sang mantan

17.1K 385 22
                                    

"Dika sedang tidur.."

Sunyi sejenak hingga laki laki itu kembali berbicara "maaf mengganggu sebelumnya.. dika tadi memberitahuku untuk mengantar dikumen penting perusahaan karena aku juga sedang ada disini, dan kebetulan aku udah balik besok jadi aku harus memberikannya malam ini"

Kayka berfikir sejenak, bagaimana mungkin dia tega membangunkan sang suami yang baru saja tertidur pulas.

"Ato kamu keluar sebentar.. aku hanya ingin memberikan dokumen saja" tambah laki laki itu.

"Lo kamu udah di depan?" Kayla langsung mengintip di balik jendela rumah.

"Iya"

Dengan terburu buru dia memasang jaketnya menutupi pakaian tidur minim yang dia kenakan.

Di bukanya pagar rumah, dilihatnya laki laki itu tengah berdiri dengan tangan memegang kertas putih yang cukup debal.

"Yuda?"

Laki laki itupun berbali menghadap kayla, senyumanpun terlempar ke arahnya. Suasana sangat sunyi dan gelap, tanpa banyak basa basi yuda memberikan kertas putih dan juga sebuah kotak berwarna hitam pekat.

"Ini hadiah pernikahan untukmu dan dika kemarin aku gak sempet dateng"

Kayla hanya tersenyum sembari mengangguk, tak banyak basa basi yang bisa dia katakan. Terutama kayla tidak tau seberapa dekat yuda dengan dika setelah dia pergi.

"Em kalo gitu.. aku pulang dulu" sembari mengulurkan tangannya.

Kayla menyambutnya. Mantan bukan berarti harus bermusuhan kan! Setidaknya itu yang kayla fikirkan.

"Bahagialah selalu.. dan tetap sehat" itulah kata kata terakhir yuda sebelum pulang dari sana.

Kayla kembali masuk ke dalam rumah dan meletakkan kertas dan juga kotak itu diatas meja. Dia mengambil selimut untuk menutupi tubuh dika yang masih terlelap.

____
"Pagi... sayang"

Rasanya bahagia, saat pagi dibuka oleh pelukan hangat dari orang yang di cintai. Dika langsung mengecup kening kayla dan ikut memeluk istrinya dengan erat.

Masih ingin bermalas malasan kayla memilih tetap tiduran dengan lengan Dika sebagai bantal.

"Itu apa?" Tunjuk dika kesebuah kotak hitam yang berada di atas meja.

Kayla sedikit mengangkat kepalanya mengikuti arah tangan dika.

"Oh iya.. itu dari yuda katanya kado pernikahan kita"

Dika yang awalnya tertidur langsung bangun. Kayla kaget dengan reaksi dika yang tiba tiba terhentak bangun dari tempat tidur.

"Kamu menemuinya?"

Nadanya mulai terasa tak nyaman di dengar. Reaksi yang diberikan dika sepertinya membuat kayla berada di posisi tak nyaman.

Bukan hanya itu Dika langsung beranjak ke meja itu dan mengambil kotak itu dengan terburu buru hingga terjatuh ke lantai.

Jam tangan pasangan itupun mencuat keluar, dika mengambilnya dengan tangan bergetar dan keringat berceceran di keningnya. Laki laki yang awalnya tersenyum itu seketika terlihat sangat tertekan dengan nafas tak beraturan.

Kayla mendekatinya "ada apa? Jangan marah.. kemarin kamu tidur aku tak tega membangunkanmu.."

Dika berbalik menatapnya "kamu bisa menungguku bangun kayla"

"Maafin aku.. karena dia bilang dokument itu sangat penting.. dan dia harus segera kembali jadi aku pikir itu sangat..."

Belum selesai berbicara dika langsung memeluk gadis di hadapannya dengan erat.

"Maaf..." ucap dika "Aku mempercayaimu.. hanya saja emosi ini bereaksi melebihi batasku"

Kayla ikut memeluk tubuh itu, dia masih merasakan getara tubuh suaminya itu. "Aku milikmu.. hanya milikmu.."

Dika mengangguk pelan "aku takut kehilanganmu"

"Pasti sulit memiliki istri cantik sepertiku kan?"

Ucapan itu membuat suasana kembali membaik. Dika tersenyum "kamu pasti sulit mendapatkan suami yang mau menerima kecantikanmu dengan tulus sepertiku.."

Dengan cepat dika mengangkat tubuh mungil itu dan menggendongnya kembali ke kasur.

"Mau ngapain?" Ucap kayla

"Aku dah ngingetin kemaren.. hati hatilah pagi ini" setelah ucapan itu dika langsung menarik selimut menutupi tubuhnya dengan selimut

"Tunggu"

Dika kembali terhenti.

"Tutup pintunya.. ada yang mau ngintip tuh... penasaran apa yang mau kita lakuin.."

Dengan sigap dika langsung menutup pintu rapat rapat.

....







annoying girl vs Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang