titik terberat

10K 329 2
                                    

Suatu saat ketika beberapa anggota keluarga berkumpul di sebuah acara pernikahan salah satu keluarga besar Dika, tentu keluarga kayla turut menghadiri acara itu.

Beberapa teman teman dika yang diundang turut hadir, hingga acara selesai. Mereka berdiam di suatu kursi khusus untuk duduk, kayla juga berada di tempat itu.

"Itu.. tunangan lo bro.. kenalin dong" ucap riyan

Dika tertawa "sebenarnya nih.. orang tua yang maksa buat tunangan.."

"Cantik mah.. gak bisa nolak" ucap siska teman smp Dika.

Tepatnya 7 orang yang berkumpul, hanya ada 1 teman kayla yaitu ayu,yang lain semuanya temannya dika.

Dika tertawa lagi "cantik gak jamin membahagiakan.. cowok dia aja banyak" sambil melirik ke arah kayla

Dika benar benar membuka semua kejelekan kayla dindepan teman temannya. Kayla hanya diam dengan senyum paksaan yang terus dia jaga.

"Wuiihh play girls?" Tanya rian kepada kayla

Kayla hanya mengangguk pasrah, jujur dia malu. Ini bukanlah diskotik ataupun tempat umum, tapi ini adalah acara keluarga dimana semua orang di acara hampir mengenal dirinya dan juga keluarganya. Berbeda ketika di luar kayla selalu menyembunyikan identitas aslinya demi menjaga kehormatan keluarga.

"Wow gue suka.. cewek yang agresif" ucap riyan membuat siska dan mila tertawa.

"Pacaran aja sama dia.. dia biasanya gak pilih pilih koq" jawab dika santai yang membuat beberapa temannya menjadi diam

Apa yang dika katakan kali ini sungguh keterlaluan. Kayla menggenggam erat tangan kirinya dengan telapak tangan kanannya. Sementara ayu berusaha membawanya keluar ruangan dengan membuat beberapa alasan.

Akhirnya kayla berada diluar ruangan  yang cukup panas. "Key.. kamu yakin itu tunanganmu?"

Kayla mengangguk "memang kami dipaksa bertunangan"

"Tapi sikapnya bener bener keterlaluan key.. ini gak bisa dibiarin.."

"Yang dia omongin bener koq. Aku emang cewek yang kayak gitu" sembari menunduk

"Kebayang nggak sih kalo kamu sampek nikah sama dia? Kamu nggak jatuh hati sama dia kan?" Tanya ayu lagi.

Kali ini kayla diam pertanda apa yang dikatakan temannya itu benar.

"Key.. jangan sampek lo lepas dari buaya (yuda) tapi malah kejebak di kandang harimau (dika).. kayak biasanya aja.. lepas dan tinggal"

Mungkin mudah mengatakan kata kata itu. Dan dulu kayla memang mudah melakukannya,tapi kali ini berat, mungkin ini karma.

Beberapa saat kayla menunggu di pintu keluar gedung acara. Setidaknya dia tak pulang duluan, karena dia tau Dika pasti mengantarnya pulang, walaupun karena paksaan orangtuanya.

Memang benar mobil dika berhenti tepan di hadapannya. Dengan cepat kayla masuk lalu duduk di sebelah dika.

Dia menghidupkan lagu lagu rock dengan keras di dalam mobil menutup semua jalur pembicaraan yang kayla niatkan.

"Dika kita perlu bicara" ucap kayla setelah music itu berhenti.

"Bicaralah" dengan tatapan tetap focus ke jalanan.

Sebenarnya kayla bingung harus mulai darimana "kemaren aku mendapata pesan kalo.."

"Gak usah bahas yang kemaren" sembari memotong ucapan kayla.

"Tapi aku harus bener bener jelasin dik.. biar kamu gak salah faham"

Dika langsung membanting stir dan perhenti di pinggir jalan. "Turun"

"Apa?"

Dika mendesah keras "gue bilang turun"

Mungkin kali ini Dika terlalu kejam, menurunkan seorang wanita di jalan yang tidak dia kenal bahkan jauh dari rumah.

Kayla turun dengan cepat. Ini adalah sikap dika yang paling tak bertangganggung jawab, tak berperasaan.

Dika hanya merasa bahwa gadis itu akan baik baik saja dan mengira jika kayla akan segera menghubungi yuda untuk menjemputnya. Namun sayang kayla turum tanpa membawa tasnya, yang berisi dompet dan hp.

Gadis itu menemui jalan buntu, tanpa uang ataupun hp bagaimana mungkin dia bisa kembali. Dilihatkan laki laki yang berkumpul di sebuah warung dengan kopi disampingnya.

Mungkin kayla bisa kembali dengan menggoda beberapa laki laki untuk mengantarnya pulang. Namun dia enggan, dia tak ingin terjebak dianatara hubungan gila yang akan semakin merendahkan dirinya.

Dia tau lokasinya dengan melihat papan nama toko yang bertuliskan alamatnya saat ini. Tapi ia tak tau berapa jauh lagi dia bisa sampai ke rumahnya dengan berjalan kaki.

Dilepasnya sepatu hak tinggi yang melukai tumitnya. Dia hanya terus berjalan lurus tanpa alas kaki, tangannya masih terasa nyeri, luka akibat pecahan kaca di lengannya masih berdenyut membuatnya terkadang meringis di balik balutan kapas yang dia tutupi dengan baju lengan panjang.

Beberapa menit terus terlewati, hingga beberapa jam bahkan langit sudah mulai menenggelamkan matahari. Telapak kakinya mulai tergores kerikil kerikil kecil panas yang dia lewati sepanjang jalan raya.

Kayla memutuskan beristirahat dengan duduk di sebuah kursi pinggir balai kota. Sembari menanyakan jam kepada orang orang yang lewat di hadapannya.

Kakinya berdenyut kesakitan, kepalanya pusing, bahkan perutnya lapar dia belum sempat memakan apapun di acara karena tidak selera. Semakin lama semakin sepi dan gelap kini air matanya mulai menetes dengan tubuh menelungkup menenggelapkan wajahnya di sela sela tumit kaki.

annoying girl vs Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang