7: Istri durhaka √

13.4K 945 31
                                    

Pagi ini tidak seperti pagi biasanya saat Alify bangun tidur. Jika biasanya ia akan bangun seorang diri, kini justru saat ini ada seorang pria yang berstatus sebagai suaminya tengah tertidur lelap di sampingnya.

Alify bangun dari tidurnya kemudian duduk untuk mengumpulkan nyawanya yang berceceran di alam mimpi. Mulutnya terbuka lebar dengan mata terpejam karena jujur saja ia masih mengantuk. Namun, sedetik kemudian bola matanya terbuka lebar saat sesuatu yang asin menyentuh lidahnya.

Bola mata Alify turun menatap sesuatu di mulut yang bisa di jangkau oleh matanya. Cepat-cepat gadis yang berstatus sebagai istri itu menepis tangan yang sudah masuk ke dalam mulutnya.

Tangan siapa lagi jika bukan tangan Moreno Jarec.
"Wah lo nyari ribut ya sama gue?" semprot Alify galak menatap Reno yang memasang tampang menyebalkan.

"Mulut lo bau banget. Jadi, enggak salah 'kan kalau gue masukin telunjuk bekas gue cebok sama ngupil ke mulut lo?" balas Reno santai.

Alify menatap tajam Reno, kemudian gadis itu memasukkan tangannya melalui celah ketiak dan menggosoknya dengan brutal. Setelah itu dengan rasa tidak tahu malunya Alify menempelkan tangannya ke hidung dan bibir Reno membuat Reno memberontak keras. Namun, Alify yang tidak kehilangan akal justru duduk di atas perut Reno tanpa mau melepaskan bekapan tangannya dari hidung dan bibir Reno.

"Rasain, makanya jangan macem-macem sama gue," ujar Alify sadis ketika sudah melepaskan bekapannya.

Sementara itu Reno terbatuk-batuk membuat wajah pria itu memerah.

Reno menatap tajam Alify kemudian ia bergerak ingin menangkap Alify tapi ia sudah kalah lebih dulu karena dengan tidak berperasaannya Alify masuk ke kamar mandi dengan wajah tidak berdoa.

"Dasar istri durhaka, istri sinting, istri jorok, istri kurang ajar!" pekik Reno keras. Membuat seluruh orang yang berada di dalam rumah tersebut hanya dapat menggelengkan kepala mereka dengan mengelus dada.

"Kayaknya Ratu Alify punya sahingan baru ya Mbok," ujar Ayu pada Mbok Darmi.

"Iya, sama-sama sinting." Sri pun tidak ingin tinggal diam ikut mengomentari kelakuan majikan mereka.

"Sssttt ... jangan ngomongin Ratu Alify, nanti kalian di hukum," lerai Mbok Darmi.

"Iyo, kalian memangnya enggak tahu ya kalau Ratu Alify itu punya telinga di mana-mana?" Ani yang sedang menyiapkan susu hangat di atas meja makan ikut menimpali sembari bergidik ngeri.

"Ssst ... itu dia udah turun di ujung tangga. Kalian mau di makan?" bisik Mbok Darmi menakuti ketiga pembantu muda di hadapannya.

"Oh ya Gusti Allah! Ratu bikin kaget saja!" pekik Ani terkejut ketika ia memutar kepalanya ke arah tangga. Pasalnya Alify yang dikatakan Mbok Darmi berada di ujung tangga kini sudah ada di hadapannya dengan mata di buat sejuling mungkin.

"Kalian pada ngomongin gue ya?" tuduh Alify tanpa aba-aba membuat para asisten rumah tangganya meringis tak enak hati.

"Kita enggak ngomongin Ratu kok," elak Ayu tanpa mau menatap Alify.

"Ratu?" Sebuah suara menyentak para perempuan yang tengah berkumpul di dapur. Suara penuh cibiran mendengar kata Ratu yang di tujukan untuk Alify.

Mereka menoleh ke asal suara dan menemukan Reno yang tengah bersandar di dinding dapur dengan tangan terlipat didada.

"Iya, kenapa? Gue di sini di panggil Ratu. Hebat 'kan gue?" celetuk Alify penuh kebanggaan.

Reno mendengkus penuh hinaan,
"Kalau gitu kalian panggil saya Raja juga."

"Apa?!" Pekikan terkejut terdengar dari para perempuan penghuni dapur namun sama sekali tidak di hiraukan oleh Reno. Raja adalah pasangan Ratu. Jadi, mereka harus memanggilnya Raja, pikir Reno.

PENGANTIN DADAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang