Ingatan

325 12 1
                                    

Cuaca sore itu terbilang cukup baik, namun tidak dengan hati Vanila yang merasa begitu buruk. Disampingnya tampak Rayhand yang masih berusaha berpikir dengan keras.

"Kita mau manggil Lion nih?" Tanya Rayhand.

"Gue aja gak tau Lion yang mana" jawab Vanila.

"Elu punya kontaknya Mikael gak?" Tanya Rayhand.

"Kalau gak salah sih masih ada, kalau gak salah yah" ucap Vanila, Vanila mengambil ponsel dari saku bajunya.

"M, Mikael Adnaniel" ucap Vanila sambil menscrool layar ponselnya.

"Itu namanya?" Tanya Rayhand.

"Gak tau, gue lupa nama panjangnya. Pokoknya belakangnya ada embel-embel nama Wijaya" jawab Vanila.

"Nama Wijaya kan banyak terus pasaran lagi" ucap Rayhand.

"Nama lu juga ada embel-embel Wijaya nya anjir" umpat Vanila.

"Hehehe iya ya" ucap Rayhand sambil menggarukaan kepalanya.

"Sok polos lagi" umpat Vanila lagi.

"Wijaya? Keluarga Wijaya?" Tanya Rayhand. Vanila mengendikaan bahunya, tanda ia tidak tahu.

...

Dea mengamati sekeliling ruangan serba putih itu. Matanya tak pernah lepas dari luar jendela.

"Lion? Lion kok belum dateng juga yah?" Tanya Dea pada dirinya sendiri.

"Hai Dea" sapa Vanila yang langsung membuka pintu ruangan itu.

"Hai juga" sapa Dea balik.

"Masih kenal sama aku gak?" Tanya Rayhand.

"Enggak, emangnya kamu siapa?" Tanya Dea. Dea membenarkan posisi tidurnya.

"Aku sahabat kamu, nama aku Rayhand Wijaya" ucap Rayhand.

"Oh" Dea hanya ber-oh saja mendengarnya.

"Elu orang lagi lupa ingatan malah memperkenalkan diri, yah otomatis dia lupa lah" geram Vanila sambil berbisik ke Rayhand.

"Maapkeun lah" canda Rayhand.

"Kalian ngapain disini?" Tanya Dea.

"Kita mau nemenin kamu" jawab Vanila.

"Terus Lionnya mana?" Tanya Dea.

"Oh, Lion nya kata mamanya lagi sakit jadi enggak bisa jenguk kamu" dusta Rayhand, Vanila memutarkan bola matanya.

"Serius? Kasihan dong Lionnya" ucap Dea kecewa.

"Iya, lain kali dia jenguk kamu katanya" dusta Rayhand lagi. Vanila duduk disofa disamping tempat tidur Dea.

"Kamu cuman ingat sama Lion dong?" Tanya Vanila.

"Iya" jawab Dea.

"Selebihnya?" Tanya Vanila.

"Enggak ada lagi" jawab Dea.

"Kamu tahu sama Frans?" Tanya Vanila.

"Enggak" jawab Dea. "Frans siapa?" Tanya Dea.

"Bukan siapa-siapa kok" ucap Vanila sambil tersenyum pahit.

"Frans? Kayak pernah denger namanya" ucap Dea, Vanila diam.

"Kamu kan baru sembuh Dea, mana mungkin kamu ketemu ataupun pernah dengar yang namanya Frans" ucap Rayhand.

"Gitu yah? Kalau begitu aku tidur dulu yah aku ngantuk" ucap Vanila. Vanila membalikaan badannya dan menarik selimutnya. Vanila menghela nafas panjang. Mereka tidak tahu kalau dari tadi sesosok Frans sedang mengamati mereka bertiga.

...

Frans memutar kursi rodanya keluar dari ruangan tempat dia dirawat. Frans menatap taman luas yang berada ditengah-tengah bagian rumah sakit. Tangan Frans memainkan roda pada kursi rodanya.

Frans teringat akan Dea yang sedang terbaring lemah tempat ia dirawat. Dea bertarung dengan antara kehidupan dengan kematian. Tergolek lemas tak berdaya. Frans menjadi bergidik sendiri membayangkannya. Frans memutar kursi rodanya menuju tempat kamar Dea dirawat.

Tatapan mata Frans terhenti saat sampai didepan kamar Dea. Kaca yang terhalang oleh gorden terbuka seidkit. Tampak disitu seorang wanita yang pucat wajahnya terbaring lemah diatas tempat tidur pasien sedang mengobrol dengan Vanila seorang laki-laki berusia sama dengan Dea.

Wanita itu? Apakah dia Dea? Dan siapa laki-laki itu? Apakah pacarnya Dea? Apakah Dea menanyai tentang dirinya? Ataukah hanya kabar belaka? Yang pasti menurut Frans kalau wanita yang mengobrol dengan Vanila dan laki-laki itu adalah DEA ERINAYA wanita yang sudah ditunggunya selama ini.

Frans memejamkan mata berusaha memastikan kalau ini bukan mimpi. Dan ternyata semua ini memang bukan mimpi ataupun khayalannya, melainkannya nyata dihadapannya. Dea telah bangun dari tidur panjangnya selama ini. Dalam hati Frans bersorak gembira, kalau Dea telah bangun dari tidur panjangnya. Frans memutar kursi rodanya menuju kamar rawatnya. Frans tersenyum senang.

Hai, terimakasih buat kalian yang udah mau baca. Kalian boleh tekan tanda bintang sebelah kiri, yang ada tulisan 'Beri Suara'

Salam penulis

Elsaday Rombetasik

Vanila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang