Penculikan

1K 32 0
                                    

Vanila berteriak ketakutan melihat dua orang wanita yang telah membawanya pergi, sekarang Vanila berada dirumah kosong dibawa taman villa yang katanya sudah tidak digunakan lagi.

Tangan dan kaki Vanila diikat kekursi selayaknya penjahat, mulut Vanila ditutup oleh lakban hitam.

"Mmm, kita telah melaksanakaan tugas" ucap si tinggi.

"Hmm, tapi untuk apa bos menculik dia?" Tanya si pendek.

"Entahlah, aku juga bingung" jawab si tinggi.

"Laepaeskabu akhau" ucap Vanila tak jelas yang berarti 'Lepaskan aku'.

"Hmm, kau ngomong apa aku tak tahu" ucap si tinggi, lalu tertawa terbahak-bahak bersama si pendek.

"Twolongagg" ucap Vanila tak jelas.

"Sudahlah tinggalkan dia" ucap si pendek.

"Tunggu bos dulu" ucal si tinggi.

"Kau benar" ucap pendek lalu duduk disebelah meja yang sudah reyot.

"Hmm....berapa lama lagi dia datang ya?" Tanya si tinggi

"Mungkin sebentar lagi" ucap si pendek, tak lama kemudian Vanila mendengar derap langkah kaki yang datang dari arah luar ruangan.

"Itu sih bos" ucap si tinggi.

"Dia sudah datang" ucap si pendek, Vanila melihat pintu ruangan itu dibuka. Seorang wanita berpostur tinggi, berambut panjang sebahu yang bagian dibawahnya dicat berwarna ungu, poni yang diratakan dibawah alis, baju lengan panjang berwarna hitam, celana jins pendek, serta sepatu boots berwarna hitam.

"Kalian sudah menangkapnya?" Tanyanya.

"Sudah" ucap si pendek dan si tinggi bersamaan.

"Hmm, baiklah" ucapnya, lalu wanita sepatu boots mendekati Vanila.

"Mouuapaaa kuaamu?" Tanya Vanila yang artinya 'Mau apa kamu?'.

"Hmm....aku tidak ingin apakan kamu" ucapnya. "Oh iya namaku Arila" ucapnya, Vanila yang awalnya gerak-gerak sejenak langsung terdiam.

"Kuaaamu mouaaa apuha Aruila?" Tanya Vanila yang artinya 'Kamu mau apa Arila?'.

"Aku hanya ingin membalas dendam dan meminta tebusan" jawabnya enteng, Vanila menatap Arila dengan tatapan melotot.

"Well, sekarang gue pengen nelpon temen cupu loh itu" ucap Arila, lalu mengambil telepon gengam dari saku celananya.

Vanila menyipitkan matanya, memandang lekat-lekat Arila. Arila menunjukan pesan Arila untuk Dea.

To: @D_e_a _W_i_j_a_y_a

Halo Dea! Gw disini cuman pengen bilang kalau temen cupu loh utu alias Vanili, ups salah Vanila itu. Gw sekap dalam gudang, dan kalau loh pengen nyelametin dia, elu harus bayar tebusan sebesar 200 juta

Vanila menyipitkan matanya tak percaya, 'Dea dalam bahaya'

...

Dea menggigit jempolnya, sesekali Dea memegang tasnya dengan erat-erat. Bingung pada keadaan, sebenarnya Dea ingin marah pada keadaan, namun tidak ada yang bisa ia salahkan.

Dea melihat dari tadi Ray, sibuk mengutak-atik layar handphonenya, mengangkat telepon, lalu setelah itu Ray akan ngedumel tidak jelas.

Dea menghampiri Ray masih sibuk dengan layar HP nya.

"Sedang apa?" Tanya Dea.

"Aku sedang menelpon orang yang bisa mengtehai keadaan Vanila" jawab Ray dengan mata yang masih tertuju ke layar HP nya.

"Lalu ada informasi?" Tanya Dea dengan sepenuh berharap. Ray memandang Dea begitu lama.

"Maaf, mereka tidak bisa menemukan Vanila" jawab Ray dengan tatapan kecewa, Dea mendesah lesu.

"Apakah dia baik-baik saja? Dia takut gelap, dia juga sering lupa makan, dia juga....." lirih Dea berusaha menahan tangis.

"Sahabat terbaik aku" sambung Dea, Dea sudah tak kuasa menahan tangis. Diambilnya selembar tisu dari dalam tasnya.

Saat Ku sedang jatuh cinta, senyumnya selalu meraja.....

Dering handphone Dea berbunyi, pertanda pesan masuk. Dea mengambil handphone nya dari dalam tas miliknya. Dibukanya kotak masuk melalui email.

Halo Dea! Gw disini cuman pengen bilang kalau temen cupu loh utu alias Vanili, ups salah Vanila itu. Gw sekap dalam gudang, dan kalau loh pengen nyelametin dia, elu harus bayar tebusan sebesar 200 juta

Wajah Dea langsung pucat pasi, melihat hal itu Ray kebingungan melihatnya.

"Ada apa?" Tanya Ray.

"Vanila diculik dan kita harus menebusnya sebesar 200 juta" jawab Dea yang masih tetap pada posisinya.

"APAAAA!" Ray langsung terkejut panik mendengarnya.

"Terus kita harus gimana Ray?" Isak Dea.

"Hubungin polisi" jawab Ray, Dea mengganguk. Diketiknya nomor telepon polisi.

Aku harus menyelamatkan Vanila
















Vanila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang