Rasa bersalah mengganggunya sejak semalam, berhasil membawa kakinya terus berjalan menuju rumah megah itu.
Dari kejauhan dilihatnya ayah dan ibu Kayla berjalan keluar dari rumah.
"Pagi ayah.. pagi ma" badannya membungkuk menunjukkan rasa hormat.
"Pagi Dika.. mau ke kayla ya" tanya ibu kayla
Dika mengangguk, rasanya canggung memanggil wanita di hadapannya dengan sebutan ibu. Sebelumnya dia memanggil tante namun perlahan ibu kayla memintanya agar menganggapnya sebagai mamanya.
"Langsung aja ke kamar.. kayaknya dia masih tidur.." terang ibu kayla
"Bangunkan saja dia kalau perlu pakai air.. kebiasan selalu bangun telat" pungkas ayah kayla dengan nada kesal
Mereka pamit untuk pergi bekerja, tepat setelah orang tua kayla pergi, dika langsung melangkahkan kaki menuju kamar gadis yang di carinya.
Dika langsung membuka pintu kamar itu tanpa mengetuknya, karena seperti yang dikatakan ibu kayla bahwa gadis itu sedang tidur.
"Hei ba..." ucapannya terputus ketika melihat gadis yang setengah telanjang menggunakan kaos dalam ketat dengan bahawan handuk.
Refleka Dika menutup mata dan berusaha keluar dari kamar.
"Berhenti" ucap kayla.
Anehnya kaki Dika berhenti mengikuti perintah dari gadis di hadapannya. Sementata Matanya masih tertutup rapat.
Kayla maju "kenapa kamu dateng.."
"Stop.. jangan berbalik" ucap dika.
Kayla tersenyum senang melihat tingkah Dika yang terlihat ketakutan. "Tutup aja matamu"
Laki laki itu berusaha untuk pergi lagi dengan melangkah perlahan menjauhi kayla.
"Aku bakal langsung melukmu kalo kamu gerak dikit aja dari tempat itu"
Lagi lagi Dika berhenti. Dia merasa benar sial, rasanya dia terjebak di kandang harimau penggoda.
Perlahan kayla mengambil pakaian sembari memasangnya pelan tanpa sepengetahuan dika yang masih sibuk dengan mata tertutup.
"Bukalah matamu"
"Nggak akan" jawab dika.
Laki laki itu masih belum tau kalau gadis di hadapannya sudah aman untuk di lihat.
Kayla langsung menyentuh tangan dika dan meletakkannya di pinggangnya perlahan "aku sudah memakai baju" pungkasnya.
Dika membuka matanya perlahan dengan ragu. Dika akhirnya bisa bernafas lega.
"Jadi ada perlu apa kemari?"
"Bersiaplah.. ada film yang pengen ku tonton" ajak Dika
Kayla sangat senang. Ingin rasanya dia meloncat kegirangan, selama mengenal Dika baru pertamakali laki laki itu mengajaknya keluar.
Menurut kayla ini mungkil awal yang baik. Setelah selesai memilih pakaian juga memakeup wajahnya dengan santai kayla masuk ke mobil. Hari ini Dika juga terlihat santai, terasa dari liukan tangannya dalam mengemudikan mobil, lembut dan perlahan.
Di bioskop kayla menunggu dengan popcorn dan minuman soda di sampingnya. Walaupun dia agak kaget dengan tiket filn yang Dika pesan. Bukan karena kelas ataupun harga, tapi karena film yang di pilih adalah film yang menyeramkan menurutnya. Film itu bercerita tentang perang dunia, yang pastinya sangat membosankan.
"Dika" panggilnya karena bosan
"Sttt"
Laki laki itu menyuruhnya diam, dari tadi Dika sangat focus dengan filmnya. Kayla sangat kesal, memang tak seharusnya dia berharap lebih.Setidaknya dia harus bertahan 1 jam lamanya dalam kebosanan, hingga film berakhir dan keluar dari studio bioskop.
Kayla hanya diam dan berjalan dengan lemas,perubahan itu tentu dirasakan oleh laki laki disampingnya.
"Ada tempat yang ingin kamu datangi?" Tanya Dika dengan maksud mencairkan suasana.
"Kamar"
Dahi dika mengkerut "capek? Mau istirahat?"
Kayla menggeleng, rintik rintik air berjatuhan, dengan cepat mereka berlari mencari tempat berteduh. Satu satunya tempat di dekat mereka hanyalah toko yang sedang tutup, mereka hanya berteduh di pinggir dinding kecil.
Beberapa menit, beberapa jam berlalu. Hujan tak kunjung berhenti, sementara baju sudah mulai basah akibat angin yang menghempaskan hujan hingga mengenai tubuh mereka.
Dika memberi aba aba untuk berlari dengan cepat ke arah mobil.
Tentu saja mereka tetap basah kuyup, Dika menyetir cukup cepat hingga sampai rumah. Tidak ingin kayla sakit, dika langsung menyuruhnya untuk mandi dan berganti pakaian seadanya.
Kayla selesai bergantian dengan Dika, dengan perlahan dia mengelap rambutnya dengan handuk putih.
Tampan pikir kayla tangannyan menggenggam erat bajunya sendiri. Lebih tepatnya kemeja dika, karena dia tidak memiliki baju apapun
Dika tak berkedip, tentu saja baju ukurannya akan sangat besar digunakan gadis kecil di hadapannya. Namun tanpa bawahan baju itu nampak lebih erotis menurutnya.
"Kenapa liatku gitu amat?.. mau?"
"Apa?" Tanya dika
Kayla langsung mengangkat sedikit bajunya memperlihatkan paha mulus menggoda. Adika tidak akan pernah membiarkan dirinya tergoda.
"Hentikan" sembari melempar handuk ke arah Kayla
Kayla juga tidak mau menyerah "kenapa? Takut tergoda? Semua laki laki menyukainya" goda kayla dengan senyuman manis
"Mmm aku takut tergoda" dengan sedikit anggukan di kepala.
Kayla melihat keseriusan dalam ucapan Dika barusan "kalo gitu kamu hanya perlu membiarkan dirimu tergoda"
Dika kembali menggeleng, dia menarik kursi lalu duduk diatasnya menghadap jendela untuk melihat kondisi cuaca.
"Aku selalu merasa kesal tiap kali kamu menatapku dengan dingin aku merasa diriku benar benar tidak menarik, dan sangat membosankan" terang kayla
Dika berdiri menghadap Kayla "kamu cantik, dan menarik.. tentang tatapan dinginku.. memang begitulah aku"
Walau dika berkata seperti itu, tetaplah kayla tidak merasa puas. Dia masih ingat dengan jelas seperti apa pandangan Dika saat bersama dengan Debi.
KAMU SEDANG MEMBACA
annoying girl vs Good Boy
RomanceSeirang laki-laki tampan calon penerus perudahaan Kayla gadis licik, cantik dan pintar menggoda. Hobinya bergonta ganti pasangan. Dia tipe gadis yang tak ingin direpotkan oleh yang namanya CINTA. "Gue gak mau yang namanya CINTA mengendalikan hidup g...