Qonita mengikuti langkah Daniel didepannya. Ia masih berjalan tepat belakang pria itu bahkan setelah sampai ditempat acara akan diadakan.
Mereka sekarang sudah sampai di sebuah gedung hotel. Gedung itu terlihat sangat mewah, yang tentunya hanya berisi kaum kalangan atas.
"Berjalanlah di sampingku, aku bukan pengawalmu!"
Ucap Daniel jengkel.Daniel sangat kesal melihat Qonita yang sedari tadi berjalan dibelakangnya. Lihatlah, sekarang gadis itupun masih tak bergeming ditempatnya. Ia tetap diam, tak bergerak dibelakang Daniel.
Daniel mendesis, menyentak tangan Qonita kuat. Manarik gadis itu agar berjalan disampingnya. Qonita sekuat tenaga melepaskan tangannya yang digenggam erat, menepis kasar tangan pria itu. Tapi pria didepanya ini sama keukehnya dengan Qonita, ia sama sekali tidak melepaskan gadis itu. Malah beralih mencekram pergelangan tangan Qonita kuat.
"Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri!" Ucap Daniel tajam.
Setelah beberapa saat ia juga jengah dengan tingkah Qonita yang selalu membangkangnya. Walau pada akhirnya gadis itu akan menyerah dengan sendirinya karena selalu diancam olehnya.
"Kau pria brengsek!"
Bentak Qonita setelah mereka masuk ke dalam lift."Pujian yang bagus sayang, apa kau ingin melihat seberapa brengsek pria di sampingmu ini?" Daniel menyeringai menyeramkan.
Qonita membuang muka, sama sekali tidak takut dengan apa yang Daniel katakan. Tapi ia tahu jika dirinya harus berhati-hati dengan pria itu.
"Kau sangat cantik malam ini."
Puji Daniel, ia melirik Qonita sekilas yang masih berdiri tak acuh disampingnya."Apa kau..."
Ting...
Ucapan Daniel terhenti karena pintu lift yang kembali terbuka. Daniel berdehem, berjalan lebih dulu dan Qonita tetap mengikutinya dari belakang.
Daniel mendadak berhenti dan itu sontak membuat Qonita yang menunduk menabrak punggung pria itu.
"Angkat kepalamu dan berjalanlah disampingku!"
Qonita masih diam, menatap Daniel malas. Ia sudah sangat muak mengikuti perintah pria itu.
Daniel dengan sekali hentakan berhasil menarik Qonita dan merengkuh pinggangnya. Qonita yang mendapat perlakuan itu langsung menepis tangan Daniel kasar dari pinggangnya.
"Jangan perlakukan aku seperti jalangmu!"
Qonita melangkah pergi meninggalkan Daniel setelah membentak pria itu. Daniel yang masih diam disana mengepalkan tangan. Rahangnya mengetat dan matanya menatap nyalang saat punggung Qonita yang perlahan menghilang. Ia sangat kesal, kesal mendengar ucapan gadis menyebalkan itu.
*****
Qonita duduk dikursi yang disediakan digedung itu. Terlihat banyak pria berjas hitam dan wanita cantik yang menggunakan dress dan gaun yang sama sepertinya. Suasana disana sangat tenang, khas kaum kalangan atas.
Qonita menatap pantulannya dicermin yang ada di sampingnya.
Qonita rasa dirinya saat ini terlihat seperti wanita murahan. Qonita belum pernah memakai pakaian yang digunakannya saat ini. Dan ini untuk pertama kalinya.Mata Qonita bergerak mencari pintu yang tidak terhubung langsung dengan pintu utama. Ia harus bisa keluar dari tempat ini, Qonita harus lari dari pria licik itu.
Baru saja Qonita ingin melangkah, tapi gerakannya terhenti karena seseorang menariknya dari belakang.
"Kau pikir akan mudah pergi dariku begitu saja, hemm?"
Suara itu berbisik sangat dekat di telinga Qonita.

KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA
SpiritualApakah aku bisa kembali? Akankah ada yang bisa mengembalikan semuanya seperti semula? ~Alqonita Fatin~ Serahkan semua padaNya ~.....~