Keringat Dea bercucuran jatuh dari pelipisnya. Kini ia mengingat semuanya. Ia sudah sangat mengingat. Ia berlari dengan nafas yang tidak beraturan.
Ia sempat terkejut saat mengetahui nama yang berada diundangan itu Frans dengan Anya.
'Ini tidak boleh terjadi!' batin Dea. Dea terus berlari. Dia harus ke rumah Anya dengan kecepatan yang maksimal.
"DEAAA!" teriak Lion. Dea tidak mengubris panggilan Lion yang terus memanggilnya. Ia baru saja tiba didepan pintu rumah Anya.
"Pertunangan Frans Wijaya dengan Anya Achika dilaksanakan!" teriak seseorang. Dea meneguk salivanya kasar.
"De...." ucap seseorang lembut. Dea menoleh dan mendapati Lion disebelahnya. Dea pergi tanpa memedulikan panggilan Lion. Dea berlari menuju taman yang berada dirumah itu. Dia menyeka air matanya. Menyedihkan memang. Dramatis memang. Tapi itulah rasanya jika kamu disakiti.
...
Mika mendengus kesal karena tidak ada yang mengantar kepergiannya ke bandara. Bahkan mama dan papanya memilih urusan pekerjaannya. Ingin rasanya dia meloncat dari lantai 12 apertemennya. Tapi rasanya Mika mustahil melakukannya.
Mika memandang hampa ke luar jendela pesawat. Ia benar-benar kesal. Tidak ada yang mau menemaninya saat detik-detik dia ingin berangkat ke Australia. Selamanya. Tak terasa air mata Mika turun
"Bye Ray, semoga elo bahagia sama Vanila tanpa ada gue sebagai penghalang"
...
Flashback on
Baju gaun tunangannya dengan Frans sudah disiapkan. Anya tersenyum senang, ia memakai gaun tunangan itu dibantu dengan penata rias.
"Pasti gue cantik banget" gumam Anya pada dirinya sendiri. Anya berjalan dengan anggun menuju ruang tamu tempat acara dimulai. Anya duduk disebelah Frans yang sedari tadi terdiam dengan tatapan datarnya.
"Pertungan Frans Wijaya dan Anya Achika dilaksanakan" ucap Pak Amio selaku om dari Anya. Anya melihat kearah pintu dan melihat siluet seseorang. Dia melihat ada Dea. Dea sedang menangis.
'Ingatan Dea udah kembali?' batin Anya bingung. Namun ada perasaan bersalah dalam hatinya. Ia sangat tidak tega melihat Dea. Anya memutuskan untuk membatalkan pertunangan ini. Lagipula masih ada Lion cowok menyebalkan itu.
"Saya batalkan pertuangan ini!" ucap Anya tiba-tiba.
"HAH?!" semua orang yang berada diruangan itu mengucapkannya secara bersamaan.
"Kenapa?" Tanya Tari.
"Aku enggak bisa ma, Frans enggak mencintai aku" jawab Anya. Frans senang bukan main. Anya mencondongkan tubuhnya sedikit lalu berbisik pada Frans.
"Keluar! Dea udah kembali buat lo" bisik Anya. Frans mengganguk. Lalu keluar. Ia menghampiri Dea yabg sedang menangis.
"Kenapa nangis?" Tanya Frans. Dea mendongak.
"Kamu? Bukannya udah tunangan sama si A--hmfftt" Frans menutup mulut Dea dengan tangan.
"Sstt.... Aku disini cuman ada buat kamu" bisik Frans tepat ditelinga Dea. Dea tersenyum.
"Ingatan kamu udah balik?" Tanya Frans.
"Udah" jawab Dea singkat.
"Semuanya?" Tanya Frans lagi.
"Iya, semenjak semua kejadian yang terjadi aku ingat semuanya" jawab Dea.
"Lion gimana?" Tanya Frans.
"Lion emm--"
"Lion sama gue aja, jangan ada yang ngambil Lion karena dia punya guee!" teriak seseorang. Keduanya menoleh. Mendapati Anya yang sedang melambai dan tersenyum.
"Aku sayang sama kamu Dea" ucap Frans. Dea membalas pelukan Frans dan tersenyum.
...
Hai update lagi, akhirnya. Tinggal satu part lagi. Tapi enggak bisa sekarang. Vote yah. Byee
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanila
General FictionVanila (Completed) Part lengkap Nama gadis itu adalah Vanila Yudiana harus menjalani kehidupannya dengan sangat berat. Dia dititipkan oleh Tante dan sepupunya sendiri. Vanila memusuhi kakak sepupunya sendiri, karena ia iri kepada kakak sepupunya itu...