Menghadirkan sesuatu tanpa di diminta, dan meniadakan sesuatu tanpa diinginkan.
Itulah roda hidup terus berputar.Terkadang membuat kita bahagia, namun terkadang membuat kita sedih.
××××
"Hei, Althar!" panggil Nathline ter-engah karena berlari mengejar Althar yang berjalan di koridor sekolah.
Althar menoleh kebelakang dan mendapati gadis itu sedang berkacak pinggang dengan rambut yang sudah lepek dan seragam putih yang sudah lusuh.
"Lo budeg banget sih, gue panggilin juga!" kesal Nathline.
Karena merasa tidak ada yang penting, Althar kembali melanjutkan langkahnya. Namun, Nathline menarik sebelah lengannya yang membuat Althar menghentikan langkahnya dan menepis kasar tangan Nathline.
"Auh! Your'e so rude!" jengkel Nathline. (Kamu kasar banget sih!)
"Jangan pernah pegang gue!" balas Althar dingin.
Walaupun takut, tetapi Nathline berpura-pura tidak takut pada Althar dan melongos kesal.
"Gue mau tanya sama lo!" ujar Nathline ketus.
Althar menaikkan sebelah alisnya dengan wajah datarnya.
"Pertungan itu, kenapa lo setuju?" tanya Nathline sambil memelankan suaranya pada kalimat pertunangan itu.
Bukannya menjawab Althar hanya diam di tempatnya sambil melihat ke arah Nathline yang tampak gugup.
Nathline manarik nafas panjang dan menghembuskannya mencoba untuk tidak terlihat gugup lagi. Nathline maju ke arah Althar dan wajahnya yang berapapasan pada dada bidang milik Althar. "Do you like me?" ujar Nathline sambil tertawa miris. "Gue mau sekarang lo ngaku, lo suka kan sama gue? Kalau enggak kenapa lo gak ngelakuin apa-apa waktu di acara konyol itu?" sambung Nathline menantang dengan wajah sangarnya.
Meski tidak suka dengan keadaan ini, namun Althar merasa ditantang oleh Nathline. Jika dibiarkan gadis itu akan menyimpulkan semua sesuka hatinya. Tak tahan dengan sikap Nathline, Althar mendekat ke arah Nathline yang membuat wanita itu mundur dan tubuhnya menabrak dinding koridor sekolah dengan wajah yang sudah merah padam. "Kalau lo bisa, batalin pertunangan bodoh itu." balas Althar pedas dan berlalu dari hadapan Nathline yang masih bergeming di tempatnya dengan wajah berwana merah padam itu.
Althar terus berjalan keluar dari koridor sekolah dengan beberapa pasang mata yang terus menatapnya aneh dan takut.
Karena tidak suka dengan tatapan itu, Althar melihat ke arah orang-orang yang menatapnya dengan tatapan tajam miiliknya dan membuat orang yang melihatnya itu langsung memalingkan wajahnya dan pergi dari pandangannya.
××××
Ayla beserta keempat temannya sedang makan bersama di kantin sekolah sambil sesekali bercerita-cerita tentang kejadian yang baru saja terjadi pada Ayla pagi tadi.
"Ay, gue jadi curiga deh sama Gerald." ujar Erina dengan ekspresi wajah curiga.
"Kenapa emang?" tanya Ayla santai sambil memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
"Kok gue ngerasa Gerald itu ada something yang kita gak tau ya?" balas Erina.
"Apaan sih lo rin, kaya host infotaiment aja lo udah." ujar Sannica sambil tersenyum geli.
Ayla dan Azzalina ikut tersenyum geli melihat kelakuan Erina.
"Eh gaes, tapi ya, gue sependapat deh sama Erina. Gue ngerasa kalau Gerald itu kaya lebih perhatian gitu ke elo Ay." sambung Nadifa ikut-ikutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAR
Teen FictionAyla Larassati yang sedang berlibur bersama keluarganya, tidak sengaja bertemu dengan seorang pria tampan dengan tatapan tajam, Althar Mahesa Dirgantara. Pertemuan yang sangat tidak disengaja itu berujung pada hubungan jarak jauh yang mereka alami...