Vanila memegang sebuah buku catatan yang tidak disebut buku catatan melainkan BUKU UTANG, Vanila menulis semua barang-barang miliknya yang dipakai oleh Dea, Dea baru saja pergi keteras untuk menikmati ubi jalar rebus yang baru dimasaknya. Vanila mencatat semua catatan Dea, seperti;
Catatan Utang Dea memakai barang-barang milik Vanila
1. Kompor- 6.000 selama 35 menit
2. Detergen- 4.000 selama 15 menit
3. Ricecooker- 10.000 selama 1 jam
4. Gelas-2.000 selama 34 detik
5. Piring-3.000 selama 16 menit
6. Kulkas-20.000 selama 24 jam
7. Ember-8.000 selama 4 jam
8. Sikat-3.000 selama 15 menit
9. Air mineral-4.000 sebanyak 1 liter
10. Handuk-25.000 selama 24 jam
11. Casan HP-12.000 selama 3 jam
12. Sabun-1000 selama 3 menit
13. Pulpen-1000 selama 1 menit
14.
Dengan santai Vanila menutup buku utang miliknya yang diperkhususkan untuk Dea, Vanila sudah bertekad untuk membenci Dea...
Cuaca hari ini sangat tidak mendukung, hujan rintik-rintik dengan udara yang sangat dingin. Dea menyesap aroma secangkir hot chocolate yang dibuatnya, Dea dan Vanila sudah kembali ke Jakarta sedangkan Frans masih ingin tetap di Surakarta.
"Enak banget yah hujan-hujan gini minum ini ditemenin sama ubi rebus lagi tambah nikmat yah" ucap Vanila dari belakang tirai.
"So?...." Dea menaikaan sebelah alisnya.
"Elu pake kompor kan?" Tanya Vanila.
"Iyalah, masak gue pake arang" balas Dea tajam.
"Kompor punya siapa?" Tanya Vanila.
"Bareng-bareng" jawab Dea.
"Yang beli siapa?" Tanya Vanila.
"Pake duit bersama" jawab Dea.
"Yang pergi beli siapa?" Tanya Vanila lagi.
"Yah elo yakali gue" jawab Dea.
"Ya kali" Vanila tersenyum kecut.
"Bayar sewa lu!" perintah Vanila, kening Dea berkerut.
"Maksudnya?" Tanya Dea bingung.
"OMG, elo gak bisa Bahasa Indonesia apa, elu gak denger 'BAYAR SEWA ELU' denger kan" jawab Vanila.
"Sewa apaan?" Tanya Dea.
"Yakali sewa kontrakan, sewa kompor lah" jawab Vanila sekenanya.
"Lha kan yang beli pake duit bareng-bareng?" Tanya Dea bingung.
"Kata elu yang pergi beli siapa?" Tanya Vanila.
"Ya elu lah" jawab Dea.
"Nah, jadi tuh kompor punya gue lah" jawab Vanila judes.
"Enak aja loh! Kan pake duit bareng-bareng kok jadi punya elu sih!" protes Dea.
"Kan yang pergi beli gue jadi HAK milik gue dong" bantah Vanila.
"Gak bisa gitu dong! Semuanya punya HAK" protes Dea.
"So?.... So.... Sorry" Vanila hanya menjawab yang ada diotaknya.
"Anjir elu jadi orang gak tahu terimakasih banget sih!" protes Dea lagi yang sudah mulai mengunpat kata-kata kasar.
"A-l-o-n-e-u-r-u-s-an-e-l-u" Vanila menjawab sesuka hatinya.
"Emang itu HAK elu apa! Eh kita belinya pake duit bersama jadi jangan egois dong" marah Dea berapi-api.
"Enggak mau utang tetep utang" bantah Vanila sambil masuk kedalam rumah, beberapa detik kemudian Vanila menongolkan kepalnya lagi.
"Utang kompor totalnya 6.000 jangan lupa bayar yah, dadah" ucap Vanila lalu berlalu didalam rumah.
"DASAR ELU ORANG GAK TAU DIRI, B****** ELU CEWEK SAKIT JIWA ELU, DASAR CEWEK GAK TAU DIRI!" teriak Dea berapi-api, Dea duduk dikursi kayu.
"Hah?! Gila? Elu b******" protes Vanila yang memakai kata-kata kasar.
"Sorry, elu cewek paling gak tau diri! Gak tau diri, gak tahu malu" Dea sudah diambang puncak kekesalan, namun Vanila masuk kedalam rumah. Dea tersenyum miring melihat emosinya yang terlalu berapi-api.
'Apa ini yang disebit benci?'
Minta vote dan komentar nya dong, makasih yah yang udah mau baca.
😊😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Vanila
General FictionVanila (Completed) Part lengkap Nama gadis itu adalah Vanila Yudiana harus menjalani kehidupannya dengan sangat berat. Dia dititipkan oleh Tante dan sepupunya sendiri. Vanila memusuhi kakak sepupunya sendiri, karena ia iri kepada kakak sepupunya itu...