•part 35

4.8K 317 63
                                    

if you knew what hurt me most for being forced to see you with others.

Aythar:)

××××

Udara pagi yang tidak begitu panas dan semilir angin menyusup masuk ke dalam kamar Ayla yang sedamg duduk di depan cerminnya sambil menatap pantulan bayangannya dari dalam cermin itu.

Hari ini libur ini adalah hari yang akan digunakannya bersama Kelvin untuk menghabiskan waktu bersama untuk pertama kalinya.

Ayla telah siap dengan memakai kaus polos berwarna hitam dan jaket maron yang melengkapi dengan jeans berwarna senada dengan kaus yang dikenakannya.

Ayla menghela napas panjang kemudian membuka knop pintu kamar miliknya dan keluar dari kamarnya.

"Ayla? Tuh udah di tunggu sama Kelvin." ujar Maya sambil menunjuk ke arah ruang tamu dengan dagunya.

"Iya bun. Aku pergi dulu ya?" pamit Ayla kemudian mencium pungggung tangan Maya dan pergi menuju ke ruang tamu keluarganya yang sudah ada Kelvin menunggunya.

"Hati-hati ya sayang." balas Maya kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.

"Maaf ya kak lama." ujar Ayla pada Kelvin yang sedang duduk di ruang tamunya.

"Gak lama kok. Yaudah yuk. Tadi aku juga udah bilang sama bunda kamu."

"Iya kak." balas Ayla kemudian pergi menuju ke mobil silver yang terparkir rapi di depan rumahnya bersama Kelvin.

××××

"Al, kamu tau kalau Ayla-"

"Kamu mau kemana?" selak Althar bernada datar.

"O..oh kita ke tempat nasi goreng kemarin aja."

Althar tidak membalasnya lagi kemudian pergi menuju ketempat yang dicetuskan oleh Alina.

Sebenarnya saat ini Althar sangat bingung dengan perilaku Alina yang sangat berbeda.

Sejak kapan Alina menjadi seperti itu bahkan mengapa Alina buru-buru menjadikan Althar pacarnya. Tetapi saat ini, walaupun perasaannya terhadap Alina hanya sebatas sahabat, Althar akan menjaga hati Alina jangan sampai Alina menangis karenanya.

Mobil merah itu berhenti di tempat sebuah penjual nasi goreng tempat sebelumnya mereka pernah makan bersama.

Alina dan Althar pun turun dari mobil ferrari milik Althar dan duduk di tempat penjual nasi goreng itu sambil menunggu pesanannya datang.

"Padahal tadi maksud aku, aku loh yang jemput kamu Al." ujar Alina.

"Kenapa?"

"Karena kan bahu kamu belum bener-bener sembuh."

"Aku bisa nyetir." balas Althar datar.

Suasana itu kembali hening sampai pesanan yang mereka pesan tiba keduanya sibuk dengan makanannya sendiri.

Althar kembali teringat sesuatu yang ingin dilupakannya. Jika ia bersama Ayla, bahkan untuk memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya saja susah sekali karena banyaknya pertanyaan dari Ayla yang membuatnya harus menghentikan apa yang dilakukan.

Alina memang anak yang pendiam jadi Althar sudah memakluminya dan tidak menginginkan siapa pun menjadi seperti orang yang sudah berhasil membuat ruang dihatinya penuh.

Alina menatap Althar yang berada di hadapannya sambil tersenyum manis kemudian ia teringat sesuatu yang membuatnya menyukai Althar. Sejak pertama kalinya.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang