Pendekatan

253 8 0
                                    

Lion mengetukaan jarinya ke atas meja. Otaknya memutar ulang kejadian tadi siang, yaitu melihat Frans menyuapi Anya.

"Hmm, ini aneh banget" gumam Lion.

"Hayo, apa yang aneh?" Lion mendongak, ia mendapati Rayhand yang tengah berdiri sambil memegang 2 jus alpukat.

"Emm, en...gak kok" Lion berusaha setenang mungkin.

"Ngomong aja kali" ucap Rayhand sambil menarik kursi disebelah Lion.

"Gue heran deh sama Frans" ucap Lion.

"Kenapa heran?" Tanya Rayhand sambil menyeruput jus alpukat miliknya.

"Soalnya, dia katanya kan cinta mati lahir ama batin sama Dea tapi kok dia malah jalan ama cewek laen" jawab Lion jujur.

"Yaelah, positive thinking kali aja bro, siapa tau itu sepupunya yang perempuan yang minta disuapin karena dia lagi sakit atau apa kek" ucap Rayhand.

"Utamakan positive thinking yah?" Tanya Lion. Rayhand mengganguk.

Hening....

"Oh iya bro ini minum gue beliin buat Vanila tadinya berhubung dia kagak ada yah buat elo aja deh" ucap Rayhand memecah keheningan.

"Thanks" ucap Lion singkat. Lion menerima jus alpukat dan menyeruput jus itu dengan pelan.

"Oh iya katanya elo dulu kan biang onar yah? Kok elo bisa jadi gini? Dah tobat lu?" Tanya Rayhand.

"Iya, gue dah tobat" jawab Rayhand, jujur Lion paling benci bila membicarakan seputar ini.

"Kenapa?" Tanya Rayhand.

"Eh, jusnya enak banget beliin gue lagi yah" Lion mengalihkan pembicaran.

"Enggak usah mengalihkan Li" ucap Rayhand jengkel.

"Serius, gue males ngomongin gituan ngomongin yang lain yah-yah" pinta Lion.

"Enggak ada topik yang seru dan menarik" ucap Rayhand.

"Plis, gue ga---"

"Gue enggak menerima penolakan, kenapa?" Tukas Rayhand.

"Karena gue punya masa lalu dan punya kejadian yang membuat gue trauma" ucap Lion pelan.

"Trauma? Apaan?" Tanya Rayhand yang semakin penasaran.

"Enggak bisa diungkapkan oleh kata-kata" ucap Lion. Lion berdiri, meninggalkan Rayhand yang masih termangu dibuatnya.

...

"Udah kan belanjanya? Aku pengen pulang" ucap Frans pada Anya.

"Tunggu dulu dong, ini baru jam empat loh" ucap Anya.

"Terus mau ngapain lagi?" Tanya Frans.

"Makan bakso yuk, aku tahu loh bakso yang enak" ucap Anya. Mau enggak mau Frans mengganguk pasrah.

...

Vanila, Dea, Rayhand, Lion berada di kawasan rumah makan bakso. Mereka duduk di meja makan dekat dengan taman. Keempatnya memesan menu masing-masing dan menunggu pesanan.

"Eh, btw gue toilet dulu yah" izin Dea.

"Mau gue anterin gak?" Tanya Vanila.

"Enggak usah, gue bisa sendiri kok" tolak Dea halus.

Dea berjalan menuju toilet perempuan yang tidak jauh. Setelah selesai Dea keluar sambil mengelap wajahnya dengan tisu. Tanpa disengaja, ia menabrak seseorang. Sebelum ia berteriak bokongnya sukses membuat dia merintih kesakitan.

"Woi, liat dong jalannya" ucap seseorang. Dea mendongak, wajahnya tidak terlihat diterpa sinar matahari. Dea berdiri sambil membersihkan bajunya.

"Ma--" Dea terkejit bukan main, ia bertemu dengan cowok itu lagi. Cowok itu juga tampak kaget dengan adanya Dea.

"Lo enggak apa-apa?" Tanya cowok itu.

"Enggak, maaf yah" jawab Dea.

"Enggak apa-apa" ucap cowok itu. Dea ingin lergi namun cowok itu mencekal tangannya.

"Kenapa?" Tanya Dea.

"Makasih" jawabnya. Dea bingung.

"Makasih buat apa?" Tanya Dea.

"Karena kamu sudah kembali dan membuka mata kamu melihat dunia dan melihat aku untuk kedua kalinya" jawab cowok itu sambil tersenyum. Dea diam seribu bahasa.

"FRANSSS!" teriakan cempreng menggema begitu dashyat bagaikan angin topan.

"Apaan sih Anya?" Tanya Frans dengan jengkel, baru saja ia mwngeluarkan kata-kata romantis orang dihadapannya ini langsung menghancurkannya dalam sekejap.

"Cewek ini siapa?" Tanya Anya. Mendengar apa yang dibilang Anya, Dea langsung tersadar apa yang barusan terjadi.

"Eh, sorry gue kesana dulu. Btw tadi gue enggak sengaja kok nabrak cowok lu" ucap Dea. Dea langsung hengkang dari sana.

'Pacar? Ogah banget gue jadi pacarnya Anya'

...

"Lama banget De" ucao Vanila saat Dea baru saja menempelkan bokongnya di kursi.

"Tadi toiletnya penuh" dusta Dea.

"Yaudah, sikat ae brooo" ucap Rayhand semangat. Semuanya mengganguk.

'Bukannya disini yang dateng ceweknya cuman beberapa kok Dea bilangnya penuh, aneh' batin Lion.

Tolong tekan tanda bintang sebelah kanan, dan ajak teman-teman yang lain untuk baca cerita 'Vanila'. Terimakasih.




Vanila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang