Vanila menekukkan kakinya yang terasa pegal, setelah menenteng koper yang beratnya kalau dibilang itu lumayan. Maka sama halnya dengan Vanila yang menggangut semua barang milik dirinya sendiri.
Seandainya waktu bisa diputar kembali, ia akan menikmati rasa kasih sayang kedua orangtuanya yang telah pergi, meninggalkan seorang anak yaitu dirinya.
Vanila sudah berada didepan rumah Kana, ia akan tinggal disini SELAMANYA. Tak akan bertemu kembali dengan kedua orang tuanya yang tersayang.
Vanila mengetuk pintu yang terbuat dari hiasan kayu itu, beberapa menit kemudian keluar seorang wanita separuh baya. Yang Vanila duga adalah pembantu rumah tangga Kana. Kana sendiri tidak bisa hadir menemani Vanila kerumahnya, karena ada urusan bisnis butik miliknya yang harus segera dipromosikan keseluruh daerah Indonesia.
"Siapa yah?" Tanyanya.
"Saya Vanila Yudiana, saya disuruh sama Tante Kana" jawab Vanila.
"Vanila Yudiana yah? Anaknya Kana?" Tanyanya.
"Iya" jawab Vanila, sambil memasang senyum palsu diwajahnya.
"Oh masuk aja!" perintahnya.
"Iya, terimakasih bu" ucap Vanila lalu memasuki rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil itu.
"Non, tunggu sini aja bibik mau kedapur dulu" pamitnya.
"Iya" ucap Vanila, sambil mengamati seluruh keliling ruangan rumah itu. Vanila mengambil inisiatif untuk melepas lelahnya terlebih dahulu, dan untuk mencari kamarnya terlebih dahulu.
Vanila membuka salah satu pintu kamar yang ditempeli berbagai corak kartun diluarnya. Vanila terpana melihat kamar yang baru dibuka Vanila, kamar yang luas, buku-buku yang banyak, pendingin ruangan yang sejuk, boneka ditempat tidur,serta beberapa tokoh kartun yang dipasang didinding kamar itu. Baru saja Vanila hendak melepas lelah, seseorang berteriak dibelakangnya.
"Mau apa kamu?" Tanyanya dengan kasar, Vanila menoleh. Tampak seorang wanita sebayanya berdiri dihadapannya. Vanila menggeleng tidak mengerti.
"Kau punya telinga tidak?" Tanyanya dengan kasar, namun lagi-lagi Vanila diam.
"Heh! Kau budek yah?" Tanyanya kembali dengan kasar.
"Tidak" jawab Vanila sambil tergagap.
"Lalu kenapa kau disini?" Tanyanya dengan kasar.
"Bukannya ini kamarku?" Tanya Vanila.
"Enak saja kauuu!" ucapnya dengan kasar.
"Terus aku tidur dimana?" Tanya Vanila.
"Emang aku tahu apa, sana keluarrr!" perintahnya dengan kasar, Vanila mengerti daripada dia membuat keributan lebih baik dia mengalah toh masih banyak kamar kan?
Vanila berjalan menuju kamar berikutnya, tapi Vanila mendapat perlakuan yang sama. Begitupun dengan kamar yang ke 3, saat kamar yang ke 4. Baru saja Vanila ingin mengetuk pintu kamar ke 4, seorang anak perempuan berumur 8 tahun keluar dari kamarnya. Vanila menunduk karena takut.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Aku mau tanya" jawab Vanila dengan takut.
"Tanya apa?" Tanyanya dengan halus, beda dengan perlakuan ketiga anak yang Vanila hampiri dikamarnya masing-masing.
"Kamar aku dimana?" Tanya Vanila sambil menunduk.
"Kamar kamu?" Tanyanya, lalu dia mengernyitkan dahinya bingung.
" Iya" jawab Vanila malu-malu.
"Mmm, mungkin kamu sekamar sama aku" ucapnya.
Vanila mendongakaan kepalanya, lalu Vanila mengernyitkan dahinya.
"Maksud kamu?" Tanya Vanila.
"Iya, kamu sekamar sama aku" jawabnya.
"Kamu nerima aku?" Tanya Vanila.
"Iyalah, kamu kan sepupu aku" jawabnya, lalu tersenyum.
"Makasih yah" ucap Vanila lalu membalas senyumannya.
"Sama-sama, ayo masuk" ajaknya, Vanila mengganguk senang, akhirnya ada yang mau menerimanya.
...
Vanila meletakan semua barangnya disamping rak buku komik, lalu Vanila menuju tempat tidur untuk melepas lelah.
"Jadi, kita tidur berdua?" Tanya Vanila.
"Iya, kasurnya kan lumayan besar" jawabnya.
"Kamu enggak keberetan?" Tanya Vanila.
"Enggaklah Vanila Yudiana" jawabnya.
"Oh iya aku pengen tanya nama kamu siapa?" Tanya Vanila.
"Mmm, kasitau gak yah" ucapnya menggoda. "Oke, nama aku Dea Erinaya".
"Hmm, aku pernah dengar nama itu" ucap Vanila, lalu berpikir sejenak. "Kamu pemain film kartun kan?"
"Is right" ucap Dea sambil mengancungkan jempolnya.
"Aku ketemu artis dong?" Tebak Vanila.
"Mmm mungkin" ucap Dea.
"Aku pengen tanya kenapa tadi mereka begitu sih?" Tanya Vanila.
"Oh, Erina, Rena, sama Kia yah?" Tebak Dea.
"Mmm gak tau mungkin kali" ucap Vanila.
"Yah memang mereka gak suka sama pendatang baru dirumah ini" ucap Dea.
"Lalu kenapa kamu baik sama aku?" Tanya Vanila.
"Karena aku gak punya teman selama ini" ucap Dea.
"Maksud kamu?" Tanya Vanila.
"Iya, aku selalu dijauhin mereka" jawab Dea.
"Kenapa?" Tanya Vanila.
"Entah" jawab Dea, Vanila merapikan potongan rambutnya dan berpikir sejenak, mungkin mereka bertiga akan merencanakan sesuatu agar dirinya pergi dari rumah ini sejauh-jauhnya. Entahlah, hanya Tuhan yang tahu semuanya.
Hai semua, komen sama cerita aku yah bagus apa enggak. Kalau kurang bagus dimaklumin aja aku masih pemula. Kalau bagus terimakasih banyak yah
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanila
General FictionVanila (Completed) Part lengkap Nama gadis itu adalah Vanila Yudiana harus menjalani kehidupannya dengan sangat berat. Dia dititipkan oleh Tante dan sepupunya sendiri. Vanila memusuhi kakak sepupunya sendiri, karena ia iri kepada kakak sepupunya itu...