Perbincangan

242 11 0
                                    

Rumah yang begitu besar namun ditinggal oleh seseorang yang sangat dingin, wajahnya yang datar, walaupun gantengnya melebih model majalah pria tampan.

"Mau ngapain kesini?" Tanyanya dingin.

"Mau ketemu elo lah, orang disini cuman ada elo, bego banget sih lo" jawab Rayhand. Vanila menyubit pinggang cowok itu.

"Maksud gue tujuan elo" ucap Lion yang tampak bingung.

'Ngomong ama gue bentar langsung kicep kan lu' batin Rayhand.

"Tujuan gue pengen ketemu elo" ucap Vanila yang bisa dibilan bego atau bisa dibilang kelewat polosnya.

"Gue enggak menerima basa basi disini" decak Lion sebal.

"Oke, daripada elu nanti marah ama gue terus elu ngelaporin gue ke polisi bisa berabe yang ada, jadi gue langsung menjelaskan tujuan awal gue" ujar Vanila.

"Jadi tujuanmu dateng kesini itu apa?" Tanya Lion.

"Soal Dea" jawab Rayhand. Lion menghela nafas panjang.

"Dea? Dea yang mana?" Tanya Lion, cuman 2 modusnya yaitu 1. Pura-pura gak tahu, 2. Emang gak tahu.

"Ckckck, lu pura-pura lupa apa emang udah pikun sih?" decak Rayhand sebal.

"Yaudah sih enggak usah nyolot" ucap Lion kesal.

"Stop it! Please deh enggak usah kekanak-kanakan" ucap Vanila sebal.

"Cih!" umpat Rayhand sebal. Vanila memberikan pelototan tajam padanya.

"Jadi kamu kenal Dea gak?" Tanya Vanila.

"Dea? Dea Erinaya?" Tanya Lion.

"Iya, jadi gini loh kakak aku itu pengen banget ketemu sama kamu" ucap Vanila.

"Sama gue? Gak salah, ih males banget gue ketemu ama dia yang ada sakit jiwa gue" Lion mendelik sebal.

"Ayolah kamu harus mau" pinta Vanila.

"Enggak"

"Harus!"

"Enggak mau"

"Harus mau!"

"KALAU GUE BILANG ENGGAK YAH ENGGAK!" teriak Lion marah. Lion menjambak rambut wanita itu, hingga Vanila meringis kesakitan. Melihat hal itu, Rayhand langsung mengabil tindakan.

"Woi lu, cowok apa banci sih main kasar sama cewek!" teriak Rayhand kesal.

"ENGGAK USAH BANYAK BACOT LU! SINI LAWAN GUE!" teriak Lion marah.

"HEH! MANTAN PREMAN SEKOLAH SINI LAWAN GUE!" balas Rayhand yang membuat amarah Lion semakin memuncak. Lion menendang perut Rayhand hingga cowok itu kesakitan.

"Bitch!" umpat Rayhand. Rayhand memukul kaki Lion hingga cowok itu meringis kesakitan. Melihat adegan baku hantam tepat dihadapannya membuat Vanila gusar.

"STOPPP!" teriak Vanila hingga membuat kedua cowok itu menghentikan aktivitas perkelahian mereka.

"Kalian enggak usah kekanak-kanakaan napa! Kamu Lion kalau kamu enggak mau juga enggak apa-apa, dan kamu Ray jangan sesekali bertengkar dihadapan aku!" ucap Vanila sebal.

"Van, ta---"

"Jangan Ray! Gue mohon jangan!" pinta Vanila.

"Yaudah" Rayhand menurut. Dilepaskannya tangan yang tadi hendak memelintir tangan Lion.

"Maaf Lion, menggangu waktu kamu" ucap Vanila, lalu menarik tangan Rayhand. "Padahal, aku berharap banget agar kamu bisa menemui kakak aku"

Mendengar hal itu, hati Lion langsung luluh seketika. Dengan cepat Lion menahan tangan Vanila.

"Gue ikut"

...

"Loh sayang ini ada Anya kok diacuhin sih?" Tanya Emily melihat Frans turun dari tangga tanpa menyapa Anya.

"Enggak perlu disapa" ucap Frans ketus.

"Sayang jangan gitu, kamu temenin Anya ngobrol gih mama mau masak" ucap Emily, mau tak mau Frans harus menurut karena itu adalah permintaan ibunya. Frans duduk berhadapan dengan Anya.

"Ngapain?" Tanya Frans dingin.

"Mau ketemu kamu" jawab Anya sambil tersenyum. Senyuman itu yang membuat Frans luluh pada cewek itu, namun ia segera menepis keluluhnya itu.

"Udah ketemu kan? Gue pengen balik kekamar" ucap Frans, Frans hendak berdiri namun Anya menahannya.

"Mama kamu kan bilang temenin aku" ucap Anya. Frans menghela nafas panjang. Diambilnya ponsel yang sedari tadi ada di saku bajunya.

"Selfie yuk" ajak Anya.

"Ogah" tolak Frans.

"Ih, ayuk selfie" paksa Anya. Mau tak mau ia harus menuruti permintaan cewek itu. Anya mengambil ponsel Frans. Cewek itu menekan aplikasi kamera, Anya tersenyum sedangkan Frans memakai eksperesi datarnya.

"Jangan datar dong, senyum, smile" ucap Anya. Frans mengerucutkan bibirnya. Dan..... Pose terambil. Anya dengan sengaja memasukan fotonya itu ke Instagram Frans agar banyak yang tahu, bahwa ia dan Frans sangat dekat.

Tolong tekan tanda bintang sebelah kanan, dan ajak teman-teman yang lain untuk baca cerita 'Vanila' terimakasih.

Vanila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang