"Aku gak mau diganggu. Tolong pergi." jawab Ayla dengan penekanan disetiap katanya dan tatapan dingin yang masih ia berikan pada Kelvin.
"Ayla, aku tau kamu marah sama aku tapi tolong kasih aku-"
Sebuah bola basket berwarna orange mendarat tepat mengenai kepala Kelvin yang menyela perkataan pria itu.
Kelvin berbalik dan mencari asal bola itu dilemparkan. Dan benar saja, dari belakangnya, Gerald tampak melambaikan sebelah tangannya sambil menyengir dan berjalan menuju ke arahnya.
"Bola gue suka agresif kalau liat cowok ganteng kaya lo." ujar Gerald santai sambil berdiri ditengah-tengah antara Ayla dan Kelvin.
"Lo ketua tim basket itu kan? Makin gak sopan aja lo sama senior. Bangga lo cuma bisa jadi ketua tim abal-abal?" kesal Kelvin yang tidak bisa menahan amarahnya lagi karena kelakuan Gerald.
"Hahaha gila gak ngelucu kan lo? Tapi kok lucu ya? Hahaha ketua tim abal-abal? Setidaknya gue bisa jadi leader yang baik buat anggota gue. Buktinya kami sampai mewakili sekolah untuk pertandingan ke luar kota." balas Gerald sambil memamerkan prestasi yang diraihnya. "Dan lo? Lo siapa? Mantan ketua osis yang cuma menang tampang itu? Yang pinternya cari muka, atau mukanya dua? Bhahaha malu deh bang ini lingkungan sekolah kami." sambung Gerald bernada meremehkan Kelvin.
"Shit! Gak usah ikut campur urusan gue dan lo bisa pergi sama bola bodoh lo ini." titah Kelvin yang membuat Gerald kembali melamparkan bola basketnya itu hingga mengenai almameter yang dikenakan Kelvin.
"Ups! Jangan kasar-kasar dong ngomongnya, kan dia jadi marah." ujar Gerald sambil terkekeh seorang diri.
"Udah deh kalian. Ini masih pagi. Dan ini sekolah, gak enak diliatin orang lain." kesal Ayla yang akhirnya angkat suara.
"Tapi Ayla-"
"Kalau ada yang mau kamu omongin, jam istirahat aku bisa kalau kamu masih disini. Tapi kalau kamu udah balik, kita bisa bicara diluar sekolah." tegas Ayla kemudian pergi dari hadapan Kelvin yang disusul oleh Gerald.
"Dahh MANTAN ketos!" ujar Gerald sambil menekankan suaranya pada kalimat 'mantan.'
××××
Althar tiba diparkiran sekolahnya dan langsung keluar dari mobil sport miliknya sambil menggendong sebelah tali ranselnya di sebelah bahunya.
Althar berjalan santai menuju ke kelasnya seorang diri. Meski sudah lama bersekolah disana, sifatnya yang cuek, dingin, dan bodo amat itu tetap tidak menjadi alasan untuk para gadis di sekolahnya untuk menyukainya. Bahkan mereka menganggap sifat Althar yang seperti itu terlihat keren dan cool.
Saat di tengah perjalanannya, Althar bertemu dengan Kelvin yang memakai almameter berwarna maron dengan wajah yang tampak sangat kesal.
Althar masa bodo dengan apa yang terjadi pada Kelvin dan kembali melanjutkan langkahnya.
Saat Kelvin menyadari akan sosok Althar yang berjalan dihadapannya, mata Kelvin pun memicing tajam sambil menatap Althar.
Menyadari akan tatapan itu, Althar melirik Kelvin dengan sudut matanya yang menampakkan kesan menyeramkan dari wajah pria itu. Karena merasa tidak begitu penting, Althar kembali manatap ke arah depannya dan mendapati Gerald sedang berbincang-bincang dengan Ayla sambil berjalan beriringan.
Althar menghampiri kedua orang berbeda jenis itu dan menarik ransel Gerald yang membuat langkah pria itu terhenti.
"Eh woi jangan tarik-tarik dong! Mahal nih!" ujar Gerald sambil memamerkan ransel miliknya.
"Eh kamu Al, Alina mana?" tanya Ayla.
"Pergi duluan." balas Althar kemudian melepaskan ransel milik Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAR
Teen FictionAyla Larassati yang sedang berlibur bersama keluarganya, tidak sengaja bertemu dengan seorang pria tampan dengan tatapan tajam, Althar Mahesa Dirgantara. Pertemuan yang sangat tidak disengaja itu berujung pada hubungan jarak jauh yang mereka alami...