Dan ia selalu berharap agar Althar bisa menang agar ia bisa menyusul untuk menontonnya.

Ayla masuk ke kelasnya yang ditatap aneh oleh keempat temannya.

"Ay lo kenapa?" tanya Nadifa memulai.

Ayla menoleh dan menjawab seadanya. "Aduh gimana ya? Hari ini Althar ikut olimpiade, jadi gue gak bisa nonton deh karena harus sekolah. Gue takut kalau dia gak masuk final, gue gak bisa nonton dia. Gimana dong?" tanya Ayla gelisah yang belum sempat meletakkan ranselnya di ke dalam lacinya.

"What?! Althar disini?" tanya Erina dengan nada bicara khas darinya. Sembarangan dan ceplas-ceplos.

"Iya toa." balas Sannica sambil menoyor bahu sahabatnya itu dengan buku yang dipegangnya.

"Lo gak percayaan amat sih Ay sama pacar sendiri? Seharusnya tu lo yakin kalau dia tu bakalan masuk final dan lo pasti bisa nonton dia. Bukannya malah uring-uringan gak jelas kaya gini." ujar Nadifa menasihati.

"Iya ya, bener juga lo Peh!" balas Ayla sambil menunjukkan ekspresi setuju ke arah Nadifa.

"Siapa dulu Ipeh!" ujar Erina membuat Nadifa kesal dan mengejarnya hingga keluar kelas.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang