Tak ada alamat, tak ada nomor yang bisa di hubungi, tak ada satupun informasi yang dia dapatkan. Bahkan ibu kaylapun tak tau di negara mana anaknya berada.
Semua tak lain karena ayah kayla yang menyembunyikan semua hal tentang kayla. Dika terus meringkuk di sudut kamar tanpa cahaya lampu. Kepalanya terus berfikir apa yang dia lakukan selama ini? Pernahkah dia benar benar berjuang mendapatkan kayla?
Cahaya lampu masuk dari arah pintu ketika pintu itu terbuka lebar.
Dinda datang dengan membawa makanan. "Kak.. sampai kapan akan seperti ini?"
Dika tetap diam, dengan rambut acak acakan dia terlihat benar benar berantakan.
"Kak" dinda terus menggoncang tubuh yang semakin kurus itu.
"Hentikan.. aku baik baik saja" jawab dika dengan lesu
Dika berdiri berjalan menuju kursi dengan lemas. Melihat kakaknya tak bersemangat itu membuat Dinda semakin kesal.
"Kakak seperti ini hanya karena wanita murahan seperti dia?"
Ucapan itu tentu membuat dika marah "jaga ucapanmu.. kamu nggak tau apa apa"
Saat dika kembali membelakangi Dinda. Gadis itu langsung menarik kakaknya lalu menciumnya dengan cepat. Ciuman yang memang mengagetkan Dika, ciuman ringan karena memang Dinda tak tau apapun tentang hubungan orang dewasa.
Dika melepasnya dan mendorong adiknya ke kasur "jangan berbuat sesukamu"
"Apa perlu aku menjadi pelacur juga.. supaya kakak melirikku sedikit saja?"
Ceroboh, itulah Dinda. Dia terlalu muda dan berpikiran dangkal untuk mencari keputusan yang bijak.
"Kamu ingin aku menciummu? Memeras dadamu, menelanjangimu, dan menidurimu? Kamu senang? Jika aku melakukannya atas dasar emosi, nafsu dan pelarian semata.. kamu akan tetap senang?"
Pertanyaan yang sebenarnya sudah jelas jawabannya.
"Kakak kata katamu keterlaluan" ucap dinda dengan mata mulai berkaca kaca.
Dika menjauh dari tubuh mungil itu "aku ini kakakmu" tegas dika, "aku tak ingin kehilanganmu.. kumohon jangan lakukan ini.. kita adalah keluarga, sadarkan dirimu, buka matamu lebar lebar.. lihat aku, aku Dika, kakakmu, keluargamu yang akan menjagamu"
Penolakan itu sudah jelas membuat dinda menangis, Dika benar benar kecewa, walaupun Dinda pernah menciumnya dahulu tapi dia tak menyangka bahwa dinda menyukainya. Tentu dika tak senang, dia tak ingin kehilangan adik satu satunya, walau bukan sedarah tapi mereka sudah lama menjadi keluarga.
Ini membuatnya semakin putus asa, rasanya hidupnya selalu tak berjalan sesuai harapannya.
4 hari Dika tetap di rumah tak berkutik. Dia menyesal telat membaca surat itu, penyesalan itu terus menghantui dirinya. Apalagi membaca surat kayla yang membuatnya tau akan kesalah pahaman yang terus terjadi.
Dia tak lagi masuk kuliah, keluar rumahpun tak mau, hingga debi datang dan menemuinya.
"Dika kamu nggak masuk kuliah?"
"Dari dulu aku emang gak pernah rajin kuliah"
Debi menatap dika dengan lekat "tapi biasanya kamu tetep masuk minimal seminggu sekali"
"Itu hanya di hari rabu.. dimana kamu ada di kelas itu" jelas dika.
Sebenarnya debi sudah tau akan hal itu, tapi prihal dika menyukainya dia kurang yakin dulunya.
"Aku tau apa yang terjadi denganmu.. japi jangan seperti ini.."
"Aku merindukannya" ucap dika sembari kembali menangis
Laki laki tak selamanya harus selalu sok kuat, terkadang mereka juga akan menangis ketika di hadapkan dengan sesuatu yang menyakitkan, hanya mungkin terkadang mereka lebih memilih menyembunyikannya atas nama harga diri.
"Karena itu.. makanlah semangatlah, raihlah cita citamu buat dirimu pantas untuknya.. kumpulkan uang dan cari dia.. dengan kekuasaan tinggi lebih mudah menemukannya dibanding meringkuk disini"
Tapi dika terlalu pesimis untuk berharap "bagaimana jika dia yang tak mau lagi denganku?dia bahkan tak memberitahuku alamat atau nomor yang bisa kuhubungi"
"Berusahalah.. tak ada yang namanya usaha yang sia sia.."
KAMU SEDANG MEMBACA
annoying girl vs Good Boy
RomanceSeirang laki-laki tampan calon penerus perudahaan Kayla gadis licik, cantik dan pintar menggoda. Hobinya bergonta ganti pasangan. Dia tipe gadis yang tak ingin direpotkan oleh yang namanya CINTA. "Gue gak mau yang namanya CINTA mengendalikan hidup g...