9: 200 juta untuk satu hati√

11.1K 915 28
                                    

Duduk saling menatap dengan pandangan berbeda tidak membuat Alify dan Reno terlihat malu-malu harimau.
"Awas lo jatuh cinta sama gue," celetuk Alify tiba-tiba. Membuat Moreno memasang ekspresi seperti orang yang tengah terkena serangan jantung.

"Kalau gue udah jatuh cinta sama lo, gimana?" tantang Reno dengan tangan yang ia letakkan tepat di jantungnya.

"Lo harus bayar gue bukan lagi tujuh puluh lima juta perbulan tapi dua ratus juta."

"Kayak harga cinta lo mahal aja," cibir Reno. 

Jika sudah tahu kalau Alify menargetkan 200 juta perbulan untuk jatuh cinta padanya lebih baik Reno pendam saja di dalam hati agar ia tidak mengeluarkan uang banyak untuk istri matrenya ini.

"Memang mahal, karena gue ini cewek limited edition, tahu."

"Udah kayak barang aja, Miss," cibir Dafa yang dengan santainya duduk di satu meja dengan Alify dan Reno  diikuti oleh Arul.

Kedua bocah yang baru saja menyelesaikan masa hukuman mereka duduk terengah-engah membuat Alify melotot sangar.
"Kalian berdua ngapain duduk di sini?" ketus Alify.

"Mau minta traktir makan gratis. Kata anak-anak Miss Alify udah taken dan laku," sahut Arul santai.

"Enggak ada traktir gratis," sungut Alify. "Yang ada kalian berdua harus bayar uang arisan sekarang juga. Mana?" tagih Alify membuat Reno terbelalak.

Sebenarnya apa pekerjaan istrinya ini, guru atau tukang palak? Tanya Reno bingung.

Dafa tertunduk lesu, "kami enggak ada uang, Miss." Dafa menatap Reno dengan pandangan memelas. "Boleh enggak Om, kami di traktir?  Kalau nunggu Miss Alif, bisa-bisa sampe lulus enggak bakal di traktir," pintanya membuat Alify dengan gemas menendang kaki Dafa yang berada di bawah meja. Namun, bukan Dafa yang memekik kesakitan melainkan Arul.

"Aduh!  Miss, kok saya yang di tendang?" protes Arul tak terima.

"Kamu bales aja ke Dafa, soalnya kaki Miss enggak sampe ke tempat Dafa," sahut gadis itu.

"Ya sudah kalian pesan aja apa yang kalian mau, nanti saya yang bayar." Akhirnya setelah mendengar perdebatan Alify dan muridnya, Reno buka suara dan berniat mentraktir murid yang baru saja di tindas oleh Alify.

Sebelah alis Alify terangkat menatap  Reno dengan pandangan tak terbaca.

Sementara itu Arul dan Dafa bersorak gembira karena mereka akan makan gratis hari ini.

"Yes!" teriak Arul senang. "Om, siapa namanya?  Om ini siapanya Miss Alif?"

Reno tersenyum tipis kemudian mengulurkan tanganya pada dua murid nakal di hadapannya, "saya Moreno, suami Alify."

"What?" pekik keduanya terkejut. Membuat mereka menjadi bahan tontonan murid lain di kantin.

"Enggak salah ini Miss Alify yang terkenal enggak pernah laku seantero sekolah udah nikah?" Dafa menatap tak percaya pada Alify dan Reno.

Reno menatap Alify dengan senyum miring kemudian tatapannya beralih pada Arul dan Dafa, "enggak kok, kalian enggak salah. Mungkin kami memang jodoh."

"Jodoh paksaan aja bangga," cibir Alify menatap sinis Reno.

"Selamat ya, Om. Kami doakan semoga om betah deh hidup berumah tangga sama Miss galak," doa Arul tulus dan diikuti oleh Dafa.

"Semoga Om Reno enggak sering di palak, amin."

Reno tersenyum lebar kemudian mengerling pada Alify yang kini wajahnya sudah di tekuk.

"Karena kalian baik sama saya, saya traktir kalian jajan seharga sepuluh ribu dan enggak boleh lebih."

PENGANTIN DADAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang