Ponsel

378 15 0
                                    

Frans mengengam ponselnya sambungan tidak terhubung, sambungan sedang diluar jangkauan.

"Halo" ucap Frans.

"Tinggalkan pesan beberapa menit kembali" suara operator telepon bergema dalam telinga Frans.

...

Vanila menonton televisi di saluran berita, tidak ada acara TV yang menarik. Akhirnya Vanila memutuskan untuk mematikan televisi. Beberapa menit kemudian terdengar panggilan telepon memenuhi layar, nomor tak dikenal.
tertampang dilayarnya.

"Halo" sapa suara diseberang dengan suara beratnya.

"Halo" sapa Vanila balik.

"Vanila, ini gue Cak---"

Tut tut tut

Vanila menutup layar ponselnya dengan sekali usapan kasar, ponsel Vanila kembali berdering

62+312xxxxxx

Vanila menolak panggilan tersebut, ditaruhnya ponsel tersebut di sofa dengan sekali gerakan kasar. Vanila mengambil remote TV dan menyetel siaran acara TV tentang kesuksesaan seorang pengusaha muda.

Kali ini saya kedatangan tamu dari pengusaha muda yang sukses, silakan Pak Louis

Seorang pria dengan postur tubuh tinggi keluar dengan menggunakaan setelan jas hitam yang harganya mahal, celana hitam bermerk keren mahal, kulit putih, rambut kesamping tipe orang ganteng. Vanila ternganga melihatnya, laki-laki itu tidak lain dengan.....

"Ini dia tamu saya"

"Halo semua pemirsa di rumah nama saya Cakra Louis Andika saya adalah pengusaha muda yang dimaksud"

"Darimana Pak Louis belajar usaha ini?"

"Saya belajar dari kedua orangtua saya"

"Apakah disini ada orang lain yang mendukung selain orang tua?"

"Teman-teman"

"Yang istemewa selain orang tua?"

"Sahabat saya"

"Kalau boleh tahu namanya siapa yah?"

"Namanya Van---"

Pstttt

Vanila mematikan TV dan menghapus siaran berita yang baru saja ditontonnya, Vanila memanjakan kepalanya dengan bersandar ke sofa.

"Cakra Louis Andika? Dia udah pergi dari hati gue"

...

Frans mendekapkan wajahnya kepada bantal yang berbusa lembut, ponsel Frans berdering nyaring menandakan pesan masuk.

Dia dia dia

Suara dering telepon Frans bergema dseluruh ruangan, nama Satria tertampang didepannya mau tak mau ia harus mengangkat telepon dari Satria.

"Halo" sapa Frans dengan wajah tidak suka.

"Rans, gue Satria" ucap seseorang diseberang sana.

"Gue tau" ucap Frans

"Ternyata lu masih simpan nomor gue yah hahaha" Satria tertawa tak jelas.

"H-a-h-a-h-a" Frans tertawa garing.

"Frans gue ma---" belum selesai Satria berbicara Frans sudah memotongnya.

"Lu ngapain nelpon gue?" Tanya Frans, Frans lagi bad-mood.

"Gue cuman mau ngasih tau lu buat dateng ke acara party ultah gue yang ke 17 di hotel Raffles Jakarta malam ini jam 7" jawab Satria, Frans menghela nafas panjang.

"Maaf Sat gue gak bisa Sat" tolak Frans halus.

"Oke, kalau elu berubah pikiran supir gue bisa nganterin elu 24 jam kapan saja" saran Satria.

"Hahaha canda aja lu Sat" Frans tertawa kering.

"Ok Frans bye gue mau persiapan ultah gue Frans bye"

Tut tut tut

Frans menghela nafas memikirkan ucapan Satria yang mengajaknya ke pesta ulang tahunnya. Tapi jika ia menerima tawaran dari Satria maka dia akan bertemu dengan Gania, tapi jika ia menolak ia merasa tidak enak hati kepada Satria apalagi Satria satu-satunya sahabat terbaiknya.

Ponsel Frans berdering nyaring, Frans  membuka layar ponselnya dengan satu gerakan cepat.

From : Satria

Frans, jangan lupa bawa pasangannya yah soalnya ini part day yang khusus buat pasangan ultah

To : Frans

Frans merenung siapa yang harus dia ajak pergi, Mikaila tidak mungkin ia mengajak Mikaila. Vanila, tidak mungkin karena jika ia pergi bersama Vanila dipikir ia cuman PHP(Pemberi Harapan Palsu) kepada Vanila. Dea, mungkin hanya dia yang cocok untuknya.

...

Dea merapikan baju-bajunya yang berantakan di lemari bajunya, ponsel Dea berdering nyaring. Dea segera mengambil ponselnya yang berada di atas kasur, nama 'Frans' tertampang didepan layar.

"Halo" sapa Dea.

Halo De

"Kenapa?" Tanya Dea.

Elu bisa gak dateng ke acara ultah temen gue?

"Kapan?" Tanya Dea..

Malam ini jam 7 malam

Vanila menghela nafas memastikan bahwa ia tidak shock mendengar perkataan Frans.

"Gue? Harus gue yah?" Tanya Dea.

Iya, karena cuman elu yang bisa

"Gue? Kok gue?" Tanya Dea lagi..

Mau ikut gak?

"Yaudah gue temenin deh" jawab Dea.

Makasih

Tut tut tut

Sambungan telepon terputus, Dea tersenyum penuh arti akan kebahagiannya.

...

Vanila menatap kesal pada Dea yang baru saja menerima telepon dari Frans yang mengajaknya ke pesta ulang tahun temannya, kenapa tidak dia saja? Harus yah Dea.

Vanila menatap sinis pada Dea yang sedang tersenyum bahagia sambil memegang erat ponselnya, seolah-olah itulah harta paling berharga.

"Gue akan buat elu jatuh De" bisik Vanila pada dirinya sendiri, entah mengapa dulu Vanila yang baik hati kini telah berubah menjadi sesosok monster yang menyeramkan dan tak disukai orang.

Terimakasih vote dan komentarnya, ayo baca terus dong Vanilanya.

Tim Vanila mana nih tim Dea mana nih?

Salam penulis
Elsaday Rombetasik





Vanila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang