part 31

12.5K 385 21
                                    

"Sakit.." rengekan itu sangat menyayat hati Dika

Dilihatnya ibunya meringis dengan beberapa lebam di tubuh. Sementara ayahnya tdak mau berhenti memukul dan berteriak.

"Ayah hentikan" ucap Dika.

Tak ada yang perduli akan luka di kepalanya semua sibuk dengan emosi masing masing.

"Hentikan kamu bilang? Seberapa sabar ayah selama ini..? Tapi ibumu tak pernah berubah.. dia terus bermain main dengan laki laki lain.. seharusnya aku tak menikahi wanita pelacur sepertinya. Aku bahkan sudah menerima Dinda walaupun aku tau dia bukan darah dagingku. Dengan sedih aku menerimanya. Bahkan kamu anak kandungku satu satunya selalu saja berusaha melawanku dan bertindak terbalik dengan keinginanku.. aku akan menceraikan ibumu.."

Terlihat amarah yang sangat besar dalam diri ayahnya. Sementara dinda terus menangis cecegukan dengan posisi masih berdiri sambil menatap ibunya.

Mendengar ucapan ayahnya bahwa dia bukanlah anak kandungnya merupakan kenyataan pahit yang harus dia alami.

Dika dengan sigap menarik Dinda keluar dan membawanya pergi. Berdiam diri di rumah melihat pertengkaran ayahnya tentu bisa membuatnya menjadi gila.

Isakan tanginya terus terdengar di sepanjang perjalanan. Tentu dika berusaha menghubungi kayla. Mengapa? Karena dia tak tau harus melakukan apa untuk membuat adiknya berhenti menangis. Nomor itu masih tak bisa di hubungi. Dengan cara itu Dika langsung memilih untuk pergi ke rumah kayla.

Hanya butuh beberapa menit saja untuk sampai. Rumah itu nampak sangat sepi tak seperti biasanya.

Apa semua orang keluar? Pikir dika

Namun mobil yang terparkir di halaman nampak tidak asing di matanya. Tak ragu dika beranjak masuk terutama saat tau pintu tidak terkunci.

Ruang tamu tidak ada siapapun, diabingung memanggil ayah ataupun ibu kayla namun sepertinya tak perlu karena suasana sangat sunyi.

Dika melihat di sela sela pintu kamar Kayla. Apa yang dilihatnya membuatnya kaget.

Dia berbohong wajahnya seketika semakin murung.

Sebagai seorang lelaki tak pantas jika dia menangis. Namun air matanya menetes ketika dia melihat gadisnya dengan pakaian tentop tipis tengah duduk di pangkuan laki laki tanpa baju sembari berciuman dengan panas.

Dengan berat dia berjalan menjauh dari rumah itu. Disana dia melihat bibi (pembantu) kayla yang menjatuhkan belanjaannya ketika melihat Dika. Bibi itu nampak kaget, seakan tau dengan apa yang terjadi.

Dika menghampirinya dan membantu mengambilkan sayur yang berserakan ke dalam plastik.

"Ayah dan ibu.. mereka di luar kota?" Tanya dika.

Mustahil kayla membawa Yuda ke rumahnya jika ada ayah dan ibu kayla. Bibi itu diam nampak ketakutan.

"Aku anggap jawabannya iya. Dan.. tolong jangan beritahu jika aku kemari"  dika melanjutkan langkahnya setelah itu.

"Tuan.." panggil bibi "tuan terluka?"

Tentu bibi itu akan menyadarinya karena bekas noda darah masih ada di kening juga bajunya.

"Aku baik baik saja" sembari tersenyum paksa.

Rasa bersalah nampak di wajah bibi itu, mau bagaimana lagi dia hanya seorang pembantu yang akan menuruti perintah nyonyanya.

Dengan lesu dika kembali kedalam mobil. Tak ada sepatah katapun terucap, dia semakin pusing dan bingung tentang apa yang harus dia lakukan.

Hatinya masih terkoyak melihat kayla bersama Yuda.

Aku benci wanita.. itu yang terus dia tekankan. Ibunya bahkan kayla semua terasa sama.

"Kakak.." panggil Dinda

"Mm"

"Bisakah kita kerumah sakit dulu?"

Dika menatap ke arah Dinda "kamu terluka..?" Tanyanya dengan hawatir.

"Bukan aku.. tapi kakak" jawabnya

Dika tak ada waktu untuk memikirkan kepalanya. Dia merasa sedih lelah bahkan putus asa. Tanpa menjawab dia terus mengemudikan mobilnya dengan cepat.

"Pantas kakak menbenciku.. ternyata karena aku bukan adik kandungmu" isakan masih sedikit terdengar. Di setiap katanya masih terdengar getaran menahan tangis.

"Lupakan itu.." jawab dika singkat.

"Berarti aku anak haram.. Lalu aku anak siapa? Siapa ayahku? Dan mengapa ibu melakukan itu, mengapa harus melahirkanku?" Banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Dika juga tidak tau harus menjawabnya darimana. Karena dia sendiri baru tau jika ibunya separah itu. Bahkan mungkin ibunya juga menggoda ayah kayla? Pertanyaan juga bermunculan di benaknya.

"Dinda.. apa perlu kita mati saja???"





Terimakasih yang udah baca.. jangan lupa vote dan komentnya

annoying girl vs Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang