part 23- awal

14.4K 368 0
                                    

Rasa pusing masih sedikit terasa di kepala Dika. Alunan musik pop bergema diantara ruang dapur pagi ini.
Dika mencuci muka di kamar mandi sebelum menghampiri asal suara.

Kayla tengah sibuk menggoreng telur untuk sarapan pagi ini.

"Apa itu?" Tanya dika menunjuk sesuatu berwarna hitam di piring

"Emm itu telur"

"gosong?"

Kayla tersenyum dengan ekpresi tak berdosa. "Ini telur keberapa yang kamu goreng"

"Baru aja ke 5.. kali ini gak gosong lagi koq" dengan nada santai.

"Stop... aku aja.. kamu duduk" ucap dika

Mungkin jika dibiarkan semua telur di kulkas bisa habis dalam sehari. Hidup sebagai anak orang kaya membuat kayla menjadi gadis yang kurang ahli dalam memasak. Kebiasaannya hanyalah tidur dan jalan jalan.

Dika segera meletakkan telur itu di dalam roti yang sudah diolesi dengan mentega.

"Waw ahli masak ya? Koq aku baru tau" ucap kayla

"Bukan ahli masak, semua orang juga bisa.. anak sd aja bisa. Cuman kamu yang gak bisa"

Kayla hanya tersenyum manja mendengar ocehan Dika. Rasanya dika merasa nyaman ketika dipagi hari ada yang berbicara dengannya. Sejak remaja dia hampir menghabiskan hari harinya sendiri dirumah, terkadang dia mengajak temannya menginap untuk menghikangkan rasa bosan.

"Ibumu nggak marah? Kemarin kamukan nggak pulang" bertanya

"Aku dah nelfon.. aku bilang aku nginep disini.."

Dika kadang heran, mengapa ibu kayla sangat santai membiarkan anaknya menginap di rumah laki laki.

"Kenapa? Jangan ngomong dalem hati" seakan kayla bisa membaca pikiran dika. "Selama sama kamu.. ibu dan ayahku gak akan keberatan, bahkan hamilpun mereka gak akan marah mungkin malah seneng"

Dika langsung tersedak mendengar ucapan kayla. "Hati hati dengan ucapanmu"

Kayla tersenyum "kenapa.. mau nyobak buat?" Bercanda.

"Apa? Makan aja makananmu" sambil menyumpal mulut kayla dengan roti.

Kayla tidak mampu menahan tawa melihat ekspresi lugu dari Dika. Menurutnya Dika adalah laki laki dengan wajah innocent yang pernah dia kenal.

"Aku akan berangkat ke kampus bentar lagi.. kamu nggak ngampus?"

Dika menggeleng "aku males"

"Yakin? Nggak kangen dama Debi?"

Kayla dengan mudah menyebutkan nama debi, membuatnya teringat jika hari ini dia ada janji dengan gadis itu.

"Oh aku harus kekampus" jawab dika seketika.

Kayla hanya tersenyum dan menyuruh dika untuk bersiap sebelum terlambat.

Sesudah menyiapkan apa yang harus di bawa, Dika segera mengambil kunci motor.

Tepat sebelum membuka pintu kayla menghentikannya.

"Kenapa?"

Dengan cepat kayla mengecup bibir dika dengan kaki sedikit berjinjit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan cepat kayla mengecup bibir dika dengan kaki sedikit berjinjit.

"Morning kiss" ucap kayla sambil berjalan keluar lebih dulu mendahului dika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Morning kiss" ucap kayla sambil berjalan keluar lebih dulu mendahului dika.

Sangat kaget, itu terjadi sangat cepat. Sebelum ke kampusnya, dika terlebih dulu mengantar kayla. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai, dika langsung memarkir motor, di parkiran dan langsung berjalan menuju kantin kampus. Beberapa mahasiswa masih ada yang membicarakan mengenai insiden sebelumnya.

Debi melambaikan tangan sehingga dika dapat menemukannya dengan cepat walaupun ramai.

"Kamu baik baik saja?" Tanya dika. Dia mendapat kabar jika hubungan debi dan beny sudah berakhir.

Debi tersenyum sambil mengangguk. Dika menggenggam tangan debi yang ada di atas meja "semua akan baik baik saja. Kebahagian akan datang pada waktunya".

Debi melihat tangannya yang digenggam oleh Dika, rasanya hangat dan menenangkan. "Makasih udah nyemangatin aku terus"

Dika mengangguk dengan tulus. Tangannya meraba saku kemeja untuk mengambil hpnya.

"Yah hpku"

"Kenapa? Ilang?"

Dika menggeleng "ketinggalan di mobil.. tadi pagi aku lupa gak ambil dulu di mobil"

"Kamu sering pakek mobil?".

Dengan cepat dika mengangguk. Tangannya sibuk memainkan kunci motor.

"Kenapa aku gak pernah liat? Kamu selalu bawa motor ke kampus" tanya debi yang merasa penasaran.

Dika menatap debi "kamu gak suka mobil.. kamu bilang kamu trauma"

"Tapi bukan berarti kamu harus naik motor kalo kamu nggak suka"

"Nanti kamu gak mau aku anter kalo naik mobil" jawab dika.

Debi hanya tersenyum. Memang dia akan menolak dan akan selalu menolak jika dika menggunakan mobil. Dia masih belum berani melawan traumanya.

annoying girl vs Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang