8: Kalung cantik untuk Medusa√

11.7K 944 29
                                    

Suasana koridor di lantai dua sekolah SMA tempat Alify mengajar terlihat ramai oleh murid-murid yang masih berkeliaran di luar kelas padahal bel sekolah sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu.

Memang pada dasarnya guru yang terlambat masuk ke kelas sehingga membuat murid bisa bebas berkeliaran bahkan ada yang bertugas sebagai satpam di ujung tangga guna mengawasi pergerakan jika ada guru yang akan datang ke lantai dua, di mana kelas IPS dan IPA berada dan di bagi menjadi dua.

Jika Ipa ada di sayap kanan maka Ips berada di sayap kiri. Hal tersebut dilakukan agar Ipa dan Ips saling berdampingan namun masih menjaga ruang agar anak Ipa tidak terganggu dengan kelas ricuh dari jurusan Ips.

Bombom yang bertugas menjaga ujung tangga membelalak saat melihat seorang perempuan yang tengah berjalan menuju tangga. Dan perempuan itu adalah wali kelasnya yang selalu membawa aura kejam untuk murid-murid tak berdaya seperti mereka.

Bombom berbalik melangkah menuju sayap kiri di mana kelas ips berada.
"Woi sat pol pp dateng! Pol PP dateng!" teriaknya memberi tahu. Murid-murid dari kelas Ips lainnya yang mendengar seruan Bombom terburu-buru lari saling mendorong untuk masuk ke kelas mereka masing-masing. Pasalnya mereka sangat tahu siapa Pol PP yang dimaksud Bombom. Siapa lagi jika bukan Miss. Alify si guru palak yang sangat menyukai uang.

Alify yang baru saja tiba di lantai dua dengan napas terengah-engah karena harus berjalan menaiki satu per satu anak tangga hingga membuat bulir-bulir keringat berjatuhan di wajah dan lehernya.

Alify memasuki kelas yang terlihat hening tanpa ada pergerakan atau pun suara bisik-bisik dari muridnya.

"Selamat pagi anak-anak!" sapanya lantang.

"Selamat pagi, Miss!"

Alify mengedarkan pandang ke penjuru kelas dan tatapannya berhenti pada dua sosok manusia yang tengah menunduk mencoba menyembunyikan wajah mereka.

"Siapa yang mau uang dua puluh ribu?" tanya Alify membuat semua murid yang berada di dalam kelas mengacungkan telunjuk mereka.

Mereka berebutan ingin mendapatkan uang yang nominalnya tidak besar namun ketika Alify yang memberikannya entah mengapa mereka kompak berebutan. Kapan lagi si guru pelit mata duitan ini membagikan uang, pikir mereka.

"Saya saja Miss!" kompak Arul dan Dafa maju ke depan menghadap serigala yang siap menerkam mereka tanpa mereka sadari.

Alify tersenyum manis kemudian menatap dua anak muridnya dengan lembut.
"Kalian mau?" tanya Alify.

Kompak Arul dan Dafa mengangguk dengan mata berbinar.

"Ya sudah ini untuk kalian berdua." Alify menyerahkan dua lembar uang kertas dan di sambut pekikan girang Arul dan Dafa.

"Terima kasih Miss," ucap Arul dengan mata berkaca-kaca menerima uang dari guru pelit di hadapannya.

"Saya doakan semoga Miss Alify segera mendapatkan jodoh. Amin," doa Dafa tulus.

Senyum mereka luntur ketika mereka melebarkan uang yang di berikan Alify.

Arul menatap Alify horor kemudian tanpa sadar ia berteriak nyaring, "Miss, ini dua ribu bukan dua puluh ribu!"

"Iya Miss, mungkin Miss Alify salah kasih duit kali, ya? 'kan dua ribu hampir sama kayak dua puluh gambarnya," tutur Dafa mengangguk kepalanya yakin.

Mereka menatap Alify yang kini tidak lagi memasang senyum dengan wajah manis tapi kini wajah Alify sudah berubah menjadi medusa.

"Kalian berdua bersihin seluruh toilet yang ada di sekolah ini dan jangan lupa kalian juga harus bersihin ruang kepala sekolah, sekarang!" teriak Alify membuat Arul dan Dafa terdiam di tempat.

PENGANTIN DADAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang