•part 14

6.1K 298 7
                                    

Melakukan sesuatu yang bukan keingin diri sendiri bukanlah sesuatu yang mudah.

Apalagi di saat kau harus meninggalkan sesuatu yang berharga demi sesuatu yang tak kalah berharga bagimu.

                        ×××
Di tengah suasana pagi yang sangat sejuk, Ayla mengenakan hodie berwarna abu-abu dengan rambut kucir dua sedang mengendarai sepedanya menuju ke suatu tempat.

Dari kemarin malam, Ayla terus dilanda kegelisahan yang entah karena apa itu, Ayla tidak mengetahuinya.

Agar pikirannya kembali segar, Ayla berusaha melupakan kegelisahan itu sejenak dengan bersepeda dan sesekali menyapa tetangganya yang sedang melakukan aktifitas di halaman rumahnya.

Ayla memanglah anak yang sangat ramah pada orang-orang yang dikenalnya. Ayla juga adalah orang yang sangat pandai menyembunyikan kesedihannya dengan senyumannya yang manis itu.

Ayla terus mengayuh sepeda merah mudanya itu hingga kayuhannya pun terhenti di sebuah toko kue. Ayla memarkirkan sepedanya di tempat parkir yang tersedia.

Ayla masuk ke dalam toko kue itu dan menyapa ramah para pekerja yang sedang bekerja di toko kue itu.

"Kak, bunda mana?" tanya Ayla pada salah satu pekerja di toko kue milik bundanya itu.

"Oh ibu lagi layanin pembeli tuh Ayla." jawab salah satu pekerja di toko kue itu.

Ayla melihat ibunya sedang berbincang-bincang sambil menawarkan kue kepada seorang pelanggannya. Karena tidak ingin mengganggu, Ayla duduk di salah satu kursi yang berada di luar sambil membawa beberapa kue cokelat kesukaannya dan susu strawberry di atas nampan yang ia bawa dari dalam toko itu.

Setelah menghabiskan satu buah cake, Ayla mengambil benda pipih dengan case berwarna cream dari dalam saku hodienya. Saat hendak menelpon nomor seseorang dari ponsel itu, sebuah panggilan masuk membuat Ayla mengurungkan niat awalnya dan mengangkat panggilan telfon tersebut.

"Ay, dimana lo?" tanya seseorang langsung pada intinya dari balik benda pipih itu.

"Toko, kenapa Fa?" tanya balik Ayla pada Nadifa.

"Toko kue?" tanya lagi Nadifa.

"Iya, emang kena-"

"Otw." ujar Nadifa langsung mengakhiri panggilan suara itu.

"Apaan sih ni anak." heran Ayla pada Nadifa berbicara pada dirinya sendiri.

Ayla sedang menikmati makanan dan minumnya, tak lama kemudian, sebuah mobil jazz berwarna merah melintas di hadapannya, hingga kemudian, mobil itu terparkir rapi di tempat parkiran.

Ayla sangat mengenali mobil itu milik siapa langsung bangkit dari tempatnya dan melambaikan tangan pada Nadifa yang baru saja kekuar dari mobilnya.

Nadifa membalas dengan senyuman dan langsung duduk di satu meja dengan Ayla duduk.

                      ×××
Suara detuman sangat keras terdengar dari ruangan gym yang berada di dalam rumah mewah keluarga Dirgantara.

Althar memukul samsak yang berada di hadapannya dengan sangat keras dengan keringan yang sudah mengucuri tubuhnya.

"Akhhhh!" teriak Althar karena kesal sambil memukul samsak tinju di hadapannya sangat keras hingga samsak berukuran 80cm itu jatuh ke bawah.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang