Masa Lalu

327 12 0
                                    

Cakra mengamati layar laptopnya yang terbuka lebar dihadapannya. Pikirannya teralih saat suara dering telepon mengema diruang kerjanya. Cakra tercekat.

Vanila Manisku Is Calling

Dengan gugup Cakra menempelkan ponselnya ditelinganya.

"Halo" sapa Cakra.

"Halo Cak, elu lagi dimana Cak?"

"Gue lagi dirumah, memangnya kenapa?" Tanya Cakra.

"Dea masuk rumah sakit" jawab Vanila. Cakra diam. Lagi-lagi Dea yang dibahas.

"Kenapa? Apa urusannya sama gue Van?" Tanya Cakra.

"Elu enggak peduli sama dia Cak?" Tanya Vanila

"Gue bukannya enggak peduli, tapi gue enggak suka sama Dea Van" jawab Cakra.

"Kenapa? Dea orangnya yang baik? Dia rela berkorban demi elu" ucap Vanila dibalik telepon.

"Intinya itu Van dan gue bilangin kalau elu mau bahas Dea enggak usah nelpom gue!" Cakra menutup sambungan telepon. Cakra menutup laptopnya, memejamkan mata sesaat.

...

"Ray, gue bukan anak TK yang perlu elu awasin gini Ray!" tegur Dea.

"Bodo! Pokoknya gue tetep mau jagain elu!" Rayhand bersikeras untuk disamping Dea.

"Masa gitu sih! Sebagai sahabat yang baik dong elu" rajuk Dea.

"B-o-d-o!" ucap Rayhand.

"Males banget gue dijagain ama Bambu Pengoles Buku Sejarah!" umpat Dea.

"Hah?! Dapet dari mana tuh nama?! Pokoknya gue gak sudi dikasih nama Bambu Pengoles Buku Sejarah!" rajuk Rayhand.

"Nyatanya iya kan? Buktinya elu ngoles air bambu ke Buku Sejarah pas dikamar gue kan kan?" desak Dea.

"Enggak! Pokoknya gue enggak sudi!" tolak Rayhand mentah-mentah.

"Bagus tuh namanya kenapa enggak?" Tanya Dea.

"Enggak sudi pokoknya!" tolak Rayhand.

"Serah" ucap Dea. Dea memutar balikan badannya. Ada seorang laki-laki menghampirinya menggunakaan kursi roda. Dea menyipitkan matanya untuk melihat sosok itu dengan jelas.

"Deaaa!" pangil laki-laki itu. Dea diam. Laki-laki itu sekarang sudah ada didepannya.

"Kamu siapa?" Tanya Dea. Laki-laki itu tercekat. Seulas senyum tercetak di wajahnya.

"Aku Frans" jawab laki-laki itu.

"Frans? Siapa Frans? Aku tidak kenal dengan yang namanya Frans" Tanya Dea. Kening Dea bertekuk tampak terlihat jelas bahwa ia sedang berpikir.

"Kamu akan tahu" jawab Frans.

"Aku ingin tau siapa Frans?" Tanya Dea.

"Aku Frans, aku yang mencintai kamu" jawab Frans. Dea diam. Rayhand tampak tak percaya dengan ucapan Frans barusan.

"Cinta? Aku sudah lupa dengan cintaku" tukas Dea.

Vanila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang