kita putus

12K 350 3
                                    

Setelah pergi beberapa meter dari tempat Kayla berada, sungguh Dika merasa berat ingin kakinya beranjak kembali. Namun tangannya masih menggenggam erat telapak tangan gadis yang dia kejar sejak dulu.

"Dika.." panggil debi sembari menghentikan langkahnya

"Kenapa"

Debi tersenyum dan melepaskan tangannya dari genggaman Dika "kamu menyukainya.."

"Nggak.."

"Kamu menyukainya.. kakimu berat melangkah, matamu tak menunjukkan ketegasan.. sebelum menyesal.." ucap debi dengan melepaskan tangan Dika perlahan.

Debi mengerti apa yang dirasakan dika saat ini. Dia juga pernah merasakannya, memiliki pasangan yang tak banyak memiliki hati nurani seperti Beni.

Dika membelai rambut Debi dengan lembut. Lalu dia berlari kembali, untungnya kayla masih di sana sambil menangis.

Dika duduk dan menepuk bahu gadis di sampingnya

"Kamu kembali" dengan suara serak

"Seperti katamu.. aku terjebak dalam kegilaan ini"

Kayla langsung memeluk Dika. Sejak sekian lama untuk kedua kalinya dia takut kehilangan seseorang.

______

2 hari setelahnya

"Bagaimana kabarmu kayla?" Tanya ayah dika sembari tersenyum lembut kearah keluarga Kayla

"Baik ayah"

Suasana masih sangat ramai, dilainsisi kayla ingin cepat cepat pergi dari acara yang penuh drama dengan senyuman dibuat buat itu.

Beberapa sanak saudara mengajaknya berbincang. Tak sedikit orang yang memuji tunangannya, mereka bilang Dika sangatlah tampan, sopan dan lain lain. Setidaknga semua orang bilang mereka adalah pasangan serasi jadi kayla merasa ada dorongan dan dukungan kuat dari semua orang.

Setidaknya dia bertahan 2 jam setelah itu pulang bersama dika dengan alasan acara kampus.

Baru saja menginjakkan kakinya di rumah Dika, kayla harus segera mengangkat telfonnya.

"Iya yuda"

Mendengar nama itu Dika langsung menghentikan aktifitasnya.

Kayla sesekali juga menatap Dika karena merasa tak nyaman. "Aku nggk bisa hari ini.. aku ada keperluan" sembari langsung menutup telfonnya.

"Kamu marah?" Tanya kayla

"Marah atau tidak itu tak akan mengubah apapun.. aku akan terus mengikutimu hingga aku tak mampu lagi.."

Kayla tidak senang dengan ucapan dika kali ini. "Aku akan mulai menjaga jarak dengannya"

Dika hanya diam sembari menunduk tak bersemangat.

Kayla memegang pipi Dika dengan lembut "aq berjanji gak akan boong lagi" dengan jari kelingking dia berdirikan

Dika membalas dengan senyuman paksa dimana masih ada keraguan di matanya. Tatapan Dika benar benar menyedihkan, kayla tak tega tanpa dia sadari kepalanya mengangguk sebagai tanda setuju.

"Jika aku melepasnya.. akankah hubungan kita akan baik baik saja?"

Dika mengangguk. Mungkin balas dendamnya akan gagal, semua yang dia rencanakan akan berakhir sia sia. Tapi kehilangan Dika mungkin akan lebih menyakitinya dibandingkan rencana gagal yang sudah dia persiapkan.

Karena itu malam hari sebelum pulang ke rumah, Kayla menemui Yuda. Berbicara 4 mata dan mengucapkan kata kata yang pasti membuat laki laki di hadapannya marah

"Kita akhiri"

"Apa? Apa salahku.. jika aku melakukan kesalahan aku akan memperbaikinya."

"Salahmu.. karena kamu adalah Yuda" jawab kayla

"Apa?"

"Wajahmu suaramu, gayamu dan semua yang ada pada dirimu aku membencinya" tegas kayla dengan tangan menunjuk kearah laki laki itu.

Yuda tak percaya, tak ada angin, tak ada pertengkaran tiba tiba hubungan mereka harus berakhir.

"Kayla kamu bilang kamu masih menyukaiku.. kamu nggak boleh kayak gini"

"Nyatanya aku mencintai laki laki lain"

"Siapa?" Yuda menggoncang tubuh mungil itu. "Dika?"

Kayla tak menjawab dan hanya berusaha menjauh dari Yuda dia segera pergi. Hatinya mulai lega setelah hubungannya berakhir. Kini dia hanya menjadi milik Dika seorang tak ada yang namanya selingkuh ataupun main main, kali ini dia ingin menjalaninya serius.

Kali ini setidaknya dia bisa lebih percaya diri saat menemui Dika walau semua rencananya berakhir sia sia.

___

"BANGUN" teriak Dika di ruang kanar yang sangat berantakan itu.

Tak ada pergerakan sedikitpun, dinda bak patung yang tak akan mendengar yang namanya kebisingan.

Percikan percikan air sedikitpun tak mampu membuat gadis mungil itu membuka matanya. Ingin Dika menyiramnya dengan seember air. Namun urung karena mungkin kasurnya akan basah dan tak bisa di gunakan lagi.

Dika keluar dan berusaha menghiraukan gadis itu, namun melihat kertas permberitahuan  dari sekolah untuk Dinda agar masuk sekolah setelah lama membolos kembali membuatnya gusar.

Dia kembali masuk ke kamar menghidupkan AC full lalu menarik selimutnya dengan maksud biar gadis itu kedinginan.

"Dingin..." rengeknya

Dika langsung melempar selimut itu ke arah Dinda

Bukan karena kasian, bukan karena iba melainkan gerakan refleks kaget setelah melihat Dinda hanya menggunakan pakaian dalam dan celana dalam.

Beberapa saat kayla membuka matanya dan menatap Dika rohnya belum terkumpul tatapannya masih kosong.

"Tidakkkkkk" teriakan Dinda memenuhi seluruh rumah. Dia menarik selimutnya erat dan menggulung tubuhnya layaknya roti gulung. "Kakak aku ini adikmu.. bagaimana bisa..."

Dika menggeleng dengan cepat "a apa yang ada difikiranmu.. aq berusaha membangunkanmu.."

"Membangunkan bisa dengan memanggilku,tak harus membuka selimutku"

Kali ini Dika terlihat seperti orang dewasa yang baru saja kepergok ingin berbuat asusila.

"Aku udah teriak teriak tapi kamu nggak mau bangun" Dika tak ingin kalah.

"Bohong..". Dengan membelalakkan matanya.

Hari itu pun di habisi dengan pertengkaran yang tiada akhir.

annoying girl vs Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang