Vanila mengamati ruangan kamar yang dicat biru itu, Dea sedang menangis sejadi-jadinya diatas tempat tidur.
"Sudahlah Dea" hibur Vanila, Vanila duduk disebelah Dea.
"Tapi gue gak bisa berhenti nangis Van" isak Dea.
"Yaudah lo mau gue beliin apa?" Tanya Vanila.
"Gak usah" jawab Dea, Dea mengambil buku tulis di meja dekatnya.
"Nulis apaan?" Tanya Vanila, Vanila menatap bingung pada tingkah Dea.
"Ada" jawabnya, Dea masih sibuk menggambar diatas kertas.
Jalan-jalan ke Matan
Sekalian juga beli manggis
Jangan lupa jalan-jalan
Buat mengisi hari manisItu adalah bunyi suara dering ponsel Vanila, Vanila sengaja menyetel pantunnya agar ia teringat dengan teman-temannya.
"Itu ada telepon tuh" ucap Dea, tangannya tak lepas dari kegiatan menggambarnya. Vanila segera mengambil ponsel miliknya yang ia taruh di meja depan. Ini telepon dari Dya, mbak nya dari Sunda
Halo
Apa mbak Dya?
Sing sampeyan? (Kamu sama siapa?)
Aku sama Dea mbak
Kieu lho Van,mbak pan sakedap deui nikah. Anjeun tiasa teu dateng sami Dea kepernikahannya mbak? (Gini lho Van, mbak kan sebentar lagi nikah. Bisa gak datang sama Dea kepernikahannya mbak?)
Gak tau deh mbak, aku tanya Dea dulu yah
Yasudah cepetan
Vanila segera menaruh ponselnya dekat TV, dan menuju kamar Dea.
"Dea" panggil Vanila.
"Hah?" Tanya Dea, matanya tetap terpaku sama gambarnya.
"Mbak Dya mau nikah" ucap Vanila, Vanila menghela nafas sesaat.
"Terus?" Tanya Dea.
"Mbak Dya nanya kita bisa dateng gak ke acara pernikahannya Mbak Dya?" Tanya Vanila.
"Ok" ucap Dea.
"Ok maksudnya?" Tanya Vanila.
"Yaudah, dimana pernikahannya Mbak Dya?" Tanya Dea, kini matanya menatap Vanila.
"Ntar aku tanya Mbak Dya dulu" ucap Vanila, lalu pergi keruang depan, lalu kembali lagi dengan membawa ponsel ditangannya.
Halo mbak
Kumaha?
Gini Mbak Dya, Dea tanya Mbak Dya nikahnya dimana?
Oh di Jawa
Jawa mana mbak?
Di Surakarta
Ok
Kumaha teh?
Aku liat dulu mbak
Ok
Vanila menaruh ponselnya disebelahnya.
"Kata Mbak Dya di Surakarta" ucap Vanila.
"Yaudah ayo" ucap Dea.
"Ok" Vanila kembali mengambil ponsel disebelahnya
Mbak Dya
Naon?
Sih Dea nya udah setuju
Ok, pernikahaannya tanggal 8 Februari
Ya
Jangan lupa dateng yah
Ya Mbak
Ok
Iya, bye
Tut tut tut
"Udah?" Tanya Dea.
"Udah" jawab Vanila.
"Dari tadi ditelponin Mbak Dya gitu?" Tanya Dea.
"Iya" jawab Vanila.
"Oh"
"Lo gambar apa?" Tanya Vanila.
"Enggak" jawab Dea singkat, lalu Dea menaruh kertas itu diatas meja rias.
"Jadi Mbak Dya nikah nya kapan?" Tanya Dea.
"Tanggal 8 Februari" jawab Vanila singkat.
"Jadi kita ke Surakarta tanggal 6 dong?" Tanya Dea, Vanila masih terfokuskan pada gambar yang diletakaan Dea di meja rias.
"Iya" jawab Vanila singkat. "Tunggu, tanggal 6"
"Iya, tanggal 6. Bentar lagiii dong!" Dea membulatkan matanya panik.
"Cepetan, siapin semuanya buat berangkat Surakarta" ucap Vanila sambil lari kocar-kacir.
"Masih lama euy" ucap Dea, dia menggangkat kakinya keatas tempat tidur.
"Oh iya maaf" ucap Vanila, Vanila kembali duduk ke samping Dea.
"Dea" panggil Vanila.
"Hah?" Tanya Dea yang masih sibuk dengan kegiatannya.
"Tadi kau kenapa?" Tanya Vanila dengan gaya bahasa Bataknya.
"Tadi... Ng...ng...ng" Dea masih berusaha memfokuskan matanya pada gambar, namun gagal.
"Ng kenapa?" Tanya Vanila.
"Nanti ada saatnya aku ceritain" jawab Dea, tangannya bergerak seolah-olah ia sedang menggambar sesuatu.
"Yaudah, terserah kamu" ucap Vanila.
"Ok" ucap Dea, Dea membenarkan tempat letak duduknya.
"Aku tidur dulu yah" ucap Vanila, Vanila kemudian berdiri untuk pergi kekamarnya. Di kamarnya Vanila berangan-angan.
Pernikahan Mbak Dya, gak sabar. Surakarta sebentar lagi aku datang
Minta vote dan koment nya yah
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanila
General FictionVanila (Completed) Part lengkap Nama gadis itu adalah Vanila Yudiana harus menjalani kehidupannya dengan sangat berat. Dia dititipkan oleh Tante dan sepupunya sendiri. Vanila memusuhi kakak sepupunya sendiri, karena ia iri kepada kakak sepupunya itu...