16; enggak sombong √

8.5K 791 35
                                    

Alify menghela napas jengah melihat oma yang terus-menerus berusaha untuk mendekatkan Tasya dengan Reno.

Memang oma enggak lihat apa kalau di sini ada seonggok tubuh istri sah Reno, pikir Alify sedikit keki.

Bayangkan saja sejak mulai makan malam oma dengan penuh perhatian meminta Tasya untuk menyiapkan dan mengisi piring Reno dengan lauk pauk padahal di sini jelas ada Alify yang mampu melakukannya.

"Kamu harus belajar lebih dulu, Tasya, buat jadi istri yang baik."

"Belajar jadi istri yang baik enggak harus praktik pake suami orang juga kali." Alify menyahuti ucapan Oma Nani dengan santai.

Sementara yang lain hanya diam karena fokus mereka pada makanan yang ada di hadapan mereka. Bahkan teman-teman Oma Nani sibuk mengunyah hidangan yang ada di atas meja.

"Diem kamu!  Saya enggak ngomong sama kamu," bentak oma membalas ucapan Alify dengan kasar.

"Jadi, Alif, bagaimana sama tugas mengajar kamu di SMA 8 Jaya?"

Tak ingin membuat menantunya tidak nyaman dengan segala ocehan ibunya, Tomy memutuskan untuk menanyakan hal-hal sederhana tentang menantunya ini.

"Ah, lancar Jaya kayak jalan tol, Pa. Alhamdulillah murid-murid aku pada nurut dan enggak bandel," sahut Alify bersemangat. Wanita itu menceritakan tentang muridnya yang sangat menurut padanya meskipun ada segelintir murid bandel namun Alify bisa menanganinya dengan santai karena dirinya juga adalah mantan murid bandel di sekolah waktu itu.

"Berapa sih gaji guru honorer itu?  Palingan juga enggak sampe sejuta," cibir Oma Nani sinis.

"Iya, enggak kayak cucu saya yang gajinya bisa sampe lima belas juta loh di kantor." Oma Jumiroh tak ketinggalan untuk memuji cucunya yang bekerja sebagai sekretaris di kantor papanya.

"Lima belas juta?" ulang Alify dengan mata melotot tak percaya.

Oma jumiroh dan Oma Nani tersenyum bangga melihat reaksi Alify yang tak menyangka jika gaji Tasya perbulannya bisa mencapai 15 juta perbulan atau lebih.

Diam-diam Tasya tersenyum dalam hati merasa bangga karena selain Oma Nani yang mendukung hubungannya dengan Reno membuat Alify kalah dan kini dari segi penghasilan juga lebih banyak dirinya di banding perempuan jelek yang mengaku sebagai istri Reno, pria yang ia sukai sejak pertama kali bertemu.

"Lima belas juta perbulan?  Dikit amat, beli tas merk dior aja cuma dapet yang Kw super," celetuk Prissy seenaknya.

"Sayang." Prissy cemberut mendengar teguran suaminya untuk yang kesekian kali membuat wanita hamil itu tanpa sadar memajukan bibirnya beberapa senti.
"Perasaan aku di tegur terus sama Abang, padahal 'kan aku ngomong fakta. Enggak kayak oma yang kalau ngomong enggak pernah di saring," gerutunya kesal.

"Tapi, Sayang, 'kan enggak baik kalau asal nyeletuk kayak gitu." Digo dengan sabar mengelus kepala Prissy membuat wanita itu bukannya tenang tapi justru tambah mencak-mencak.

"Loh Bang, aku kan ngomongin fakta lapangan yang ada," sungutnya. "Lagian penghasilan Pit ini enggak cuma ngandelin uang gajinya aja. Dia 'kan punya usaha kredit yang narik uang tiap minggu bisa dapetin uang seratus juta lebih," ujarnya membela Alify  yang memang benar adanya.

"Mana ada usaha kredit bisa dapet hasil segitu perminggu," sergah Oma Hasnah tak percaya.

"Jelas ada lah, Oma. 'Kan yang ambil kredit sama Pit ini enggak cuma sepuluh atau dua puluh orang tapi ratusan orang."

"Udah lah Priss, mereka mana ada percaya sama penghasilan gue,"  jeda sejenak. "Lagi pula gue juga enggak mau nyombongin diri dengan hasil pendapatan gue," lerai Alify bijak.

PENGANTIN DADAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang