Reno harus mempertebal telinganya akibat mendengar ocehan Alify sepanjang perjalanan dari lift hingga kini mereka berada di dalam ruangannya.
Alify tak hentinya mengomeli karyawan Reno yang bersikap kurang ajar padanya.
"Bener-bener ya itu karyawan kamu, Ren. Di kiranya aku takut apa sama pelototan dia?" oceh Alify lagi. Sementara Reno tak begitu mendengarkan apa yang di ucapkan sang istri karena ia sudah tenggelam dengan berkas yang sudah berada di atas meja."Reno!" Teriakan Alify membuat Reno tersentak. Pria tampan dan pemarah itu memutar kepalanya menatap Alify dengan pandangan kesal yang tidak bisa di tutupi.
"Apa? Kamu haus? Pergi sana ke kantin buat beli minum," ketusnya kesal."Siapa bilang aku haus?" Alify mengernyit heran. "Aku mau makan Reno. Laper," lanjutnya setengah kesal.
Tangan Reno terulur mengambil gagang telepon dan menelepon OB yang berada di lantai dasar memerintahkan membawakan makan siang ke rungannya.
"Kamu tadi di kafe enggak makan?" tanya Reno dengan ekspresi datar khasnya.
"Enggak. Aku kan enggak bawa duit, terus tas aku juga tinggal di sekolah." Alify mengambil posisi menyender di sofa sementara kakinya di selonjoran di atas meja. Bersikap seperti bos, membuat Reno berdecap heran dengan tingkah istrinya yang tidak ada jaim-jaimnya sama sekali.
Saat Alify akan memejamkan matanya, sebuah ketukan pintu terdengar membuat wanita itu berdecap kesal. "Mengganggu saja," pikir wanita itu.
"Masuk!"
Suara derap kaki terdengar di penjuru ruangan yang sunyi. Alify menoleh menatap si mengetuk pintu yang kini sudah berdiri di depan meja kerja Reno.
"Kayak kenal," gumam Alify pelan. Wanita itu terus memperhatikan sosok yang kini tengah menyerahkan paper bag di atas meja.
"Ini bos yang bos pesan. Semuanya lengkap, asli, no kw, dan yang pasti ini original," ujar Mulan dengan teliti. Ia baru saja pulang dari mall dan mampir ke butik untuk mengambil pesanan bossnya ini.
Reno menggangguk setelah menindai isi paper bag yang di serahkan oleh Mulan. Kemudian tangan pria itu terulur meminta di kembalikan kartu gold yang sedang di pegang Mulan.
"Nanti saya cek berapa jumlah pengeluaran dan barang-barang yang di dapet hari ini." Reno menatap Mulan dengan tatapan tajamnya. "Awas kalau kamu berani nilep uang saya, saya potong gaji kamu 88%" lanjut Reno seperti petir di siang bolong untuk Mulan.
"Iya, Bos. Mana berani lah saya nilep uang Bos meskipun saya enggak di kasih ongkos seribu rupiah pun," pungkas Mulan kesal. Mulan sudah tahu seberapa pelit bosnya ini dan seberapa kikir orang nomor 1 di kantor yang sudah di pimpin lebih dari 5 tahun ini. Jadi, Mulan tentu tahu watak bos medit di hadapannya.
"Heh!" sentak sebuah suara dengan keras membuat Mulan maupun Reno menoleh ke sumber suara.
Mulan yang melihat perempuan sinting yang tadi menabraknya di pinggir jalan mengernyit bingung melihat perempuan itu ada di ruangan bosnya. Terlebih kini perempuan yang tidak diketahui Mulan namanya itu kini melangkah maju mendekatinya.
"Lo cowok jadi-jadian yang nabrak gue tadi kan?" selidik Alify dengan tampang sangar.
"Lo yang nabrak gue," koreksi Mulan tak ingin di salahkan.
"Tapi lo yang salah tadi. Gue udah minta maaf lo justru ngeyel dan nyalahin gue," sahut Alify tak mau kalah. "Gara-gara lo gue hampir berurusan sama cowok yang lagi ribut sama pacarnya tadi. Lo ya bikin gemes." Alify yang kesal dengan kejadian tadi segera mencubit lengan Mulan dengan kuat membuat si empunya memekik kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGANTIN DADAKAN
RomanceAlify itu anaknya baik, cantik dan jago bela diri. Berprofesi sebagai guru di sebuah SMA dan pekerjaan lainnya adalah tukang kredit harus di pertemuan dengan Moreno Davis Jarec, pria dingin dan pemarah dalam sebuah ikatan pernikahan. Mampukan ruma...