part 32

12.2K 335 6
                                    

"Orang dewasa yang mempersulit semua.. mereka yang berulah.. mengapa harus aku yang mati..?" Ucap Dinda.

Air mata masih saja menetes di wajah mungil itu. Dika diam dan kembali focus mengendarai mobilnya. Tiba dirumah dia bingung, kepalanya terasa berdenyut.

"Kakak harus berobat" ucap dinda

"Aku baik baik saja"

"Jika kakak mati.. aku sama siapa" rengeknya kembali.

"Aku nggak akan mati" jawab dika singkat

Dia menyuruh dinda untuk beristirahat dikamarnya dia tak ingin pergi jauh jauh kerumah sakit. Dengan cepat dia menelfon salah satu dokter langganan keluarganya untuk datang.

Dokter itu sangatlah cekatan, dengan koper berisikan peralatan medis, mampu dengan cepat menjahit lukanya.

Hari semakin malam, bahkan perutnya tak merasa lapar sedikitpun. Begitu pula dengan Dinda yang masih mengurung dirinya didalam selimut.

Tak lama orang yang dia hubungi sebelumnya datang.

"Dika.. ada masalah? Sampek adikmu disini?" Debi datang dengan ekspresi hawatir "darah? Kepalamu?" Ketika melihat darah di baju dika Sambil memegang pipi Dika dengan kedua telapak tangannya.

Dika tersenyum "kecelakaan kecil.. ada masalah dirumah.. aku nggak tau harus ngubungin siapa, dan gak tau juga gimana harus perlakuin adikku"

"Dimana adikmu?"

Dika menunjuk kearah kamarnya. Dika tidak tau apa ini pilihan tepat, yang pasti Dinda dan Debi belum pernah bertemu sebelumnya. Dia akan pasrah dan berharap Debi bisa membuat Dinda sedikit lebih tenang.

Pertama yang harus dia lakukan adalah berganti pakaian. Setelah itu memesan makanan lewat driver online.

Pikirannya terus berputar mencari solusi mencari cara menyelesaikan permasalahan.

Terdengar bunyi gelak tawa dari dalam kamarnya. Diintipnya melalui sela sela pintu kamar, adiknya Dinda tengah tertawa mendengar lelucon yang di buat oleh Debi.

Setidaknya Dika bisa lebih tenang dari sebelumnya. Terutama ketika dika mendengar adiknya sudah bersedia makan dan mandi dengan tangisan yang mulai berhenti.

Debi keluar dari kamarnya lalu duduk di samping Dika.

"Aku berjanji mengajaknya kerumahku hari minggu.. dia menyukai boy band korea. Dan aku memiliki beberap koleksi poster dan aksessoriesnya" sembari tersenyum ke arah Dika.

Dika tersenyum dan bersyukur. Dia meraih tangan Debi dan  menggenggamnya "makasih banyak.. aku gak tau harus minta tolong sama siapa lagi"

Debi tersenyum dan mengangguk. Sikap lembut dan murah senyumnya selalu mampu membuat orang di sekitarnya merasa nyaman.

Dari arah pintu terlihat kayla datang yang tentu melihat ketika Dika memegang tangan Debi.

"Kamu disini?" Ucap kayla

Tatapannya memperlihatkan perasaan tidak suka dengan adanya Debi disana. Dan mungkin Debi juga menyadarinya dari nada suara kayla.

Debi berusaha mengingat, wajah kayla yang nampak tak asing baginya "kita pernah bertemu sebelumnya.. di kafe ya"

"Aku tunangannya" tanpa menjawab ucapan Debi.

Debi sedikit kaget dengan ucapan kayla, dia baru tahu tentang hal itu. Dengan sigap dia menarik tangan yang sebelumnya masih di denggaman Dika.

"Oh iya? Maaf aku baru tau.. selamat" sambil menatap Dika

"Nggak perlu ngucapin selamat.. ini pertunangan bisnis.. orang tua kami memaksa kami bertunangan" jelas Dika yang tak ingin Debi merasa tak nyaman.

Mendengar penjelasan itu, Debi hanya diam tak tau bagaimana cara menyikapinya.

Kayla kesal, menurutnya Dika tak perlu memperjelas hal itu kepada Debi. Itu membuat dirinya malu.

"Tumben kesini? Hampir tiap hari aku disini gak pernah liat kamu"

Mungkin maksud kayla adalah memberitau kepada Debi bahwa dia telah melewati waktunya selalu bersama Dika.

"Ini pertama kalinya dia disini. Aku yang nelfon.. ada masalah dirumah.. Dinda di sini, aq meminta tolong padanya untuk membujuk adikku" Dika benar benar tidak suka dengan Sikap kayla yang menurutnya kurang sopan.

"Kamu bisa nelfon aku"

"Nomormu nggak aktif"

"Kamu bisa nunggu"

"Terlalu lama" percakapan semakin serius.

Debi yang berada di tengah tengah mereka tentu merasa tak nyaman. Merasa dirinya menjadi sumber permasalahan disana.

"Em aku pamit pulang dulu" pamit Debi

Dika kembali meraih tangannya. "Mau kemana.. disini aja dulu.. kamu belum makan" ucap dika dengan lembut.

Kayla kesal, matanya menatap tajam ke arah 2 orang di hadapannya.






annoying girl vs Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang