"Pokoknya aku enggak terima, Pa, Ma. Kalau Alify udah merebut Reno dari aku!" jerit Erina tidak terima. Tangis wanita itu semakin kencang kala mengingat bagaimana lengan kokoh Reno memeluk pinggang kakak tirinya itu. Selama menjalin hubungan dengan Reno saja, pria itu tidak pernah merangkul pinggangnya dengan begitu posesif. Sementara dengan Alify, Reno begitu seolah menjaga Alify dari apa pun.
Edo dan Elia saling tatap dengan pandangan tak mengerti. Tiba-tiba saja Erina datang dengan tangisan serta gerututan tak jelas membuat sepasang suami istri itu di buat bingung dengan tingkah laku putri mereka ini.
"Coba, Rin. Kamu jelasin pelan-pelan sama mama dan papa, sebenarnya apa yang terjadi?" tutur Elia, mama Erina dengan lembut.
"Kak Reno ternyata sudah menikah dan perempuan yang di nikahinya itu adalah Alify, anak kandung papa," jelas Erina dengan nada penuh kebencian.
Bola mata Elia dan Edo melotot mendengar penjelasan Erina barusan. Alify menikah dengan Reno? Batin mereka menolak untuk percaya, namun melihat ekspresi Erina, entah mengapa Edo yakin jika apa yang dikatakan oleh Erina adalah suatu fakta.
"Kamu yakin, Sayang?" Edo menatap tak yakin dengan ucapan Erina, pasalnya Alify tidak memberitahu tentang pernikahan padanya.
Dengan mata memerah karena menangis, Erina mengangguk yakin sebagai jawabannya.
Edo menghela napas berat kemudian tangannya tertumpu di atas meja dan menatap kosong asbak yang sudah berisi puntung rokok.
Rasa kecewa menjalar di hati Edo ketika mendengar jika putri tunggalnya sudah menikah dan tidak memberikannya kesempatan untuk menjadi wali serta menikahkannya.
Apa sebenci itu Alify padanya hingga untuk memberitahu jika dirinya akan menikah saja Alify enggan, pikir Edo miris.
"Ya sudah nanti malam kita ke sana dan memastikan langsung apa benar Reno dan Alify menikah atau hanya untuk membuat kamu cemburu," putus Edo setelah lama berpikir. Edo ke sana dengan tujuan yang berbeda, ia ingin menanyakan langsung pada putrinya itu apa yang sebenarnya terjadi dengan kehidupan Alify yang sudah ia abaikan beberapa tahun ini.
Suasana makan malam berlangsung seperti biasanya, di mana Reno dan Alify yang menghabiskan waktu makan malam mereka sembari berbincang tentang berbagai hal.
"Aku baru tahu ternyata kamu mantannya Erika juga," ujar Alify sembari mengunyah makanan yang masuk ke dalam mulutnya.
"Dan karena kamu gagal move on dari Erika yang udah lama meninggal, makanya kamu pacarin adiknya, begitu?" lanjutnya berspekulasi. Ketika mendengar jika Reno adalah mantan kekasih Erika, kakak kandung Erina yang sudah meninggal dunia, entah mengapa Alify tidak merasakan rasa sakit yang menggerogoti hatinya. Karena memang menurutnya untuk apa ia cemburu pada seonggok jenazah yang sudah lama kembali ke tanah.
Reno meletakkan sendok dan garpunya ke atas meja, kemudian ia menatap wajah istrinya yang tetap asik memakan makanannya.
"Semenjak kematian Erika, Erina mulai terus menerus mendekatiku sampai-sampai membuat aku jengah dan merencanakan semua ini."
Kening Alify mengernyit mendengar ucapan Reno, "rencana? Rencana apa?"
"Rencana untuk …."
"Ratu, di depan ada tamu yang ingin bertemu." Ucapan Reno terpotong oleh kedatangan Sri yang menyampaikan kedatangan tamu di jam makan malam seperti ini.
Tatapan Alify beralih pada Sri dan menatap perempuan yang lebih muda darinya itu dengan pandangan bertanya yang di mengerti oleh Sri.
"Papanya, Ratu. Pak Edo beserta istri dan anaknya, Ratu," beritahu Sri dengan tampang polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGANTIN DADAKAN
RomanceAlify itu anaknya baik, cantik dan jago bela diri. Berprofesi sebagai guru di sebuah SMA dan pekerjaan lainnya adalah tukang kredit harus di pertemuan dengan Moreno Davis Jarec, pria dingin dan pemarah dalam sebuah ikatan pernikahan. Mampukan ruma...