Hatinya tak tenang dan gundah, hujan mulai mengguyur dengan deras. Dengan berat hati dika membuka pintu karena tak tega gadis itu kedinginan.
"Setelah hujan berhenti kamu bisa pulang"
"Sampai kapan kamu mau marah terus?" Tanya kayla.
Dika menghiraukannya lalu kembali duduk di kursi sembari membaca buku. Kayla yang tak terima langsung menghampiri Dika dan mencium bibirnya dengan ganas.
Dika berusaha mendorongnya, namun kayla enggan melepasnya dan naik ke atas tubuh Dika
Dengan sekuat tenaga Dika memegang kedua tangan kayla lalu mendorongnya menjauh "hentikan" teriaknya.
"Kenapa? Nggak tergoda? bosen? Mau yang lain?" Ucap Kayla
Entah apa yang merasuki kayla, mungkin rasa kesal membuatnya gila."hentikan.. aku nggak tertarik"
"Bohong.. malam itu saat kita tidur bersama kamu menikmatinya.. apa bedanya kamu dengan laki laki lain, kamu hanya lebih Jaim dengan gengsi tinggi"
Setiap mendengar kayla membicarakan tentang malam itu, rasa penyesalan terus ada, harusnya dia tak mabuk, harusnya dia tak tergoda. Tapi nasi sudah menjadi bubur, kayla terus menggunakan kejadian itu sebagai alasan untuk mendukung aggapannya bahwa semua laki laki itu sama.
"Bedanya.. aku ingin menghargaimu lebih dari sekedar menginginkan tubuhmu.." ucapan itu benar benar terdengar sangat tulus. "Tapi aku akan melupakanmu.. lupakan juga aku seperti beberapa laki laki yang udah kamu campakkan.."
Dika mengambil jaketnya. Berada satu rumah dengan kayla membuatnya merasa berat dan sedih. Hanya akan ada pertengkaran jika mereka bertemu.
Kayla menghentikannya dan memeluknya dari belakang "jangan pergi"
Kali ini Dika tak akan kalah dengan perasaannya. Dia melepas pelukan itu dan tetap pergi meninggalkan rumahnya sendiri.
_______
Tak ada yang tau betapa sulitnya aku mendapatkan Yuda. Menyia nyiakan kesempatan ini sama seperti membuang waktuku selama ini..
"Sayang" panggil Yuda dengan bunga di tangannya.
Kayla tersenyum sembari menerima bunga itu.
"Matamu kenapa?" Tanya laki laki di hadapannya
Kantung mata kayla menghitam, kayla terlihat benar benar tak bersemangat. Sulit tidur dan menangis sepanjang malam kini menjadi kebiasaannya.
"Nggak apa apa" jawabnya berbohong.
Yuda tersenyum, dipeluknya kayla dengan lembut dan diciumnya bibir kayla perlahan.
Aku jijik, aku benci tiap kali sentuhan mendarat di tubuhku. Aku merasa hina merasa jijik pada diriku sendiri. Sudah sejauh ini, terlalu telat untuk kembali...
Ketika sore yudapun pergi. Tinggal dirinya sendiri di dalam kamar sunyi layaknya dirinya dahulu.
Dika tak lagi mau membukakan pintu untuknya. Telfonpun tak lagi bisa di hubungi. Bahkan saat kayla datang ke kampusnya Dika seakan bersembunyi, dimanapun kayla mencari tak dapat dia temukan laki laki itu.
Itu membuatnya putus asa, beberapa hari tak melihat Dika benar benar membuat kayla merasa kehilangannya. Awalnya dia mengira dia hanya menganggap Dika laki laki biasa yang tak akan membuat hatinya goyah. Bukan hanya itu, sebelumnya dia beranggapan Dika tak akan serius dengan ucapannya.
Tak ada cara lain kayla menghubungi debi dan menunggunya di kafe dekat kampusnya.
Debi keluar dengan beberapa buku di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
annoying girl vs Good Boy
RomanceSeirang laki-laki tampan calon penerus perudahaan Kayla gadis licik, cantik dan pintar menggoda. Hobinya bergonta ganti pasangan. Dia tipe gadis yang tak ingin direpotkan oleh yang namanya CINTA. "Gue gak mau yang namanya CINTA mengendalikan hidup g...