32: Pamer

7.1K 777 46
                                    

Keadaan dalam mobil yang di sopiri Reno terasa hening tak ada suara. Hanya suara deru kendaraan saja yang menjadi background di dalam mobil.

Bukan tanpa alasan keadaan mobil yang terasa bening. Itu karena Alify yang tertidur pulas dari ruang kerja Reno hingga sampai mobil.

Reno yang memang tak ingin mengganggu tidur nyenyak istrinya lebih memilih membopong sang istri dari pada membangunkannya. Apa lagi saat itu Mulan juga belum pulang dan tak ingin membuat sang istri semakin mencak-mencak maka Reno lebih memilih untuk membopong Alify.

Setibanya di rumah, Reno kembali membuka pintu mobil kemudian keluar dan membuka pintu yang berada tepat di samping sang istri. Reno menatap kelopak mata yang terpejam itu sesaat sebelum melayangkan kecupan seringan kapas di bibir Alify. Hingga akhinya Reno kembali mengangkat tubuh lelap istrinya yang tertidur pulas tanpa terganggu sedikit pun.

"Raja, tadi ada temennya Ratu Alify yang nganterin tas." Saat Reno berniat menaiki tangga, ia sempat berpapasan dengan Ayu yang melaporkan jika tas Alify sudah di antar pulang dengan selamat oleh temannya.

Entah teman yang mana, Reno pun tak tahu. Reno mengangguk singkat kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda menuju kamarnya dan Alify yang terletak di lantai 2.

Tiga jam kemudian, saat jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Alify membuka matanya, kemudian wanita iti merenggangkan otot tubuhnya yang terasa pegal.

Pandangan Alify beralih pada ruangan yang ia duga adalah kamar miliknya sendiri dan Alify mengangguk paham saat satu keyakinan menyusup masuk ke dalam benaknya, kalau Reno lah yang memboyongnya dari kantor hingga ke kamar ini.

Alify bangkit dari posisinya, kemudian wanita itu melangkah santai menuju kamar mandi guna membersihkan diri.

Sementara Alify masih membersihkan dirinya, aktivitas di lantai bawah terasa ramai seperti biasanya dengan celotehan Sri dan Ayu yang membahas tentang teori menggaet cowok setampan Zyan Malik.

"Terus gimana caranya Sri, supaya ada cowok yang nembak kita?" tanya Ayu penasaran. Sementara itu Bi Darmi, Ani, dan Reno hanya jadi pendengar yang baik tentang pembicara 2 perempuan yang usianya Kisaran 19 tahun.

Sri menjetik jarinya tepat di depan wajah Ayu. Kemudian dengan sombong ia berkata, "tenang aja selama Mbah Sri yang di tanya pasti memiliki jawaban akurat."

"Emangnya jawabanmu opo Sri?" Ani yang ikut penasaran akhirnya buka suara.

"Jawabanku sih gampang. Biar cowok cepet nembak, kamu harus rajin-rajin curhat dan berkeluh kesah tentang kehidupan asmaramu, Sri."

"Iya kalau dia emang naksir kita? Kalau dia mual-mual denger curhatan kita, gimana?" cerca Ayu tak ingin menelan bulat-bulat saran dari Sri.

"Yo tinggal suruh ke toilet aja to, jangan muntahin di depan kita." Dengan polos Sri menjawab pertanyaan Ayu membuat kedua gadis itu dengan kesal menjitak kepala teman mereka itu dengan kuat.

"Jawaban dan saranmu ndak bermutu, Sri." Bi Darmi ikut-ikutan menimpali apa yang di perbincangkan oleh ketiga gadis di dekatnya.

Sementara Reno yang duduk di sofa hanya berdecak dan sesekali menggeleng tak percaya dengan para pekerja di rumah Alify ini. Sama-sama aneh, pikir Reno. Namun, hal yang tidak bisa di hindari ketika pemimpin mereka alias majikan mereka juga memiliki sifat dan sikap aneh.

"Ani!" Sebuah teriakan dari arah tangga teratas menghentikan obrolan para pekerja yang masih mendebatkan sesuatu yang tidak jelas.

Ani yang merasa terpanggil segera bangkit dari posisi duduknya dan menghampiri Alify yang masih berdiri sembari berkacak pinggang di anak tangga teratas.

"Iya Ratu. Ada apa?"

Tanpa perlu repot-repot naik ke atas, Ani berdiri di ujung tangga bawah sembari menunggu sang Ratu tutun dari tangga.

"Siapin makan malem terus bawa ke ruang tengah," perintah Alify yang langsung di angguki oleh Ani.

Ani melangkahkan kakinya menuju dapur guna mengambil makan malam sang majikan yang sudah sedikit telat sedangkan Alify, wanita itu melangkahkan kakinya santai menuju ruang tengah dimana Reno dan yang lainnya berada.

"Ratu, tunggu sebentar. Aku mau ambil uang hasil menagih tadi sore," ujar Sri bangkit dari duduknya kemudian di ikutin oleh Ayu untuk mengambil uang serta kertas orang-orang yang membayar utang kredit.

"Kenapa enggak bangunin aku, Ren?" Alify mengambil posisi duduk tepat di samping Reno dengan sesekali mulutnya terbuka lebar menguap akibat sisa ngantuk tadi.

Reno mengulas senyum lembut sementara tangannya terulur mengusak sudut mata Alify yang sedikit  berair.

"Kamu nyenyak tidurnya. Makannya aku enggak tega buat bangunin kamu."

"Ah, so sweet banget sih kamu, Ren. Boleh tambah uang bulanan enggak?" Senyum manis Alify mengembang dengan mata berkedip lucu berharap Reno mau menaiki uang bulanannya menjadi 100 juta bukan lagi 75 juta.

Reno mendengkus menatap Alify jengkel.
"sebaik-baiknya aku, semanis-manisnya aku, seganteng-gantengnya aku. Tetep aja uang bulanan kamu akan diam di tempat, enggak akan aku naikin," jeda sejenak sebelum Reno melanjutkan ucapannya. "Lagian kamu kan banyak duit, Fy. Kenapa kayak orang susah gitu?"

"Aku itu jenis perempuan yang rajin nabung Ren. Biar tambah kaya terus waktu udah tua enggak usah cari duit lagi. Tinggal menikmati hari tua dengan uang yang aku kumpulin."

"Bilang aja kalau kamu emang dasarnya mata duitan," tandas Reno tak mengerti betapa mata duitan istrinya ini.

"Ratu, ini hasil tagihan saya tadi sore." Ayu datang menyerahkan uang dari hasil menagih di tempat orang d ikuti oleh Sri yang menyerahkan uang tersebut pada Alify. Kemudian kedua pekerja muda itu mengambil posisi duduk di lantai beralaskan karpet.

Kini fokus Alify sudah teralih pada uangnya yang sudah ia genggam. Alify mulai menghitung uang saat Ani datang dan menyerahkan sepiring nasi dan lauk yang langsung di ambil alih oleh Reno.
Sembari menghitung uang, mulut Alify terbuka lebar menerima suap demi siap nasi yang di sodorkan Reno padanya.

Alify membagikan selembar uang lima puluh ribuan pada Ani, Ayu, Sri, dan Bi Darmi yang langsung di terima mereka dengan wajah semringah.

"Terima kasih, Ratu," ucap ke empatnya kompak.

Alofy tersenyum sombong dengan angkuh ia membusungkan dadanya menatap para pekerjanya, "gue emang baik kan?"

"Iya, Ratu memang baik," jawab Bi Darmi tersenyum lembut.

"Oh iya jangan lupa buat status di facebook kalian ya kalau kalian punya Ratu yang cantik dan baik hati."

Reno melotot mendengar ucapan istrinya ini. Berbuat baik kok di umbar-umbar?  Batin Reno mencibir.

"Astaga Lify!" geram Reno.

"bercanda Reno." Alify nyengir. "Tapi, kalau kalian mau juga enggak apa-apa sih."

Alify dan Reno beraksi
04 Juni 2018

;kenapa pada shock waktu tau Mulan itu sebenarnya cowok?  Kalau kalian memperhatikan narasi di beberapa part awal pasti kalian ngeh deh kalau Mulan itu cowok, ada clue nya tau 😗😀

Oh oke, aku tunggu komentar kalian ya,

PENGANTIN DADAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang