Suara berisik yang ditimbulkan kereta, berhasil memekakan telinga Vanila dan Dea, Frans masih asyik mendengarkan musik dari earphonennya. Dea menarik earphone dari telinga Frans, Frans tersentak melihat Dea menarik earphonenya.
"Apaan sih Dea?" Tanya Frans sambil mengambil kembali earphonenya dari tangan Dea, namun dengan cepat Dea memasukaanya ke tas kecil miliknya.
"Eh elo, jangan mentang-mentang kita saudaraan elo bisa seenaknya dengerin musik sedangkan gue sama Vanila dengerin nyanyian loh sama suara kereta api itu!" Protes Dea, Dea menatap Frans tajam. Frans merapatkan giginya.
"Maaf" ucap Frans pelan.
"Yaudah, ayo kita lanjutin jalannya" ucap Vanila, mereka bertiga menuju keluar stasiun dan mulai mengamati satu persatu kendaraan bermobil.
"Kata Mbak Dya plat nomornya AD 1923 SUHA" ucap Vanila memberikan arahan.
"Itu" tunjuk Frans, Frans menunjuk mobil berwarna silver. Disana ada Mbak Dya yang menunggu didepan mobil. Mereka bertiga segera menghampiri Mbak Dya yang menunggu didepan mobil sambil memutar-mutar kunci mobil silver itu.
"Mbak Dya" panggil Vanila, Mbak Dya segera menengok menemukan Vanila, Dea, dan Frans.
"Anjeun terang bener bisa Frans sarua?" Tanya Mbak Dya dengan bahasa Sundanya.
"Iya mbak, ketemu dikereta" jawab Vanila, Dea masih cemberut dengan perilaku Frans. Mereka segera masuk kedalam mobil Mbak Dya, Mvak Dya menyalakan mobil dan segera meluncur ke lokasi pernikahan Mbak Dya.
Sampai di tujuan.....
Semua pekerja sudah siap dengan pernikahan Mbak Dya besok, pernikahan Mbak Dya diundur menjadi tanggal 8.
"Duduk dulu Vanila, Dea, Frans" ucap Mbak Dya, Mbak Dya menggunkaan Bahasa Indonesianya kembali.
"Makasih mbak" ucap mereka bertiga bersamaan, mereka duduk di sofa panjang berwarna merah maron. Mereka meletakan barang-barangnya disamping sofa.
"Capenya bukan main yah" ucap Dea, Dea menyadarkan punggungnya ke sofa.
"Oh iya kamar kita dimana?" Tanya Frans.
"KITA?" Tanya Vanila dan Dea bersamaan.
"Maksudnya kamar gue" ucap Frans sambil tersenyum kecut, Vanila dan Dea hanya tertawa kencang.
"Hayo, kalian ngapain?" Tanya Bang Aditya, Bang Aditya adalah calon suami Mbak Dya.
"Enggak kok bang" ucap Dea, Dea dan Vanila saling tersenyum..
"Yaudah, kalian mau minum gak?" Tanya Bang Aditya.
"Mau bang" jawab kami serempak.
"Ok, kalian mau minum apa?" Tanya Bang Aditya.
"Aku minum OJ" ucap Dea kegirangan.
"OJ? Maksudnya?" Tanya Bang Aditya, Bang Aditya mengernyitkan dahinya.
"Iya bang, Orange Juice" jawab Dea.
"Oh, kalau Vanila sama Frans?" Tanya Bang Aditya.
"Aku chocolate cream" jawab Vanila.
"Buset ada Inggrisnya segala, yaudah, Frans?" Tanya Bang Aditya.
"Frans Cappucino dingin" jawab Frans.
"Ok, pesanan akan datang" ucap Bang Aditya lalu berlalu pergi, tak lama kemudian datang Mbak Dya.
"Kamar Dea sama Vanila di lantai atas yang ada tulisan 'GREAT' nya" ucap Mbak Dya, Mbak Dya menaruh sesuatu diatas meja.
"Terus aku mbak?" Tanya Frans.
"Kamu dilantai bawah barengan sama kamarnya Kemal yah" ucap Mbak Dya, Frans mengganguk lesu. Lagi-lagi bareng Kemal si pembuat rusuh, Kemal adalah keponakaanya Bang Aditya, Kemal memang sudah lama tinggal disini..
"Mbak, kita mau kekamar dulu yah" ucap Vanila, Mbak Dya mengganguk. Namun segera dihentikan oleh Bang Aditya yang sudah membawa minuman pesanan mereka.
"Eits tunggu dulu nih pesanan kalian" ucap Bang Aditya sambil menyodorkan segelas OJ, Chocolate Cream, dan Cappucino dingin.
"Makasih Bang Aditya yang baik" ucap mereka serempak.
"Ok, sama-sama" ucap Bang Aditya, Vanila dan Dea segera menuju lantai atas untuk melepas lelah sebentar, sedangkan Frans pergi menuju kamar Kemal.
"Capek banget yah Dea" ucap Vanila sambil selonjoran diatas tempat tidur.
"Bukan capek banget lagi tapi capekkkk bangetttt" ucap Dea, Dea mengikuti Vanila yaitu selonjoran diatas tempat tidur.
"Dea" panggil Vanila.
"Hah?" Tanya Dea
"Loh suka sama Frans yah?" Tanya Vanila, Vanila memandang Dea tajam. Dea tercekat darimana Vanila tahu kalau ia suka dengan Frans.
"Apaan sih lu ikan nila, enggak juga" ucap Dea namun pipinya merah merona.
"Serius gak suka sama Frans?" Tanya Vanila.
"Enggak" jawab Dea enteng, pipimya masih merah merona.
"Frans kan ganteng, kenapa lo gak suka sama Frans?" Tanya Vanila.
"Yah gak apa-apa dia itu ngeselin aja" jawab Dea.
"Oh yaudah, benar nih gak suka?" Tanya Vanila sekali lagi.
"Enggak kok" jawab Dea.
"Baguslah, soalnya gue suka sama Frans" jujur Vanila, Vanila mengambil barang-barangnya yang dibawah. Dea tercekat sesaat, berarti dia harus bersaing dengan saudaranya sendiri untuk mendapatkan hati Frans. Dea tidur dengan pikiran dan tubuh yang gelisah, badan Dea dari tadi berputar-putar karena cemas, pikirannya tidak bisa berpikir dengan jernih.
'Apa benar gue harus bersaing sama sepupu gue sendiri, Vanila yang sama-sama menyukai Frans'
Minta read, vote, dan komentnya dong😊
![](https://img.wattpad.com/cover/129733661-288-k21446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanila
General FictionVanila (Completed) Part lengkap Nama gadis itu adalah Vanila Yudiana harus menjalani kehidupannya dengan sangat berat. Dia dititipkan oleh Tante dan sepupunya sendiri. Vanila memusuhi kakak sepupunya sendiri, karena ia iri kepada kakak sepupunya itu...