Dika menatap adiknya yang masih sibuk menyisir rambutnya.
"Ada apa kak?" Tanya Dinda.
Dika diam tanpa mengalihkan tatapannya, sesekali dia dia menarik nafasnya berat. Dia melangkah maju perlahan, ketika sudah berada tepat di hadapan Dinda dengan perlahan Dika melingkarkan tangannya di tubuh mungil itu.
"Dinda.. menurutmu.. bagaimana jika aku memutuskan pertunanganku?"
Dinda diam ketika Dika memeluknya. Dia tau pasti ada masalah lagi yang menimpa kakaknya.
"Ayah akan kecewa" jawab dinda.
Dika terus memeluk adiknya dengan erat. Hanya tersisa mereka berdua yang berada di perahu yang sama.
Dia masih ingat jelas kemarin ketika Kayla tetap pada pendiriannya untuk ikut dengan Yuda. Mungkin kayla berfikir Dika hanya emosi seperti biasanya. Dia yakin bahwa dika akan terus mengikutinya dan bersamanya.
Menjelang sore Dika bersiap untuk pergi ke kantor ayahnya. Dengan kemeja putih dan jas hitam dia berjalan melewati banyak orang yang tak dia kenal.
"Mencari siapa?" Tanya seorang gadis cantik dengan pakaian rapi.
"Pak darmawan" ucap dika.
Gadis itu tersenyum ramah "mohon maaf apa sudah ada janji sebelumnya?"
Dika menggeleng, karena dia belum memberi tau ayahnya jika dia akan datang. Berdasarkan tag nama dia dadanya gadis itu ada di bagian sekertaris. Dengan cepat dia menelfon yang memberitahukan ada yang ingin bertemu dengan pemilik perusahaan.
"Mohon maaf ini dengan bapak siapa ya?" Tanyanya lagi pada Dika
"Bilang saja.. anaknya"
"Apa?" Gagang telfonpun terjatuh, gadis itu kaget tak menyangka laki laki dihadapannya adalah anak dari pemilik perusahaan.
Setelah itu gadis itu mengantar Dika ke ruangan paling megah dengan sofa mewah di tengahnya.
"Tumben kesini.. apa yang kamu mau" tanya ayahnya.
"Ayah akan tetap bercerai?"
"Tentu. Ibumu sudah sangat keterlaluan.. sudah lama aku bertahan dengan sikap gilanya"
Dika mengerti, ayahnya pasti sangatlah marah. Dia juga sudah merasakannya.
"Tapi ayah.. biarkan dinda tetap bersama kita"
Seketika ayahnya menatap Dika "atas dasar apa.. dia bukan darah dagingku.. dia juga bukan adik kandungmu" tegasnya
Namun dika tak bisa membiarkan adiknya hidup sengsara dengan seorang ibu yang tak bisa bertanggung jawab.
Ayahnya juga bukan tipe orang yang bisa di ubah keputusannya. Tak akan mudah membujuk apalagi meminta tanpa perjanjian sebagai pertukarannya.
Dika membungkuk takluk "aku akan melakukan semua yang ayah mau.. tapi biarkan dia tetap bersama kita"
Mungkin inilah salah satu kesempatan untuk ayahnya agar bisa mengendalikan Dika menjadi anak yang sesuai keinginannya.
Dika juga tak ingin di kekang, tapi bagaimana mungkin dinda terus mengikutinya, tanpa sekolah tanpa fasilitas mewah yang sering dia dapatkan dirumah dahulu.
"Ambillah gelar S1 mu dengan baik, lalu menikahlah dengan kayla.. jalin kerja sama yang baik dengan perusahaan ayahnya. Dan mulailah masuk keperusahaan mulai sekarang"
Permintaan yang cukup berat, mengapa mesti ada nama gadis itu di sela sela kemauan ayahnya.
Dika keluar dari ruangan itu dengan lemas. Dirinya tak mampu memberikan jawaban pasti di hari itu. Setidaknya ayah Dika memberi waktu beberapa minggu untuk Dika berfikir.
Di pintu keluar tanpa dia sangka dirinya berpapasan dengan Kayla di depan perusahaannya.
"Ayah memintaku datang" ucap kayla dengan ekspresi biasa seakan tak ada masalah apapun.
"Dia menyuruhku baik baik kuliah lalu menikahimu"
Kayla terlihat berfikir sejenak "kalau begitu menikahlah denganku"
Disetiap ucapannya seperti tak ada beban ataupun kehati hatian dalam mencari keputusan.
"Tidak, aku takut jika menikahi gadis sepertimu"
Kayla mengernyitkan dahinya "kenapa?"
"Takut akan berakhir seperti ayahku"
Setelah itu Dika melanjutkan langkahnya untuk pergi.
Hari ini dia sibuk menganti kunci pintu rumahnya. Karena dia tak ingin kayla keluar masuk dengan bebas seperti biasanya.
Setiap teringat tentang kegilaan yang kayla lakukan dia benar benar merasa benci.
KAMU SEDANG MEMBACA
annoying girl vs Good Boy
RomanceSeirang laki-laki tampan calon penerus perudahaan Kayla gadis licik, cantik dan pintar menggoda. Hobinya bergonta ganti pasangan. Dia tipe gadis yang tak ingin direpotkan oleh yang namanya CINTA. "Gue gak mau yang namanya CINTA mengendalikan hidup g...