28: No make up Kw

6.4K 798 99
                                    

Tolong baca ya

Kita buat permainan yang akan menjadi aturan di reader PD alias pengantin dadakan.

Jadi gini, aku mau kalian yang vote harus ninggalin komentarnya tentang apa aja deh asal jangan next, lanjut, up.

Di hitung bukan dari banyak yang vote tapi lebih netral ke yang komentar.

Pokoknya setiap reader yang vote harus ninggalin komentar.
Jadi, aku cek kalau ada 10 vote berarti 10 komentar perorang ya. Kalau komen double ga dihitung.

Nah hadiahnya apa?  Hadiahnya akan aku update double kalau komentarnya sama dengan jumlah vote.

Paham kan?  Kalau nanti malam yang vote 100 misalnya, berarti harus ada 100 komentar juga. Ini buat memicu aku biar kayak di kejar deadline.

Kalau bisa menuhin apa yang aku minta, serius aku bisa ngejar target 3 part sehari update.

Hayo,  pilih yang update tiap hari satu, atau 3 part sehari?

Aku tunggu komentar kalian. Ingat no next, no lanjut komennya.

Reno melangkah masuk ke dalam ruangannya ketika jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

Hari ini ia terlambat datang ke kantor dan membuat Mulan, sebagai sekretaris taat beribadah mengernyit heran.

Pasalnya ini kali pertama bosnya itu datang terlambat apa lagi dengan wajah yang bersinar ceria.

"Boss kesurupan kayaknya," gumam Mulan yang masih berdiri di depan pintu saat Reno melewatinya.

Jantung Mulan berdetak hebat ketika Reno menghentikan langkahnya.
"Mulan," panggil Reno dengan suara dingin.

Sigap, Mulan berdiri dengan tegap dan perasaan waswas menghampiri Mulan, "iya bos?"

"Bulan ini sudah berapa persen gaji yang di potong?"

Mati gue, si burung hantu bakal motong gaji gue lagi dah, dengus Mulan dalam hati.

"S-sembilan persen, Bos."

Reno mengangguk mengerti kemudian pria itu menggumamkan sesuatu yang membuat Mulan yakin jika kiamat pasti akan terjadi.

"Saya turunin jadi tujuh persen."

"Itu beneran si burung hantu kan?" gumam Mulan dalam hati. "Gue kan habis ngatain dia, bukan habis muji," lanjutnya dengan keanehan yang semakin terasa.

Tak memedulikan keanehannya bosnya yang memang sudah aneh sejak dulu, Mulan melangkah masuk untuk membaca jadwal Reno hari ini beserta informasi yang akan ia berikan pada bos burung hantu.

Mulan mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk karena ia tidak mau menjadi korban amukan CEO pemarah satu ini.

Usai membacakan jadwal yang tidak terlalu padat, barulah Mulan menyampaikan informasi yang perlu di ketahui oleh Reno.

"Bos, HRD udah nemu sekretaris dua dan bakalan mulai masuk kerja besok," lapor Mulan dengan suara tenang.

"Oh," sahut Reno datar.

Pria itu kemudian membuat gerakan tangan mengusir Mulan agar segera keluar dari ruangannya.

"Saya permisi Bos."

Reno tak memedulikan ucapan Mulan karena pria itu tengah fokus pada laporan yang tengah ia periksa.

10 detik kemudian Reno sepertinya mengingat sesuatu yang membuat ia menjerit nama Mulan untuk pertama kalinya di hari ini.
"Mulan!"

Baru saja Mulan akan mendudukan bokong seksinya di atas kursi empuk yang sudah menunggunya, namun teriakan Reno membuat Mulan kembali menegakkan tubuhnya dan menghela napas kesal.

"Mau apa lagi sih si burung hantu itu?  Kayaknya sehari aja enggak teriak itu mulut pasti berbusa," gerutu Mulan kesal.

Gegas, Mulan melangkah keluar dari ruangannya kemudian menyeberang menuju ruangan Reno dan melangkah masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Siapa yang suruh kamu masuk?" amuk Reno menatap Mulan garang.

Mulan memasang wajah polos kemudian menjawab pertanyaan penuh amukan dari Reno dengan suara tenang.
"Kan bos sendiri yang nyuruh masuk."

"Tapi kamu enggak ketuk pintu dulu, Mulan!" jerit Reno membuat Mulan segera memutar tubuhnya menuju pintu keluar.

Reno kembali  mendudukan tubuhnya di kursi dengan wajah tenang seolah ia tidak pernah berteriak tadi.

Mulan yang sudah berdiri di depan pintu ruangan Reno mengetuk tiga kali dan melangkah masuk sesudah di beri intruksi oleh pria itu.

"Ada apa ya bos manggil saya?  Padahal saya lagi mau duduk," tanya Mulan hati-hati.

Reno tak menanggapi pertanyaan Mulan, pria itu justru mengeluarkan sebuah kartu dengan warna gold dan di yakini Mulan jika isi dalam kartu tersebut tidak akan habis jika ia membeli banyak barang di mall.

Menelan liur dengan susah payah, Mulan menatap lengan kokoh yang terulur padanya. Bukan untuk melihat lengan kokoj yang terbalut jas mahal itu yang membuat Mulan menelan ludah susah payah, tapi lebih kepada kartu gold yang akan di serahkan Reno pada dirinya.

"Please, kalau ini mimpi jangan bangunin gue," harap Mulan dalam hati. Matanya merem melek menatap kartu gold tersebut dengan lapar sembari pikirannya melayang jauh pada pusat perbelanjaan dimana ia bisa membeli semua barang yang ia mau.

"Mulan!" Suara teriakan Reno kembali menyadarkan Mulan yang hampir hanyut dalam khayalan.

"Burung hantu!" jerit Mulan tak kalah kerasnya.

Suara jeritan Mulan membuat Reno segera bangkit dari duduknya kemudian ia menatap Mulan dengan tatapan tajam seperti ingin menelan Mulan hidup-hidup.

"Kamu bilang saya apa tadi?  Burung hantu?" geram Reno.

"E-eh enggak bos. Tadi saya refleks boss, khilaf saya." Mulan tertunduk dengan wajah pucat pasi karena ia baru saja meneriaki si burung hantu yang pemarah.

Mulan memang sering latah jika ia di kejutkan oleh sesuatu. Namun, yang menjadi latahnya  kali ini sepertinya membuat Mulan dalam posisi berbahaya.

Reno terlihat menghembuskan napasnya mencoba menghilangkan rasa jwngkek yang mendera batinnya. Kemudian pria itu kembali menyerahkan kartu gold yang di sambut dengan tatapan bingung oleh Mulan.

"Buat saya, bos?" tanya Mulan hati-hati.

"Saya tidak sebaik itu untuk memberikan kamu kartu itu, Mulan."

"Terus bos?"

"Belikan saya peralatan make up yang paling bagus dan lengkap. Kamu bisa pake kartu itu," perintah Reno membuat bola mata Mulan terbelalak.

"Bos serius?" Reno segera memutar kepalanya dan menatap Mulan dengan tatapan tajam khasnya.
"Kamu pernah lihat saya enggak serius, Mulan?" tandas Reno tajam.

Mulan menggeleng dengan wajah kaku. Jika boleh jujur memang benar Reno selama ini selalu serius dan tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Terus belinya yang Kw bos?" tanyanya lagi. Mulan ingat jika beberapa bulan yang lalu Reno pernah memintanya untuk membeli cincin berlian yang bagus  dan mewah namun harus Kw.

Tidak menutup kemungkinan kan kalau Reno kali ini juga meminta peralatan make up yang kw dengan harga yang murah juga?

"Yang asli Mulan. Itu buat istri saya," jelas Reno membuat Mulan membulat mata terkejut.

"Bapak sudah laku?  Sejak kapan?" seru Mulan beruntun.

"Pikun," cibir Reno. "Kamu yang sering saya suruh buat beli bubur ayam dan anter ke sekolah kan?  Makanya itu muka jangan kebanyakan dempul. Jadi sering lupa kan?" ujar Reno dengan kalimat terpedas yang membuat Mulan ingin rasanya melempari pas bunga di wajah Reno.

























PENGANTIN DADAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang