Jam 2 siang Dika sibuk berkumpul dengan teman seperjuangannya sesama jomblo sejak awal masuk kuliah. Dika tidak jeleg, banyak gadis yang tertarik di kampus, Hanya saja hatinya sudah tertarik kepada Debi sejak awal pertama kali melihatnya di semester 1 kira-kira 2 tahun lalu."Aku denger kamu digebukin sama beni?" Tanya Firman yang biasa dipanggil Ppir.
Riyan langsung menepuk bahu Dika "gimana bro.. masak kalah"
"Gimana gak kalah.. keroyokan, cobak aku dapet personil juga" belanya.
"Personil kayak siapa? Kayak denis?" Mengejek sambil menunjuk denis laki laki paling pendek cupu di kampus.
"Eh liat tuh.. itu cewek apa porselen ya.. paha mulus amat" tunjuk Firman pada seorang gadis bergulit putih.
Dika refleks menoleh ke arah gadis yang sedang duduk bersama laki-laki yang nampak seperti preman, Dahinya mengerut sesekali dia memicingkan mata untuk memastikan.
Tidak salah lagi, itu adalah gadis yang selalu membuatnya naik darah setiap kali melihat prilakunya.
"Wow, itutuh seleraku" tegas Riyan laki laki dengan pikiran paling mesum diantara mereka.
Dika tidak tau entah Kayla menyadari keberadaannya atau tidak, yang penting Dika merasa enggan menyapa gadis yang tengah sibuk menggoda laki laki di sebelahnya dengan berbagai sentuhan kecil, cukup aneh bagaimana kayla bisa beradia di kampusnya, karena dia dan Kayla kuliah di kampus berbeda.
Play girl, pikir Dika setelah beberapa kali melihat kayla dengan laki-laki yang berbeda.
"Gak cantik" ucap Dika
Teman-temannya langsung membelalakkan matanya sambil menyentuh keningnya "kalo yang kayak berbie kamy bilang jeleg terus yang cantik kayak apa? Atau jangan-jangan kamu lagi sakit" Tanya Firman
"Pasti seleranya yang kayak itu tuh" Riyan menunjuk ke arah Debi yang tengah berjalan ke arah mereka.
Dika langsung tersenyum senang saat melihat gadis idamannya datang, walaupun hanya untuk memgembalikan buku yang dia pinjam dari Dika.
"Maaf aku lama ya" ucap Debi dengan nafas sedikit terengah mungkin karena berlari
"Nggak paapa koq" seperti biasa Dika akan selalu bersikap seramah mungkin di hadapan Debi.
Gadis itupun duduk tepat di samping Dika dan juga temannya. Firman mencolek Riyan setelah melihat tingkah Dika yang sok jaim.
"Eh eh cewek itu jalan kesini"
Sontak Dika dan Firman langsung pindah dan mengambil kursi lain sebagai tempat duduk gadis seksi yang sedari tadi dia perhatikan.
"Aku gak ganggu kan?" Kayla bersikap lembut.
Firman dan Riyan langsung menggeleng, sementara Dika hanya bisa menghelas nafas.
Kayla langsung menatap tajam kearah Deby, setidaknya dari ujung rambut hingga kaki dia perhatikan dengan lekat, hingga debi merasa aneh dan sedikit tidak nyaman.
"Ngapain disini?" Tanya Dika memulai pembicaraan
"Nggak boleh?" Tanya kayla balik "mereka bilang nggak apa-apa koq?" firman dan riyan mengangguk.
Riyan, firman dan Debi tidak tau jika kayla dan Dika sudah saling mengenal satu sama lain. Dika juga tidak berniat untuk memberitahu mereka dan hanya berpura-pura nggak kenal sambil melihat mencari keberadaan laki-laki yang tadi bersama dengan Kayla.
"Mana cowok yang tadi?" Tanya Dika
"Yang manaan? Yang tadi malem, tadi pagi, apa barusan?" Dengan posisi santai mengumbar statusnya sebagai plasy girl.
Dika tertawa "aku gak tau yang tadi malem tadi pagi.. cuman yah itu urusanmu sih.. masalahnya ngapain kamu duduk di depanku sambil mantengin Debi.."
Perdebatan semakin memanas, debi sesekali menarik baju Dika memberitahukan jika dia tidak terganggu dengan apa yang dilakukan kayla.
"Kenapa aku duduk di depanmu? Mmm mungkin karena diantara kalian bertiga, cuman kamu yang paling ganteng" ungkapnya.
Jujur debi baru kali ini bertemu dengan gadis yang berterus terang, pemberani bahkan tidak tau malu seperti Kayla.
"Tapi kamu bukan yang paling cantik disini"
Ucapan Dika seperti bumerang yang siap meledak kapanpun. Entah mengapa Dika sangat sensitif hari ini.
Kayla tersenyum lagi "jadi siapa yang paling cantik, gadis innocent ini?"
"Ya aku lebih tertarik sama gadis innocent daripada gadis annoying"
Mungkin Dika tidak sadar dengan ucapannya yang terus merendahkan Kayla. Debi berulang kali berbisik agar sebaiknya Dika menghiraukan gadis dihadapannya.
Merasa posisinya semakin terpojok Kayla memilih untuk menyudahi pembicaraan hari itu. Tapi sebelum pulang dia melemparkan serangan untuk terakhir kali.
"Yakin suka yang innocent? Tapi..." kayla mendekatkan bibirnya di telinga Dika "tapi cara bicaramu malem itu.. ngebuktiin kalo kamu juga lebih tertarik sama yang annoying"
Dika langsung berdiri "kayla..." teriaknya sambil melempar buku yang dia pegang ke meja.
Kayla langsung pergi sambil tersenyum senang, dia tahu laki laki seperti dika akan kesal jika diingatkan pada malam yang panas itu. Mungkin karena malu atau menyesal dan merasa bersalah.
Dan saat Dika menyebut nama Kayla dengan keras, Riyan firman dan Debi tau kalau Dika dan gadis itu saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
annoying girl vs Good Boy
RomanceSeirang laki-laki tampan calon penerus perudahaan Kayla gadis licik, cantik dan pintar menggoda. Hobinya bergonta ganti pasangan. Dia tipe gadis yang tak ingin direpotkan oleh yang namanya CINTA. "Gue gak mau yang namanya CINTA mengendalikan hidup g...