Untuk pertama kalinya Dika merasa sangat gusar dan menggila. Tangannya terus bergerak, nafasnya bergolak. Pemikiran pemikiran aneh mulai bermunculan, beberapa pertanyaan mulai muncul di benaknya
Haruskah aku membiarkannya?
Bagaimana jika kali ini dia hamil?
Akankah aku menyesal?
Hati sudah menunjukkan rasa yang pasti, namun otak dan pemikiran Dika seakan menolak menerima kenyataan.
Ingatan ingatan tentang kayla terus bermunculan, bagaimana cara dika memperlakukan kayla dengan dingin membuatnya merasa bersalah.
Kakinya terus berjalan yang akhirnya membawa tubuhnya ke rumah yang dia yakini adalah rumah Yuda. Dika tidak tau apa yang harus dia lakukan setelahnya.
Kenapa aku berakhir disini? Ucapnya sendiri.
Dia berniat kembali, namun bayangan apa yang sedang dilakukan kayla di rumah ini membuatnya semakin takut. Tak ada Bell, mengetuk pitupun Dika enggan. Melihat batu di dekat kakinya membuat pikiran gilanya muncul, tangannya meraih batu berukuran sedang itu. Tanpa ragu dia melempar kaca rumah itu sekuat mungkin, meluluh lantakkan jendela itu menjadi serpihan serpihan kecil.
Yang dilakukannya berhasil membuat Yuda keluar dengan cepat. Namun yang dika lihat hanyalah Yuda, mungkin kayla masih di dalam.
"Apa yang kamu lakuin disini?" Tanya yuda
Dika tidak menjawab, dia langsung menerobos masuk ke dalam rumah untuk memastikan dimana kayla, dengan cekatan tangannya membuka beberapa pintu kamar bawah yang nyatanya kosong. Hanya tinggal 1 kamar lagi di lantai atas, Dika yakin disitulah kayla berada.
Yuda terus menghalangi gerakan Dika, walau gagal karena dika berlari dengan cepat dan mendorong sekuat tenaga. Dilihatnya kayla yang sedang tertidur di kasur itu, dengan baju lengkap sebagai tanda tidak terjadi apapun.
Gadis itu kaget dan menatap Dika dengan lemas.
"Kamu ngapain kesini" yuda bertanya lagi
"Membawanya pulang" dengan tangan menunjuk ke arah kayla.
Yuda tersenyum sini "dia nggak mau pulang" ucapnya.
"Harus pulang"
Mungkin saat ini Dikalah yang paling egois, memaksa kehendak sesuka hatinya.
Dengan cepat yuda menghampiri kayla. Tangannya memegang pipi kayla, "sayang.. kamu nggak mau pulang kan?" Tanyanya dengan lembut.
Kayla mengangguk lemas kepalanya masih terasa pusing, gadis itu benar benar merasa kesal dengan Dika. Jangankan melihat, mendengar kata katanya saja sudah cukup membuatnya sedih.
Apa yang mereka lakukan memang berhasil membuat dika cemburu. Rasanya dia tidak rela, melihat kayla disentuh oleh yuda.
"Kamu liat? Kayla tak mau ikut denganmu"
Dika menghela nafas sedikit panjang "harus" jawaban singkat yang tidak bisa diganggu lagi.
Yuda kembali tersenyum tipis "kalau begitu lewati aku dulu"
"Aku gak pandai berkelahi.." ucap Dika.
Dika bukan tipe laki laki yang suka berkelahi. Berkelahi hanya akan memberikan luka tak berarti. Karena itu dia benci di pukul dan juga memukul.
"Kalo gitu nyerah aja.."
Menyerah juga hal yang tidak mungkin Dika lakukan. Dia sudah jauh jauh datang ke tempat yuda, mau tidak mau dia harus membawa kayla.
"Biarkan aku membawanya.. atau aku akan menelfon orang tuanya saat ini"
Dika sadar mungkin saat ini dia terlihat seperti laki laki pengecut, yang hanya bisa mengancam. Tapi tak ada pilihan lain, dia harus membawanya. Kayla juga kaget mendengar ancaman seperti itu, dirinya juga tak berani melawan ayahnya.
"Dasar pengecut" ucap yuda
Dika berjalan menarik kayla dan membawanya dengan cepat ke rumahnya. Sepanjang perjalan dia tak berbicara sama sekali. Bahkan saat sampai dirunah dika gadis itu tidak mau turun dari mobil
"Kamu mau aku menggendongmu atau jalan sendiri" tanya Dika
Tentu kayla memilih berjalan, dengan perlahan dia berjalan ke rumah itu. Di kursi itu dia langsung duduk.
"Apa yang ada di fikiranmu? Sampai kapan kamu akan terus seperti ini?" Tanya Dika
"Aku bagaimana..? Kalo kamu nggak suka hiraukan saja" jawab kayla.
"Jangan keras kepala, laki laki seperti yuda itu tidak baik.. jangan begitu mudahnya menginap dengannya" dika berusaha berbicara dengan nada pelan.
Kayla memandang dika dengan lekat "apa bedanya dengan aku disini? Kamu juga laki laki"
"Tapi kayla.. aku mendengar kabar jika dia itu laki laki bebas.. dia tidur dengan wanita yang bahkan tidak dia cintai"
"Aku juga pernah menginap dirumahmu, dan kamu juga tidak mencintaiku" ucap kayla (jawaban yang masuk akal)
Mendengar kata kata itu membuat Dika terdiam sejenak. Apapun saran yang dika ucapkan tak mempan untuk merubah kayla.
"Istirahatlah"
Akhirnya itu yang dika katakan, dia mengambil selimut dan bantal untuknya tidur di sofa. Sementara karin tidur di dalam kamarnya, ini bukan berarti di rumah itu hanya memiliki satu kamar, hanya saja karena dika jarang memiliki tamu sehingga kamar lain digunakan untuk menyimpan barang.
KAMU SEDANG MEMBACA
annoying girl vs Good Boy
RomanceSeirang laki-laki tampan calon penerus perudahaan Kayla gadis licik, cantik dan pintar menggoda. Hobinya bergonta ganti pasangan. Dia tipe gadis yang tak ingin direpotkan oleh yang namanya CINTA. "Gue gak mau yang namanya CINTA mengendalikan hidup g...