Rumah kontrakan Dea dan Vanila tidak begitu baik, dibagian dapur ada kebocoran yang tidak bisa diperbaiki. Kerugian sekali hari ini hujan turun dengan deras disertai kilat petir yang bergemuruh tajam. Vanila bergemuruh sendiri sambil memikirkan apa yang harus dilakukannya? Dia kan sudah membenci Dea tidak mungkin ia terus bergantung pada Dea.
Vanila mengirimkan sebuah pesan pada teman akrabnya saat kecil, namanya Vera kakaknya Mbak Mika.
Vera yah?
Ya, ini siapa yah?
Aku Vanila
Oh Vanila kenapa?
Kamu lagi dimana?
Aku lagi kerja
Yaudah trims
Tut tut tut
Sambungan telepon terputus, Vanila memanjakan kepalanya kesofa. Vanila bingung apa yang harus dilakukannya? Apakah dia harus menjadi seorang yang memanfaatkan seseorang? Seperti dulu ia memanfaatkan Vera sedemikian besarnya.
....
Rumah nya sangat besar dengan cat biru pastel dengan putih pastel yang membuatnya tampak serasi, Vanila berdiri tegak segera memulai acting drama nya yang selalu biasa ia lakukan.
Tok tok tok
"Iya ada apa? Dan siapa?" Terdengar suara orang teriak dari dalam rumah, ia keluar dan menemukan sosok Vanila. Dengan tampang wajah yang sangat memelas, Vanila berusaha sesedih mungkin. Wajahnya dibuat kotor dengan kotak lumpur, ataupun rambutnya dibuat awut-awutan tak jelas, kaos kakinya, baju nya dibuat sekotor mungkin.
"Mbak, saya belum makan kasihani saya mbak" pinta Vanila dengan acting dramanya.
"Maaf dek disini gak ada temlat penampungan" ucapnya yang mungkin KURANG SOPAN DAN KURANG TERPELAJAR.
"Tolonglah mbak kasihani saya" pinta Vanila lagi.
"Maaf" ucapnya lagi.
"Tolong mbak" pinta Vanila lagi, akhirnya wanita itu menyerah dan mempersilakan Vanila duduk disofa mahalnya yang gak ketulungan.
"Hai" sapa seseorang, Vanila menoleh tampak sesosok Vera dengan rambutnya yang basah sehabis mandi.
"Ha...i j...uga" sapa Vanila gugup, ia takut ACTING yang sudah dicapai Vanila dengan susah payah.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Vera sembari duduk disamping Vanila.
"Aku cu---" belum selesai pertanyaan Vanila dijawab, wanita tadi muncul didapur.
"Kamu kenal sayang?" Tanyanya yang Vanila duga Ibu Vera.
"Ya iyalah mah ini namanya Vanila teman aku" jawab Vera santai.
"Tapi tadi te----" ucapan Ibu Vera dipotong oleh Vera.
"Iya, tadi Vera minta Vanila buat datang dengan cara berbeda mah" jawab Vera, Ibu Vera hanya mangut-mangut mengerti.
"Yaudah tante buatin kamu jus alpukat, Vera minta teman kamu kalau datang jangan dengan cara gitu yah" mohon Ibu Vera.
"Siap mah" hormat Vera sambil menghormat kepada ibunya, Ibu Vera berlalu kedalam dapur.
"Hmm Vera" bisik Vanila kepada Vera.
"Apa?" Tanya Vera sambil mengunyah biskuit susu.
"Aku minta uang kamu dong" jawab Vanila, Vera menghela nafas panjang.
"Berapa?" Tanya Vera.
"Enggak banyak kok cuman 500 ribu aja" jawab Vanila, Vera menghela nafas sesaat. Vera mengeluarkan 5 lembar uang 100 ribu.
"Kamu pake buat apa?" Tanya Vera.
"Enggak kok ada rahasia penting" jawab Vanila, Vanila tersenyum puas. Tak lama kemudian datang Ibu Vera membawakan segelas jus alpukat dan segelas jus stroberi.
"Alpukat buat Vanila stroberi buat Vera" ucap Ibu Vera sembari menyodorkan nampan berisi jus, lalu Ibu Vera kembali lagi kedapur.
"Vera aku enggak suka jus alpukat kamu jus alpukat aja yah aku jus stroberi" pinta Vanila.
"Tapi aku enggak boleh minum jus alpukat" ucap Vera.
"Kenapa?" Tanya Vanila.
"Aku enggak suka jus alpukat" jawab Vera.
"Sekali ini aja boleh yah" pinta Vanila lagi.
"Yaudah" ucap Vera, dengan berat hati ia melepaskan jus stroberinya dan menukarnya dengan jus alpukat-Vanila.
"Makasih Vera" puji Vanila sambil memeluk Vera.
"Ya" ucap Vera dengan berusaha menyembunyikan rasa kecewanya, Vanila dan Vera meminum jus mereka ataupun jus tukar menukar dengan nikmat.
"Yaudah, aku pulang dulu yah Vera" ucap Vanila yang berdiri dari sofa mahal itu.
"Kamu enggak mampir dulu?" Tanya Vera.
"Ini udah mampir" jawab Vanila dengan entengnya.
"Maksud aku kekamar aku, aku punya banyak buku baru" promosi Vera.
"Enggak makasih aku enggak suka buku" ucap Vanila santai.
"Yaudah makasih" ucap Vera dengan berusaha menyembunyikan rasa kecewanya.
"Makasih" ucap Vanila, Vanila langsung pergi dari dalam rumah itu tanpa disuruh. Vera hanya diam tak tahu harus berbuat apa. Kata orang zaman dulu bilang
Numpang datang, numpang makan, numpang semuanya itulah parasit temanmu alias keburukan temanmu.
Minta vote dan komentarnya dong, makasih kalian yang udah mau baca cerita aku terimakasih banyak.
Salam penulis
Elsaday Rombetasik
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanila
General FictionVanila (Completed) Part lengkap Nama gadis itu adalah Vanila Yudiana harus menjalani kehidupannya dengan sangat berat. Dia dititipkan oleh Tante dan sepupunya sendiri. Vanila memusuhi kakak sepupunya sendiri, karena ia iri kepada kakak sepupunya itu...