part 1- masalah

60.2K 1K 8
                                    

Alunan music yang keras mengiringi ruangan pengap dengan asap rokok dan bau minuman keras. Bagi orang yang tak terbiasa seperti Dika tentu saja semua itu hanya akan membuatnya merasa pusing dan mual.

Dia menekan nekan kepalanya, yang bertambah pusing karena minuman keras yang dia minum karena di paksa oleh teman temannya.

Dia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajah.

"Bruk"
Seorang gadis membentur Dika, gadis itu terlihat tergesa-gesa.

Seorang laki-laki datang, saat itu juga gadis itu menarik kepala Dika dan mencium bibirnya.

Dika kaget, dan berusaha melepas ciuman itu namun ditahan oleh tangan sang gadis.

"Apa apaan kalian" ucap laki-laki bertubuh kekar.

Gadis itu melepas ciumannya "Dah gue bilang, gue udah punya cowok, jadi jangan ganggu gue lagi" ucap gadis itu sedikit santai.

Dika masih bengong, sambil menatap ke dua orang yang tengah berdebat, perdebatan yang sebenarnya tak ada hubungannya dengan Dika.

Laki laki kekar itu menatap Dika "ini laki laki yang kamu suka?"

Gadis itu mengangguk sambil memainkan kukunya dan menggandeng tangan Dika seakan mereka sudah lama saling mengenal satu sama lain.

"Berani beraninya lo ngerebut pacar gue"

Pukulan mendarat di pipi Dika "bruk" tubuhnya langsung terjatuh ke lantai.

"Hentikan Roy.. kalo kamu tetep mukul dia gue gak mau kenal lo lagi" bentak gadis itu.

Sesudahnya laki laki kekar itu pergi dengan wajah merah

Hari ini nampaknya adalah hari sial untuk laki-laki tampan seperti Dika. Bagaimana tidak, setelah mendapatkan ciuman yang dianggapnya pelecehan dia juga mendapat pukulan.

Gadis itu langsung bergegas pergi dengan pelan.

"Mau kemana?" Dika langsung menarik rambut panjang yang terurai itu.

"Eh Roy balik lagi" sambil menunjuk ke belakang Dika.

Reflek Dika berbalik ke arah belakang, saat itu juga gadis itu melarikan diri. Dika sangat geram, dan berjanji akan menemukan gadis itu untuk membalas dendam.

Kesal Dika langsung pulang dari tempat memusingkan itu tanpa pamit pada temannya.

Di depan rumah sudah ada mobil yang terparkir rapi tanda ayahnya berada di rumah, sangat jarang sang ayah datang karena Dika biasanya tinggal sendiri.

Dia masuk, di ruang tamu ayah, ibu dan adik perempuannya tengah santai duduk dengan secangkir kopi sambil menonton berita di TV.

"Malam ayah, malam ma" sapanya dengan sopan.

Keluarganya dikenal sebagai keluarga terhormat, sejak kecil dia diajari untuk selalu sopan dan nurut pada kedua orangtua.

"Ayah ingin memberitahu sesuatu" ungkapnya

Dika langsung duduk di hadapan sang ayah.

"Kamu tau dik Pak bambang pemilik usaha mobil?"

Dika mengangguk, karena dia memang pernah menyapa langsung bapak itu.
"Lalu?"

"Menikahlah dengan anaknya" ucap sang ayah tanpa basa-basi.

Yah! ayah Dika memang sangat kaku,tegas dan juga canggung bahkan pada keluarganya sendiri.

Dika mengerutkan dahinya "menikah???" Tentu saja dia kaget di usianya yang masih cukup muda.

"Bu bukan begitu, maksudnya menikahlah di waktu depan.. sekarang bertunanganlah lebih dulu" pungkas ibunya tidak ingin Dika salah faham.

"Aku bahkan tidak mengenalnya ma" gerutu Dika

Ekspresi ayahnya mulai berubah "ya kenalan.. gampang kan"

Tentu saja perintah sang ayah memang tidak bisa di lawan, melawannya sama saja dengan mendeklarasikan perang. Dika memilih diam tanpa menjawab.

"Ayah sudah mengirimkan nomor hpnya, jangan lupa hubungi dia lebih dulu" suara terdengar tegas

"Kak bibirmu kenapa? Luka?" Tanya Tasya adik perempuan Dika.

Dika segera menutup bibirnya dengan tangan, kejadiaan sial tadi memang benar-benar membuat sial.

"Bukan urusan anak kecil sepertimu"

Adiknya cemberut, setelah itu semuanya pulang, hanya tersisa Dika yang tinggal sendirian di rumah yang luas itu.

Dika langsung melompat ke kasur empuk. Dia melihat sms di hpnya terpampang 12 angka yang pastinya nomor hp gadis yang harus dia hubungi.

Namanya kayla

Tidak ingin mencari masalah dengan ayahnya dia segera mengirim chat ke nomor itu.

Dika : selamat malam.. aku disuruh ayah untuk menyapamu malam hari ini.

Chat yang benar-benar sangat jujur, beberapa menit kemudian balasan datang.

Kayla: malam juga, ibu menyuruhku untuk menggodamu agar bersedia bertunangan denganku

Balasan yang tidak kalah jujurnya, setelah itu Dika melempar hp ke kasur, dia merasa sudah cukup sesuai perkataan ayahnya.. hanya menyapa, dan dia sudah menyapa. Jadi tanggung jawabnya sudah selesai.

annoying girl vs Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang