11

163 22 0
                                    

Sepasang suami istri melangkah cepat melewati lorong sekolah. Banyak siswa-siswi menatap heran dengan kehadiran dua orang itu.

Tentu saja mereka merasa heran dengan kedatangan orang tua murid paling cerdas disekolah sekaligus donatur terbesar sekolah mereka.

Apa ada sesuatu hal yang terjadi? Pasalnya sangat jarang orang tua murid datang ke sekolah.

Hanya ada dua alasan untuk itu.
Pertama, membuat keonaran atau yang kedua, pindah sekolah.

Mereka rasa opsi pertama salah. Setahu mereka Qonita tidak pernah membuat masalah, terlebih dia adalah siswi yang tidak tersentuh.

Teman sekelas Qonita pun ikut heran dengan kehadiran orang tua Qonita dan yang lebih membuat dahi mereka berkerut karena sampai saat ini Qonita belum juga datang ke sekolah. Biasanya Qonitalah penunggu manusia pertama di sekolah ini. Tapi sekarang, batang hidungnya saja tak tampak.

Seluruh murid dikejutkan oleh bel yang otomatis akan berbunyi apabila jam sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB.

Mereka semua mulai memasuki kelas masing-masing. Termasuk kelas XII IPA 1 mereka sudah rapi, duduk di kursi masing-masing. Hanya dua kursi yang belum diduduki oleh penghuninya, Qonita dan Zahra.

Mungkin mereka berangkat bersama.

Tapi yang disangkakan mereka salah. Hanya satu dari penghuni kursi itu yang datang agak terlambat.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."
Jawab mereka kompak.

"Lo nggak bareng Qonita Ra?"
Tanya Fauzi.

Zahra yang mendapatkan pertanyaan itu otomatis melirik meja Qonita. Kosong. Ia menggeleng.

"Enggak."

Perasaan khawatir menyelusup tiba-tiba saat Zahra mengetahui sahabatnya itu belum datang. Karena Qonita adalah siswi yang sangat rajin. Zahra melangkah maju, masuk ke dalam kelas meletakkan tasnya.

"Mungkin Qonita lagi di toilet." Gumamnya.

Teman sekelasnya yang mendengar itu hanya menggut-manggut
mengiyakan.

Zahra diam sejenak. Benar, ia akan menyusul Qonita ke toilet.

"Kalau Mr.J datang tolong izinkan aku sebentar ya."
Pesan Zahra pada temannya yang lain. Soalnya di jam pertama mereka akan belajar bahasa inggris.

"Kamu mau kemana?"
Tanya Aldo. Ia juga ikut khawatir melihat raut wajah Zahra yang terlihat gelisah.

"Aku ingin ke toilet mencari Qonita."

Aldo yang mendengar itu mengangguk paham.

Baru saja beberapa langkah keluar dari pintu kelas. Zahra di kejutkan dengan kehadiran wali kelasnya dan sepertinya sepasang suami istri.

"Kebetulan kamu di sini Zahra, tadi ibu ingin memanggilmu."
Bu Halimah mengambil jeda dalam kalimatnya. Ini adalah hal yang sensitif dan harus diprivasikan.

"Ikut ke ruang saya!"

Zahra yang mendengar itu hanya mengangguk, mengikuti langkah mereka dari belakang. Pasangan suami istri itu terlihat saling menguatkan, terlihat sekali dari cara mereka berjalan dan menggenggam tangan sangat erat.

"Apa kamu tahu dimana keberadaan Qonita? Dia tidak ada di rumah saat ini. Orang tua Qonita sangat khawatir."
Terang bu Halimah ketika sampai di ruangannya.

Sejujurnya bu Halimah juga khawatir karena Qonita merupakan anak yang baik dan juga murid kebanggaannya. Tidak mungkin siswi seperti Qonita membuat masalah.

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang