Orang Ketiga

288 7 0
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 21.35, Vanila semakin gelisah. Berungkali dia mengecek jam yang melingkar ditangannya. Rayhand belum juga menunjukaan batang hidungnya.

Vanila berpikir 'jangan-jangan Rayhand kenapa-napa lagi'

Berungkali dia menelpon Rayhand namun panggilan telepon tak kunjung diangkat. Vanila mengirimkan sebua pesan singkat

To : Rayhand Wijaya
Lagi dimana?

From : Vanila Yudiana

...

Mereka berdua baru saja pulang dari restoran karena desakan dari Mika. Rayhand melihat ponselnya dan baterai low. Ia ingin menelpon Vanila tapi baterainya habis.

Ini sudah 1 jam semenjak janjian mereka.

"Pulang" perintah Mika. Rayhand hanya menurut dan mengantar Mika sampai depan rumahnya.

Sesampainya depan rumah Mika. Rayhand mengantar Mika sampai depan rumahnya. Baru saja Rayhand ingin menyalakan motornya, Mika memanggilnya.

"Kenapa?" Tanya Rayhand singkat.

"Masuk yuk" ajak Mika.

"Enggak enak udah malem dan banyak tetangga" tolak Rayhand halus.

"Enggak apa-apa kok, ada mama aku" ucap Mika berharap Rayhand masuk.

"Enggak"

"Ayolah" pinta Mika memasang tatapan puppy-eyes. Rayhand mendengus kesal ia paling benci tatapan memohon Mika.

"Iya" ucap Rayhand pasrah

Vanila semakin gelisah Rayhand belum kunjung datang. Ia menelpon Rayhand berulang-ulang namun tidak aa yang menjawab. Hanya suara operator yang menghiasi HP Vanila.

"Rayhand kemana yah?" Tanya Vanila pada dirinya sendiri.

Cetar cetar cetar

Suara petir menggelegar di langit. Vanila menenguk salivanya kasar. Lampu rumah Rayhand belum menyala masih gelap gulita.

Vanila duduk dengan sebuah karpet yang ditaruh didepan rumah Rayhand berharap Rayhand datang. Kesal. Itulah perasaan Vanila sekarang. Hujan turun semakin deras membuat Vanila semakin kedinginan.

"Saya pamit dulu Tan, udah mau hujan nih" pamit Rayhand pada mama Mika dan Mika.

"Hati-hati nak" pesan Rara, ibu Mika. Rayhand hanya tersenyum. Rayhand keluar dari rumah Mika dan menstarter motornya berharap Vanila masih menunggunya.

...

"Vanila kemana yah?" Tanya Dea pada Lion yang masih menunggu Vanila yang belum pulang.

"Coba telepon lagi!" saran Lion. Dea mengganguk. Dia mengeluarkan ponselnya.

Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi cobalah beberapa saat lagi.

"Enggak diangkat" ucap Dea.

"Sih Vanila kerumah siapa?" Tanya Lion.

"Rayhand, iya Rayhand" jawab Dea.

"Kita samper Rayhand" saran Lion. Dea hanya mengganguk tanda setuju.

...

Motor yang dinaiki Rayhand baru saja memasuki pekarangan rumahnya. Ia mengunci pintu dan berbalik badan. Kaget. Sangat kaget. Itulah deskripsi Rayhand sekarang ini juga.

Sosok itu diam dengan rambut acak-acakan. Kedinginan. Mungkin itu yang dia rasakan.

"Vanila" Rayhand menguncang tubuh Vanila agar cewek itu dapat bertahan.

"R..ay di...ngi...n" ucap Vanila terbata-bata. Rayhand bingung harus bagaimana. Ia harus melakukan pertolongan kalau tidak Vanila bisa mati kedinginan. Dengan ragu Rayhand memeluk Vanila berharap dia menjadi hangat.

Sambil membuka pintu rumah dia masih memeluk Vanila erat. Setelah pintu rumahnya terbuka, Rayhand menaruh Vanila disofa dan membuatkan segelas teh hangat.

...

"Udah enggak apa-apa?" Tanya Rayhand.

"Elo enggak liat gue masih kek gini. Ck punya pacar gak peka" jawab Vanila ketus.

"Sorry" ucap Rayhand pelan.

"Elo kemana aja?" Tanya Vanila.

"Tadi gue kena macet" dusta Rayhand. Ia tidak ingin Vanila marah karena ia kerumah Mika.

"Macet? Satu setengah jam?" Tanya Vanila tak percaya.

"Iya"

"Kan elo bisa bawa nyalip kan elo bawa motor" ucap Vanila.

"Namanya Jakarta yah jalannya kagak bisa nyalip atuh"

"Iya juga sih" ucap Vanila mengiyakan.

"Mau ngomong apa?" Tanya Rayhand.

"Oh iya, gue lupa. Elo sih"

"Kok gue? Yang lupa siapa? Yang disalahin siapa?" Rayhand mengerucutkan bibir Bimoli.

"Iya deh, jadi itu Mika? Mika temen? Sahabat? Atau mantan pacar?" Tanya Vanila. Ucapan Vanila yang terakhir membuat Rayhand sedikit tertohok mendengarnya.

"Mantan pacar" jawab Rayhand pelan. Vanila hanya tersenyum.

"Terserah, mau dia mantan pacar elo, ataupun apapun itu. Bodo amat. Karena elo udah sama gue dan menatap masa depan" ucap Vanila romantis.

"Co cweeet deh" ledek Rayhand yang langsung dapat jitakan dari Vanila.

...

"Masuk gih udah malem!" perintah Rayhand.

"Yaudah, gue masuk dulu" pamit Vanila. Namun Vanila tak kunjung masuk dia masih dihadapan Rayhand.

"Kenapa?" Tanya Rayhand singkat.

"Bilang selamat malam kek, atau apa gitu kek" jawab Vanila.

"Gak"

"Harus"

"Gak"

"Jadi pacar gak romantis dan gak peka lagi" ucap Vanila kesal.

"Iya deh" Rayhand menghela nafas, "selamat malam sayang"

Jantung Vanila berdebar kencang.

"Selamat malam juga, bye" bals Vanila. Rayhand hanya tersenyum. Vanila masuk kedalam rumah dengan senang.

...

From : Vanila

Elo dimana? Gue dah dirumah nih?

To : Vanila

Si kambing gue nyariin elo sama Lion. Elo tadi kemana?

From : Vanila

Biasalah, habis jalan. Gini nih nasib orang jomvlo

Typo *jomblo

To : Vanila

Bodo:(

"Pulang Li, Vanila dah pulang!" ucap Dea memerintah Lion. Lion hanya menggnguk dan memutarbalikaan motornya menuju rumah Dea.

...

Horeee, bisa update lagi.

Semoga suku yah, judulnya aneh yah? Wkwk.

Vote jangan lupa yah

Byeee

Vanila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang